Lagi-lagi Jimin menatap ke arah lapangan basket dengan wajah yang sedikit memerah karna menahan panas. Tentu saja panas jika si manis itu nekat bersembunyi di pojok lapangan yang tak memiliki tempat teduh atau bahkan pohon. Di tambah lagi ia memakai hoodie hitam. Bisa bayangkan panas nya Jimin sekarang di siang yang terik itu?
"Demi melihat Jungkook"gumam Jimin lalu kembali menangkup pipi nya yang terasa panas.
Srek srek srek
Jimin menegang, telinga nya jelas mendengar sesuatu yang aneh tetapi disana hanya ada dirinya. Kepala nya menoleh ke kanan dan kiri mencoba mencari asal suara itu.
Meong~
"Di sini ada kucing?"mata sipit itu sedikit melebar kala menemukan kucing putih yang sedang berguling di atas rumput tak jauh di belakang Jimin.
Meong~
"Meow, kemari. Jimin bukan orang jahat"rayu Jimin yang entah bagaimana berhasil, kucing kecil itu berjalan mendekati nya.
"Anak pintar, dimana pemilik mu?"tanya Jimin setelah berhasil memangku kucing kecil itu.Duk duk duk
"Sedang apa kau disana?"
Jimin mendongak, mata sipit itu kembali melebar saat melihat Jungkook berdiri di depan nya dengan bola basket di apit di tangan kiri nya.
"Ha? Oh ini, kucing. Aku menemukan nya disini"jelas Jimin.
"Bukan milik mu?"
"Bu.. Bukan. Tapi akan aku bawa pulang saja, kasihan"Jungkook menatap Jimin dengan tatapan datar, mata nya meneliti setiap inchi wajah cantik itu, menimbulkan kesalah pahaman pada Jimin yang mengira Jungkook sedang menatap nya curiga.
"Aku.. Aku pergi dulu"pamit Jimin.
"Letakkan lagi kucing nya"
"Huh?"
"Kembalikan lagi kucing nya"
"Tapi kenapa?"tanya Jimin sedih, apa Jungkook tidak suka padanya?
"Kau tidak bisa masuk kelas dengan kucing itu"jawab Jungkook dengan wajah menantang nya.Jimin terlihat bimbang, ia takut jika ia tinggal nanti kucing nya hilang.
"Aku akan menjaga nya untuk mu, jadi tinggalkan saja disini"ucap Jungkook saat tau arti dari ekspresi Jimin.
"Eum, terima kasih, Jungkook"
"Kau tau nama ku?"Jimin terlihat gelagapan, mata nya melihat ke segala arah, menghindari tatapan Jungkook yang terasa sangat tajam dan menusuk.
"Kelas ku akan segera di mulai, dah"
"Cih, bel masuk masih 15 menit lagi. Dia bukan pembohong yang baik, lagipula apa yang dia lakukan disini dengan hoodie hitam itu? Memang tidak panas?"
.
.
.
"Aku pasti sudah gila"gumam Seokjin, baru saja ia memasuki area kantin dan manik matanya sudah melihat pemandangan mengejutkan. Sepasang murid sedang berciuman tanpa rasa malu.
"Hei"Seokjin hampir saja menjerit jika mulutnya tidak di bekap, di depan nya kini berdiri lelaki tampan dengan hidung mancung, mata indah, bibir tipis yang eum menggoda? Ah lupakan!
"Akan aku lepaskan jika kau tidak berteriak, bagaimana?"bisik sang lelaki.
Seokjin mengangguk patuh. Gadis itu bernafas lega kala tangan besar itu melepas bekapan nya.
"Maaf, bukan lancang tapi aku juga sedang melihat dua murid tidak tau diri itu berciuman"ungkap sang lelaki.
"Kenapa tidak di tegur saja?"tanya Seokjin.
"Aku malu sendiri, mereka tidak tau tempat"
"Benar juga"
"Lalu kenapa kau sembunyi di balik pintu kantin juga? Malu juga?"
"Iya. Mereka terlalu tidak tau malu"jawab Seokjin.
"Sudah kubilang, ah tapi aku ada ide"
"Apa?"
"Tunggu ya"Seokjin menatap heran pada punggung lebar itu, melangkah semakin menjauh lalu kembali lagi dengan sebuah ember di tangan nya.
"Untuk apa itu?"tanya Seokjin heran.
"Membuat keributan"
"Kerib-"Duag duag duag~
"Ole ole ole!! Ululululu! Akhirnya istirahat!!"
Seokjin terkejut dengan aksi gila yang dilakukan lelaki itu lalu menatap ke arah sejoli yang kini terlihat panik lalu kabur melalui pintu keluar kantin di belakang sana. Tawa keras Seokjin menghentikan kegiatan memukul ember itu, lelaki itu terpesona dengan tawa keras Seokjin yang malah terlihat cantik baginya itu untuk beberapa saat.
"Hei! Mereka sudah pergi"seru Seokjin bersemangat.
"Oh? Benarkah?"
"Iya, ayo makan siang. Kau kemari juga karna ingin makan siang kan?"
"I.. Iya"Keduanya duduk di salah satu bangku setelah memesan makanan mereka yang sudah mereka bawa di atas nampan.
"Ah, lapar. Selamat makan"ucap Seokjin.
"Selamat makan"
"Ah iya, siapa nama mu?"tanya Seokjin.
"Kim Taehyung. Kau?"
"Kim Seokjin"
"Kelas berapa? Anak baru ya?"tebak lelaki bernama Taehyung itu.
"Aku tingkat akhir asal kau tau, kau yang anak baru kan?"Seokjin menatap Taehyung penuh selidik.
"Huh? Tingkat akhir? Aku kelas 2"
"Ah~ begitu"
"Kalau begitu eum, sunbae"
"Ya?"
"Dimana kelas mu?"
"12A, di lantai 3"
"Ah pantas saja aku tidak pernah melihat. Aku kan di lantai 2"gumam Taehyung lirih.Suasana menjadi tenang karna keduanya makan dalam diam. Kantin juga masih terlihat sepi karna nyata nya baik Taehyung atau Seokjin datang 10 menit lebih awal dari jadwal istirahat.
"Aku sudah selesai, sudah dulu ya. Sampai jumpa, Kim Taehyung"pamit Seokjin lalu pergi meninggalkan kantin begitu saja.
"Dasar bodoh, sebenarnya orang macam apa kau ini, Kim Taehyung. Kenapa banyak orang yang tidak kau kenal? Perempuan tadi sunbae mu, ah bodoh. Kemarin Jimin sekarang Seokjin sunbae. Memang nya kau hidup dimana selama ini? Gua?"rutuk Taehyung pada dirinya sendiri saat menyadari kelemahan nya dalam mengenali orang.
.
.
.
"Hai, Neko~"sapa Jimin.Jungkook mengerutkan dahi nya saat mendengar Jimin memanggil kucing di pangkuan nya dengan sebuah nama.
"Ah, aku memberi nya nama"jelas Jimin sebelum Jungkook sempat bertanya.
"Neko?"
"Iya, artinya milik ku tapi di bahasa Jepang artinya kucing"jawab Jimin.Jungkook mengangguk mengerti.
"Terima kasih sudah menjaga Neko ya, aku pulang dulu"pamit Jimin lalu berlari kecil setelah berhasil menggendong kucing kecil itu.
"Ya, sama-sama. Menyebalkan, bicara saja tidak menatap ku"omel Jungkook lalu bergegas pulang karna sejujurnya ia sudah bisa pulang setelah latihan nya selesai tapi karna sifat sok baik yang dia punya maka ia dengan bodohnya menawari menjaga kucing tak berpemilik pada gadis tadi.
"Memang apa yang aku harapkan dari dia? Ah siapa namanya kemarin? Ji.. Ji eum"
"Jimin"
"Nah iya it- Ya! Apa yang kau lakukan disini?"tanya Jungkook saat tiba-tiba saja Taehyung sudah berjalan di sebelahnya.
"Aku sudah memanggil mu beberapa kali ngomong-ngomong. Dan kau memikirkan nama gadis mungil tadi kan? Nama nya Jimin"
"Aku tidak ingat"
"Syukurlah jika ada yang lebih buruk dari ku. Kau pasti juga tak tau dengan sunbae cantik kita kan?"tanya Taehyung dengan wajah meremehkan nya.
"Sunbae cantik? Tidak tertarik"balas Jungkook tak peduli.
"Tapi dia benar-benar cantik, matanya indah, bibirnya penuh, pipi nya bulat menggemaskan. Cantik sekali"puji Taehyung sembari tersenyum lebar kala membayangkan bagaimana cantik nya sunbae yang makan siang bersama nya tadi.
"Kau tidak sedang membicarakan Jimin itu kan?"tanya Jungkook curiga.
"Bukan! Kan sudah ku bilang sunbae, Jungkook! Sunbae"
"Ck, tidak tau"
"Hahh, kau ini"Keduanya terdiam lama hingga setelah sampai di asrama dan berdiri di depan pintu kamar masing-masing yang mana bersebelahan, Taehyung berseru heboh.
"Ya, Jeon Jungkook!"seru Taehyung.
"Ish, berisik sekali. Aku ada di samping mu, bodoh"
"Kau tadi bertanya padaku apa aku sedang membicarakan Jimin atau sunbae kan?"tanya Taehyung dengan mata berbinar.
"Ya. Lalu?"
"Secara tidak langsung kau mengatakan dia cantik kan? Karna tadi aku bilang matanya indah, bibir nya penuh, pipi nya bulat. Cantik sek-"Brakk
Taehyung terdiam sebentar saat tiba-tiba Jungkook masuk ke dalam kamarnya sendiri tanpa menghiraukan Taehyung.
"Jeon Jungkook sialan!"seru Taehyung kesal.
"Kau yang sialan"balas Jungkook lirih sekali.Kaki nya melangkah memasuki kamarnya, merebahkan tubuh nya di atas ranjang lalu menatap langit-langit kamar nya.
"Lagipula ciri-ciri nya memang sama. Mata yang indah, bibir yang penuh, pipi yang bul- Ya Tuhan, Jeon Jungkook, kau pasti sudah gila"
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Cupid - Kookmin 💜
Fiksi PenggemarJimin si gadis mungil yang diam-diam memuja salah seorang teman sekolah nya yang terkenal sangat dingin, Jeon Jungkook. Pemuda Jeon itu jarang berbicara dan Jimin yang pemalu pun membuat semua terasa semakin sulit. Hingga pada suatu hari Jimin menda...