4

2.4K 224 3
                                    

Jimin terlihat bimbang, tangan nya ia masukkan ke dalam sweater nya sejak tadi. Seperti sedang menyembunyikan sesuatu atau memikirkan sesuatu.

"Jangan melamun, cantik. Kau mau jatuh?"
"Eoh? Seokie eonnie!"seru Jimin.
"Kenapa? Senang sekali melihat ku"goda Hoseok jahil.
"Rindu tau! Sudah beberapa hari ini tidak melihat eonnie"
"Sibuk untuk ujian, Ji. Pusing sekali"
"Ah iya, mau ujian"
"Eonnie dengar dari Jin kau pulang ya?"tanya Hoseok.

Jimin mengangguk semangat, kedua nya memilih duduk di bangku dekat lapangan basket.

"Senang ya oppa-oppa nya pulang"canda Hoseok.
"Iya, senang sekali. Sudah 1 bulan tidak bertemu"
"Anak manis"ucap Hoseok sembari mengusap kepala Jimin sayang.

Hoseok mengenal Jimin lewat Jin, kebetulan mereka bertiga tinggal di asrama dengan kamar yang bersebelahan. Ketiga nya cepat akrab lalu semakin lama semakin dekat. Jin dan Hoseok terlihat sangat menyayangi Jimin karna keduanya sama-sama tak memiliki adik, terlebih Jimin ini sangat menggemaskan dan mudah sekali di goda jadi ya bisa dikatakan jika Jimin adalah target kejahilan mereka.

"Lalu apa eonnie tidur di kamar Jimin dan Jin eonnie?"tanya Jimin.
"Tidak, dia juga pulang"jawab Hoseok.
"Oh? Memang di rumah ada orang?"
"Jika ada orang, Jin malah tidak mungkin pulang. Malas mendengar perdebatan tak berujung dari ayah dan ibu nya"
"Benar juga. Kasihan Jinnie eonnie"
"Tidak perlu"sela Hoseok.
"Kenapa?"
"Akhir-akhir ini dia sedang di sibukkan dengan adik kelas"
"Adik kelas?"
"Iya, seangkatan dengan mu. Seperti anak ayam dan induk nya, kemana-mana berdua"
"Siapa?"
"Sebentar, eumm namanya eumm Taejun? Taekyung? Tae-"
"Taehyung?"
"Ah itu, aku lupa"
"Kim Taehyung? Mengikuti Jinnie eonnie? Lalu dengan siapa Jungkook bermain?"
"Jungkook? Siapa lagi itu?"selidik Hoseok.
"Ouh? Teman Taehyung"
"Kau mengkhawatirkan Jungkook tidak punya teman?"goda Hoseok.
"Ti... Tidak"
"Kau gagap, Min Jimin. Lagipula tadi eonnie lihat kau seperti sedang bimbang. Ada apa? Apa ada hubungannya dengan Jungkook itu?"
"Oh!! Itu Jinnie eonnie dan Taehyung!"

Hoseok menoleh ke arah yang Jimin tunjuk lalu tertawa saat melihat teman baik nya tengah berlari kecil menghindari lelaki tinggi yang tengah memanggil-manggil nama nya. Jimin bernafas lega saat perhatian Hoseok teralihkan dengan mudah nya. Sepertinya Jimin belum siap menceritakan kisah nya.

"Selamat datang, cerita cinta Kim Seokjin"gumam Hoseok.
.
.
.
"Kau mau apa lagi ya ampun"

Seokjin sudah meremat ujung sweater nya dengan gemas, pasalnya sejak pagi tadi Taehyung sudah mengekori nya kemanapun, mereka terpisah hanya saat ada jam pelajaran dan saat istirahat Taehyung sudah berdiri di depan pintu kelas Seokjin lagi.

"Jin-ah"
"Panggil aku noona!"
"Tidak. Kau pasti akan menjadi noona selamanya jika begitu"
"Memang nya mau jadi apa lagi?! Hyung?"
"Istri ku saja"

Seokjin menghentikan langkah nya, melirik pada Taehyung yang ada di samping nya lalu mendengus.

"Tau apa kau soal pernikahan? Jangan main-main, itu mengerikan"ucap Seokjin sebelum memasuki kelas nya lagi.
"Justru karna aku tau semenyeramkan apa pernikahan itu"gumam Taehyung lalu berbalik menuju kelas nya setelah melambai pada Seokjin yang sudah duduk di bangku nya bersama Hoseok.

"Ya! Diikuti pangeran tampan lagi ya?"goda Hoseok.
"Pangeran tampan apa nya, dia itu menyebalkan"gerutu Seokjin.
"Tapi dia cukup terkenal di angkatan nya, dan dia juga tampan menurut ku"
"Kau suka?"
"Kenapa? Kau cemburu?"
"Ck, malas bicara dengan mu"omel Seokjin lalu menelungkupkan setengah badan nya di atas meja. Merajuk.
"Hei, Jimin besok sudah kembali ke asrama"bisik Hoseok.

Secepat kilat Seokjin kembali terduduk, menatap teman baik nya dengan senyum lebar dan mata yang berbinar-binar. Sangat berbeda dengan Seokjin beberapa detik lalu.

"Jadi aku akan kembali ke asrama juga besok!"seru Seokjin.
"Ya, dan kalian bisa bersama lagi. Terus saja begitu, meninggalkan aku bersama-sama, pulang ke asrama bersama-sama. Aku akan pulang ke Gwangju tanpa kalian saat liburan nanti, lihat saja!"

Seokjin tertawa, ia peluk sahabat nya lalu mengguncang badan keduanya dengan gemas.

"Aku menyayangi Seokie. Sayang sekali"ucap Seokjin riang.
"Cih, nyata nya aku juga sayang kau"
.
.
.
"Di coba saja sekali kalau gagal ya sudah"gumam Jimin sendiri an.

Kaki nya melangkah mendekat pada seorang namja yang tengah sibuk mencari buku di rak perpustakaan paling ujung.

Kau bisa, Jimin. Hanya tinggal kau tiup saja dan semua selesai. Ayo! - PJM.

"Sedang apa kau disitu?"

Jimin nyaris terjungkal kala sosok di samping nya itu menghadap padanya dengan tatapan tajam penuh selidik.

"Oh?"
"Ku tanya, sedang apa kau disitu?"
"Aaa, mencari buku, iya, buku"
"Buku apa?"
"Tidak tau"jawab Jimin dengan polos nya.
"Bagaimana bisa tidak tau? Kau yang cari kan?"
"Issh, aku kan sudah bilang tidak tau, Jeon Jungkook. Ini baru mencari yang aku suka"jawab Jimin dengan wajah kesal nya.

Apa-apaan wajah itu - JJK.

"Aku cari disana saja, dah"

Jungkook diam saja, namun ia merasakan tiupan halus di belakang tubuh nya sebelum Jimin itu pergi.

"Hei"
"Apalagi?"tanya Jimin kesal, dia sudah meniup serbuk pemberian cupid nya namun sepertinya tak berhasil jadi dia berniat pergi.
"Pulang dengan siapa?"tanya Jungkook dengan suara yang lebih halus.
"Huh? D... Di jemput"
"Ku antar saja"
"Ha?!"
"Ku antar saja, Park Jimin. Ya? Ku tunggu di depan gerbang nanti"

Jimin masih mematung di perpustakaan yang mulai sepi itu masih dengan wajah tak percaya nya.

"Apa baru saja Jungkook mengajak ku pulang bersama? Jeon Jungkook? Waaaah, serbuk nya berhasil! Terima kasih, cupid"gumam Jimin dengan suara yang mati-matian ia redam agar tak terdengar siapapun.

Flashback on

"Ada apa dengan wajah jelek mu itu?"

Jimin semakin memanyunkan bibir nya kala si makhluk kecil itu mengolok nya.

"Kenapa? Lelaki yang kau suka tak suka padamu? Atau kau di tolak? Yang mana yang benar?"
"Aku suka dia tapi dia tidak peduli sekitar jadi tidak tau"
"Kalau begitu bilang"sahut si cupid.
"Takut, aku malu"
"Ck, lemah"
"Ish, kau diam saja kalau tidak tau! Lusa aku kembali ke asrama kau akan ku tinggal disini bersama Neko"

Cupid menatap Jimin tak percaya, omelan si gadis memang menggelikan tapi ancaman untuk nya sangat menakutkan. Membayangkan dirinya bersama si raksasa berbulu itu saja sudah mengerikan. Bagaimana jika ia di makan oleh monster bulu itu?!!

"Jangan!! Bawa aku!! Aku akan membantu mu"

Jimin terlihat sedikit tertarik lalu menatap cupid dengan tatapan penuh tanya.

"Akan ku buat dia menyukai mu"
"Bagaimana caranya?"tanya Jimin.
"Ini untuk mu, serbuk cinta. Aku tidak bisa memanah nya karna sedang terluka tapi aku punya serbuk sebagai ganti nya. Kau tiup saja hingga mengenai nya lalu dia akan berubah sikap, mulai menyukai mu"terang si cupid sembari memunculkan kantong sebesar tangan Jimin menggunakan sihir nya.
"Benarkah?!"
"Iya. Tapi ingat, itu hanya sementara. Efeknya hanya akan bertahan selama 3 hari saja"
"3 hari ya? Eum, baiklah. Terima kasih, cupid"
"Kau harus membawa ku ke asrama mu"tuntut cupid.
"Iya, aku akan membawa mu. Jika perlu akan ku bawa kau kemanapun aku pergi"
"Tidak perlu, itu merepotkan"

Jimin menatap pada kantong serbuk di tangan nya dengan tatapan penuh harap.

Flashback end

"Terima kasih, cupid. Ini berhasil"gumam Jimin sebelum melangkah kembali ke kelas nya.




TBC

Cupid - Kookmin 💜Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang