19

1.9K 174 4
                                    

"Wuahh!!! Gila! Ini gila!!"

Plak

"Bicara yang benar. Tidak perlu berteriak"

Taehyung meringis, mengusap lengan atas sebelah kanan nya yang terasa panas karna mendapat pukulan cinta dari sang kekasih.

Ya, memang siapa yang tidak memukul jika Taehyung berteriak di kantin universitas Seokjin saat suasana ramai. Sudah pasti jadi pusat perhatian dan sudah pasti Seokjin yang malu. Taehyung baru akan menjadi mahasiswa sedangkan Seokjin sudah menjadi mahasiswa. Siapa yang malu?

"Maaf, sayang. Sakit"

Seokjin menatap Taehyung gemas namun tangan nya tetap terangkat mengusap lengan bekas pukulan nya. Memang memerah.

"Ada apa sih?"tanya Seokjin mulai penasaran.
"Ah iya. Jimin dan Jungkook"
"Mereka kenapa?"
"Bertemu"
"Serius?! Di Jepang?! Jodoh itu, Tae. Jepang kan bukan tempat yang kecil"

Kali ini Taehyung yang menatap kekasih nya dengan tatapan jengah nya. Mau balas memukul juga tidak tega.

"Hehehe, malu ya? Maaf. Aku kan kaget dan terlalu bahagia. Akhir penantian"cengir Seokjin.
"Dan aku tidak boleh kaget?"
"Ih kan sudah minta maaf"
"Cium dulu"
"Tidak mau, enak saja"
"Yasudah tidak ada cerita"

Seokjin bimbang, malu tapi kepalang penasaran. Jadi setelah mengumpulkan keberanian dan mengecek sekitar ia nekat mencium pipi kiri Taehyung secara kilat lalu menunduk. Untung tidak ada yang li-

"Astaga, Seokjin. Apa yang kau lakukan? Malu ih"

Hoseok datang dengan suara yang ia tahan, sebenarnya ingin berteriak tapi sadar resiko. Wajah Seokjin kini jadi semerah tomat.

Taehyung? Diamkan saja, masih tenggelam dalam keterkejutan karna serangan mendadak dari Seokjin yang awalnya hanya ingin ia goda saja.

"Heh! Bicara!"omel Hoseok sembari menyenggol lengan Taehyung.
"Ha? Oh iya"

Taehyung sempat melirik Seokjin yang wajah nya sudah memerah sempurna saat ia hendak menggoda, si cantik sudah lebih dulu memeluk lengan nya lalu bersembunyi di sana.

"Hehehe, pacar ku cantik sekali"seloroh Taehyung.
"Taehyung, cepat. Ada apa? Seokjin tidak mungkin mencium mu secara cuma-cuma kan?"
"Noona tidak tau saja"balas Taehyung.
"Ish, malu~"rajuk Seokjin yang masih betah bersembunyi wajah di lengan Taehyung.

Taehyung terkekeh lalu berdeham, siap bercerita.

"Jungkook dan Jimin bertemu, tidak sengaja"kata Taehyung.
"Sungguh? Jepang itu besar dan mereka bertemu dengan mudah nya? Tanpa sengaja? Wah, hebat sekali"celoteh Hoseok.
"Ada lagi"tambah Taehyung.
"Apa?"tanya Seokjin dan Hoseok bersamaan.

Hening sebentar karna Taehyung mencoba menggoda dua perempuan cantik di dekat nya itu.

"Rumah Jimin berada tepat di sebelah kanan rumah bibi Jungkook"
"Ya Tuhan"Seokjin dan Hoseok berseru bersamaan.
.
.
.
Suasana di antara kedua nya masih hening, canggung. Jimin tenggelam dalam keterkejutan nya saat mendapati Jungkook ada di hadapan nya sementara Jungkook bingung dengan apa yang harus ia ucapkan di awal pertama bertemu lagi setelah sekian lama.

"Hai"sapa Jungkook akhirnya.

Bodoh - JJK.

"Hai, Jungkook"
"Apa kabar, Ji?"
"Aku? Baik. Kau apa kabar?"tanya Jimin balik.

Sekedar informasi, mereka masih berdiri saling berhadapan di depan bangku yang Jimin duduki seperti tadi sebelum si bibi meninggalkan kedua nya.

"Tidak terlalu baik"jawab Jungkook.
"Ah, oh, ke.. Kenapa?"
"Aku, eum aku datang kemari untuk menagih janji mu. Iya, janji"

Bodoh sekali - JJK.

"Janji? Huh? Kau kemari hanya untuk menagih janji? Jangan bercanda, Jungkook"ujar Jimin di selingi tawa canggung nya.
"Aku memang mencari mu, tapi aku juga sedang mencari referensi universitas yang bagus"terang Jungkook.
"Kau mau kuliah di Jepang juga?"

Jimin yang sedari tadi menunduk karna tatapan intens dari Jungkook pun seketika mendongak kala mendengar gumaman lelaki di depan nya itu sebagai kata ganti "ya"

"Bagaimana bisa?"gumam Jimin lirih.
"Kebetulan"

Hening.

"Sayang? Bicara dengan siapa?"tanya Namjoon yang dengan cepat meraih tubuh kecil adik nya untuk ia sembunyikan di belakang tubuh nya.
"Teman"jawab Jimin.

Siapa ini? Teman? Dia bilang sayang tadi. Kekasih?!! - JJK.

"Teman apa?"tanya Namjoon pada Jungkook.
"Teman sekolah"
"Kenalkan ini Namjoon, kakak ku. Oppa, ini Jungkook, teman Jimin. Sahabat Taehyung"

Pandangan tajam menyelidik Namjoon layangkan pada Jungkook yang kini tengah berdiri canggung di depan nya.

"Sudah, kalian bisa ngobrol lain kali. Kau tidak pulang? Sudah sore"tanya Namjoon pada Jungkook.
"Ya, pulang. Sampai nanti"pamit Jungkook yang segera pergi karna terlalu gugup mendapat tatapan intimidasi dari kakak Jimin.

Tidak yang itu, tidak yang ini. Kakak Jimin semuanya menyeramkan - JJK.

Saat sibuk mengumpati dirinya sendiri di dalam bus karna lupa menanyakan dimana rumah Jimin dan universitas pilihan Jimin, Jungkook di sadarkan oleh tepukan di pundak sebelah kanan nya. Ada Namjoon disana.

"Kau naik bis ini juga?"tanya Namjoon.
"I... Iya, kakak Jimin"
"Panggil hyung saja, kau teman Jimin kan?"
"Iya, hyung. Terima kasih"

Sedikit melirik ke sebelah kanan lagi, Jungkook mendapati Jimin tengah memilin sweater kuning nya dengan wajah gelisah.

Apa aku membuat nya tidak nyaman? - JJK.

"Kami turun dulu ya"pamit Namjoon sembari menepuk pundak Jungkook lagi.
"Aku juga turun disini, hyung"
"Oh? Benarkah? Dimana rumah mu?"
"Dekat sini"

Kedua lelaki itu berbincang santai seolah sudah pernah kenal sebelumnya, melupakan fakta bahwa Jimin kini tengah gelisah karna kemunculan Jungkook yang sangat tiba-tiba setelah hampir satu tahun tak saling bertemu dan berkomunikasi.

"Ini rumah bibi ku, hyung"tunjuk Jungkook.
"Ha? Kau keponakan bibi Lee? Rumah kami itu"Namjoon menunjuk rumah di sebelah kanan.
"Tunggu, jadi si cantik yang bibi maksud itu Jimin?"tanya Jungkook bersemangat.
"Iya, bibi Lee memanggil Jimin kami dengan sebutan si cantik"jawab Namjoon.

Jungkook terlihat sedikit murung kala Jimin sama sekali tidak mencoba ikut dalam pembicaraan sejak tadi. Bahkan Namjoon yang sering mewakili gadis itu untuk menjawab.

"Aku masuk dulu, hyung, Jimin"

Kakak beradik itu mengangguk lalu berjalan memasuki rumah di sebelah kanan rumah bibi Jungkook.

"Jimin kenapa tidak mau bicara dengan Jungkook? Katanya kalian teman?"tanya Namjoon setelah keduanya memasuki rumah.

Rumah mereka sepi, si nyonya rumah menyusul suami nya pagi tadi dan si sulung masih harus bekerja.

"Hanya, eumm canggung karna sudah lama tidak bertemu"jawab Jimin.
"Adik ku bukan seorang pembohong, ayo jelaskan"
"Oppa, anu Jimin"
"Tidak apa, sayang. Bicara pada oppa"

Jimin menatap kakak nya dengan tatapan ragu.

"Percaya pada oppa kan?"
"Iya. Yasudah, Jimin mau cerita tapi jangan di potong ya?"
"Tentu saja, tuan putri"
.
.
.
"Jimin! Disini!"

Kaki pendek itu berlari menuju gadis cantik berambut pendek yang tengah melambai heboh pada Jimin.

"Yui, maaf. Aku terlambat?"
"Tidak, aku juga baru sampai. Ayo, kita lihat-lihat. Kakak ku sudah memberi ijin tadi"

Jadi hari ini Jimin dan Yui berniat melihat salah satu universitas dekat rumah Jimin.

"Aku mau lihat fakultas seni-"
"Jimin"

Jimin berbalik lalu payung lipat di tangan nya terjatuh begitu tau siapa yang memanggil nya.

"Kita bertemu lagi, Jimin"
"Jungkook"bisik Jimin lirih.


















TBC

Cupid - Kookmin 💜Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang