Yui sudah menghilang, ikut bersama teman-teman yang lain untuk mengunjungi fakultas lain nya meninggalkan Jimin yang duduk di bangku taman universitas bersama Jungkook. Hening sekali seperti tidak akan ada percakapan selama apapun mereka duduk disana.
"Jimin"panggil Jungkook setelah memberanikan diri.
"Ya?"
"Aku ingin minta maaf"Jimin bergerak, duduk miring untuk menghadap pada lelaki tampan di sebelah kiri nya.
"Sudah, Jungkook. Lagipula yang salah aku, jadi kita impas ya?"
"Aku merasa ada yang mengganjal disini"ujar Jungkook sembari mengusap dada nya.
"Aku sudah memaafkan mu, kau sudah memaafkan ku belum?"
"Sudah! Sudah, Jimin"jawab Jungkook tanpa berpikir.
"Terima kasih ya"Jungkook mengangguk kaku saat gadis di hadapan nya itu akhirnya tersenyum untuk pertama kali nya setelah beberapa hari mereka berjumpa.
"Kau berniat berkuliah di Jepang?"tanya Jungkook.
"Tidak tau juga, sedang bingung saja"
"Kalau tidak ada yang cocok?"
"Aku lihat ke Canada atau Korea lagi"
"Korea saj....ja"bisik Jungkook.
"Hm? Kau bilang apa?"tanya Jimin.
"Ada alasan kenapa aku kemari selain melihat beberapa universitas seperti yang kau lakukan sekarang"
"Apa?"
"Menagih janji mu waktu itu"Jimin tersenyum, ia tatap langit yang terlihat biru hari ini. Cerah sekali.
"Aku menyukai mu sejak lama, Jungkook. Tapi aku terlalu takut untuk mendekat karna aku merasa aku tidak memiliki sesuatu yang bisa ku banggakan seperti gadis-gadis yang mendekati mu selama ini. Aku tidak pernah terlihat di mata mu sekeras apapun aku mencoba. Aku selalu menonton semua pertandingan mu, aku selalu menonton latihan mu, dan aku selalu menjadi orang terakhir yang pulang. Tapi tetap tak terlihat kan? Teman satu tim mu yang sadar. Semuanya terasa sulit untuk ku. Kurasa akan lebih mudah jika orang yang ku sukai bukan kau. Lalu cupid datang, dengan baik hati nya dia menawari ku serbuk itu. Mungkin aku terlalu menyedihkan di matanya, aku menerima nya dan tidak mau berhenti setelah merasakan bagaimana menjadi seorang yang dekat dan berharga untuk mu. Maaf ya, Jungkook. Caraku memang salah, tapi suka dan sayang ku tidak pernah salah dan palsu"
Tertegun. Jungkook bisa melihat air mata yang terus Jimin hapus secepat kilat setiap air itu jatuh di pipi nya.
"Jimin"
"Jungkook, aku cerita ini bukan untuk membebani mu. Aku hanya ingin jujur sekaligus membayar hutang ku"
"Aku tau kau saat di jemput kakak mu malam itu"ujar Jungkook.
"Di jemput?"
"Ya, aku tidak tau apa namanya tapi aku belum pernah tertarik dengan kehidupan seseorang sebelum nya. Aku ingin mengenal mu saat itu"terang Jungkook.
"Tap-"
"Jadi mungkin jika kau tidak bertemu cupid, aku lah yang lebih dulu mendekati mu meskipun membutuhkan beberapa waktu. Iya kan? Jadi jangan pernah merasa bersalah lagi"Jimin mengangguk.
"Eum jika aku meminta mu untuk pulang bersama ku, apa kau mau?"tanya Jungkook.
"Pulang?"
"Iya. Kembali ke tempat dimana kau seharusnya berada, ijinkan aku mengganti waktu yang pernah aku buang sia-sia dan memilih menjadi pengecut. Beri aku kesempatan dekat dengan mu"
"Ini maksud nya-"
"Jimin, aku juga menyukai mu tapi aku masih butuh waktu untuk dekat dengan mu. Beri aku waktu, kali ini biarkan aku yang memulai. Aku tau kita masih anak kecil tapi mau kembali bersama ku?"Tidak tau harus menjawab apa tapi Jimin merasa jantung nya berdebar, perut nya di penuhi kupu-kupu dan hati nya terasa berbunga-bunga. Senyum perlahan terulas di bibir tebal nya di ikuti anggukan patah-patah.
"Sungguh?!!! Kau mau pulang bersama ku?"seru Jungkook heboh.
"Kalau kau tidak keberatan"
"Tidak, tidak sama sekali. Aku akan sewa apartemen di dekat rumah mu, aku akan mengantar jemput mu setiap hari, kita aka-"Bibir Jungkook di bekap paksa oleh Jimin yang kini wajah nya terlihat sangat merah.
"Su... Sudah, jangan di lanjutkan. Malu"

KAMU SEDANG MEMBACA
Cupid - Kookmin 💜
FanfictionJimin si gadis mungil yang diam-diam memuja salah seorang teman sekolah nya yang terkenal sangat dingin, Jeon Jungkook. Pemuda Jeon itu jarang berbicara dan Jimin yang pemalu pun membuat semua terasa semakin sulit. Hingga pada suatu hari Jimin menda...