14

1.8K 189 13
                                    

"Jimin"

Gadis Min yang awal nya hendak membereskan buku-bukunya itu pun mendongak, mendapati Jungkook yang ada di dalam kelas nya, berdiri di depan meja nya. Beberapa hari ini Jimin memang tidak lagi menemui atau menonton latihan anak basket, merasa bersalah jika melihat Jungkook. Tapi ternyata yang di hindari malah datang sendiri menghampiri.

"Ada apa, Jungkook?"tanya Jimin, suara nya ia buat setenang mungkin.
"Aku ingin bicara"
"Dengan ku?"
"Iya"
"Bicara saja"
"Tidak disini"
"Kenapa? Kelas sudah sepi, tak apa"

Jungkook berdehem sebelum kembali menatap Jimin dengan tatapan yang tak bisa Jimin baca.

"Kau. Apa yang sudah kau lakukan padaku?"

Deg

Deg

Deg

"A.. Aku"
"Aku merasa sangat aneh. Seperti banyak yang aku lewatkan tapi aku tak tau apa itu, aku tak ingat"
"Jungkook, aku-"
"Jimin, aku ingat terakhir kita bertemu. Di dekat halte bis. Kau menangis. Hari itu aku tau ada yang aneh, semua janggal dan ini sepertinya memberi ku sedikit jawaban"ujar Jungkook sembari menggenggam pergelangan tangan kanan Jimin lalu mengangkat nya. Kedua nya mengenakan gelang yang sama di tangan yang sama pula.
"Jimin, kita menggunakan gelang yang sama. Aku bahkan tidak tau jika aku punya gelang semacam ini"lanjut Jungkook, menyudutkan.
"Maafkan aku"lirih Jimin akhirnya.
"Apa yang harus aku maafkan? Kau berbuat apa? Heum? Jelaskan"desak Jungkook.
"Ini salah ku, Jungkook"
"Huh?"

Perlahan Jimin melepaskan genggaman Jungkook lalu mengambil tempat pensil yang masih ada di atas meja nya.

"Cupid, keluar lah"bisik Jimin.

Jungkook hampir saja berteriak kala melihat sosok mungil yang ia pahami hanya ada di sebuah film kini berdiri di hadapan nya. Menatap nya. Dengan wajah marah.

"Sebentar, biar ku tiup ini supaya dia dengar omelan ku!"seru cupid lalu meniupkan serbuk nya ke arah Jungkook.
"Hei, dengar aku?"
"Astaga!"seru Jungkook.
"Berhenti bereaksi berlebihan! Aku mau marah padamu! Kau memarahi Jimin seenak mu! Tidak tau perjuangan nya? Dia berperang dengan diri nya sendiri setiap melakukan nya asal kau tau. Dia takut mendekati mu yang tidak peka lalu aku membantu nya. Kau tidak ingat? Mau ingat? Ku bantu"

Jungkook menatap pada Jimin dengan tatapan tak percaya.

"Kau tak hanya sekali membuat ku lupa, Jimin? Begitu?"

Jimin tak berani menjawab, ia hanya mengangguk lalu menangis lirih.

"Kau mengerikan"gumam Jungkook sebelum berlari keluar dari kelas sepi Jimin, meninggalkan Jimin yang sekarang tergugu menyesali perbuatannya yang ia lakukan secara sadar.
"Hiks aku tau ini salah, aku tau aku akan menyesal hiks hiks tapi, tapi tidak tau jika hiks secepat ini hiks"racau Jimin dalam tangis nya.

Cupid menatap iba pada gadis malang di hadapan nya itu. Perjuangan Jimin memang terkesan tak ternilai jika Jungkook melihat dari sisi nya, tapi siapapun yang melihat dari sisi Jimin akan merasakan sedih yang gadis itu rasa.

Sekian lama menahan perasaan. Menekan hati kala melihat sang pujaan bersama teman perempuan yang Jimin tau juga sedang mencoba mendekati Jungkook.

"Sudah, tidak usah menangis. Malam nanti dia akan bermimpi buruk. Sekarang kemasi barang mu, kau akan pulang malam nanti kan? Jangan biarkan kakak-kakak mu melihat mata sembab mu, ayah dan ibu mu juga tidak ingin di sambut dengan wajah jelek mu"

Jimin menghentikan tangis nya susah payah, menata semua buku nya sambil sesekali masih menghapus air mata nya.

"Aku mau pulang, aku mau mama"gumam Jimin sedih.
"Ya, kau akan dapatkan mama mu malam nanti"balas cupid.
.
.
.
Jeritan bahagia terdengar nyaring dari rumah keluarga Min. Sang nyonya besar tengah bahagia kala anak gadis nya pulang lalu berlari masuk ke dalam pelukan beliau. Tangis haru pun tak terhindarkan.

"Jimin rindu mama"rengek Jimin di sela tangis nya.
"Mama juga, sayang. Mama juga rindu sekali pada Jimin"balas nyonya Min.
"Jangan jauh-jauh lagi ya, mama. Jimin tidak mau"
"Iya. Mama akan di rumah mulai sekarang. Jimin tidak perlu lagi tinggal di asrama karna mama sudah pulang. Mama akan menemani Jimin setiap hari"

Dan tangis si bungsu semakin keras kala tau jika ibu nya tidak akan pergi jauh lagi.

"Papa?"tanya Jimin setelah selesai dengan tangis nya.
"Sudah ingat pada papa?"sindir tuan Min yang ternyata berdiri di belakang istri nya sejak tadi.
"Jimin juga rindu papa, tidak bohong"ujar Jimin sembari masuk ke dalam pelukan sang ayah.
"Anak nakal ini, sejak kapan menjadi sangat cantik. Heum?"
"Sejak kecil, papa"jawab Jimin kesal.

Namjoon dan Yoongi hanya diam menyaksikan reuni kedua orang tua nya dengan si bungsu yang hampir satu tahun tak saling bertatap wajah karna terpisah jarak itu. Kasihan melihat si bungsu namun bahagia juga karna akhirnya sang ibu akan kembali menetap di rumah.

"Malam ini Jimin boleh tidur dengan mama?"tanya Jimin.
"Boleh, sayang. Boleh sekali"jawab nyonya Min sembari menggiring bungsu nya masuk ke dalam ruang keluarga.
"Benar dugaan ku"gumam Yoongi.
"Dugaan apa?"tanya tuan Min dan Namjoon bersamaan.
"Kita tidak terlihat jika Jimin sudah bersama mama"

Ketiga pria disana terdiam, merenungi ucapan Yoongi yang memang ada benar nya.
.
.
.
Kau ini menggemaskan sekali

Lalu kenapa kau terlihat sangat tegang? Ini hanya aku, bukan guru

Kalau begitu ayo, pegang tangan ku. Aku tidak mau kau hilang

Biasakan, tidak lucu jika kau selalu gugup saat bersama ku

Jangan berteriak. Ini hanya Jungkook

Menangis? Kenapa? Sesuatu terjadi? Kau sakit?

Nado saranghae~

Jimin, kau ini sejak lahir sudah menggemaskan ya?

Aku saja lah yang ajak. Lusa pergi dengan ku seharian, bagaimana? Kita keliling kota

Jimin, aku ini mau mengenyangkan mu bukan mau memperistri mu

Kau bilang belum sarapan, cepat makan roti ini. Nanti kita makan setelah sampai di taman kota

Kookie?

Aku tidak akan lupa

Kalau begitu tidur lah, aku akan membangunkan mu nanti

Kenapa? Kita jalan bersama saja, ini sudah sore tidak ada banyak orang

"Kook!! Jungkook!! Bangun! Hei!"

Jungkook membuka mata nya, mengais udara sebisa mungkin dan mendapati Taehyung tengah duduk di sisi ranjang nya.

"Mimpi buruk? Ku bangunkan berulang kali sejak tadi. Kenapa? Kau ada masalah?"tanya Taehyung sembari mengulurkan segelas air putih. Kebetulan ia kembali tidur di kamar teman baik nya itu.

Jungkook masih mencoba mengatur nafas nya, baju nya basah karna keringat. Wajah nya terlihat kosong, tidak percaya dengan apa yang ia mimpikan baru saja.

Wajah bahagia ku, senyum lebar, tawa keras. Apa Jimin benar-benar membuat ku terlihat seperti itu selama ini? - JJK.

"Tae"panggil Jungkook.
"Hm?"
"Jimin itu, gadis seperti apa?"







TBC

Ada yang nungguin ngga? 
Btw, kalian jaga kesehatan selalu ya
Di rumah aja kalau ngga ada kepentingan
Jangan lupa jaga pola makan, rajin cuci tangan juga
Semoga virus ini cepat hilang dan semuanya sembuh
Aamiin

Oh iya, ada yg mau mutualan di line sama kakao? Yuk yuk yuk, sama akuuu 😍😍😍

Cupid - Kookmin 💜Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang