"Semalam aku panik saat tidak melihat Jimin di kamar kami. Di ruang baju, ruang tamu, kamar mandi. Semua nya kosong"keluh Seokjin saat sedang duduk bersama Taehyung di pinggir lapangan basket.
"Kemana dia?"
"Pulang ke rumah. Aneh sekali, Hoseok bilang oppa nya tidak ada yang pulang. Jadi kemungkinan hanya dengan pengasuh nya saja"tambah Seokjin.
"Jangan-jangan dia sedang ada masalah"tebak Taehyung.
"Aku dan Hoseok juga berpikir begitu. Tapi Jimin kami itu anak yang lugu, dia pasti ceritakan semua keresahan nya pada kami"
"Sudah coba hubungi dia hari ini? Sepertinya tadi aku melihat dia saat dia berangkat sekolah. Ah iya! Aku lihat mata nya sembab, entah karna kurang tidur atau karna menangis. Kau cari saja dulu, kasihan jika sendiri"pesan Taehyung sembari menepuk kepala Seokjin lembut.
"Ish! Jangan pegang kepala ku sembarangan!"omel Seokjin.
"Tapi kakak Jimin boleh"balas Taehyung kesal.
"Dia kan lebih tua dari ku, dan aku lebih tua dari mu"
"Senang sekali yang tua"cibir Taehyung.
"Kim Taehyung!"
"Iya, iya, maafkan aku. Sudah sana cari Jimin"Seokjin mengangguk lalu pergi setelah melambai sebentar pada Taehyung.
"Hei, Jeon!"
Jungkook yang masih sibuk dengan bola basket nya pun menoleh dengan tatapan penuh tanya.
"Kau tau kenapa Jimin sedih?"tanya Taehyung.
"Hah? Kau ini kenapa? Apa hubungannya Jimin dengan ku?"tanya Jungkook namun kaki nya malah berjalan menuju tempat duduk Taehyung.
"Ah, benar juga. Hanya dia yang suka"gumam Taehyung.
"Siapa yang suka?"
"Ouh, telinga mu bekerja dengan sangat baik"
"Jawab aku, siapa yang suka"
"Aku"
"Huh?"
"Aku yang suka, pada Seokjin. Sudah ya, aku malas bicara dengan orang tidak peka"Jungkook masih berdiam di tempat nya bahkan setelah Taehyung tak lagi berada di sekitar lapangan basket. Pikiran nya mencoba mencerna perkataan Taehyung tadi.
Ah, benar juga. Hanya dia yang suka
"Apa maksud kata-kata Taehyung? Jimin suka aku? Bukan nya dia bilang Jimin sudah punya kekasih? Tidak jelas sekali alien itu"
.
.
.
"Hahhh, rasanya mau ke Jepang saja supaya dapat pelukan yang erat dari Yoongi oppa dan Namjoon oppa"gumam Jimin.Cess
Jimin berjenggit kala merasakan hawa dingin di pipi sebelah kiri nya. Saat menoleh ia di suguhi senyum kotak yang lebar di tambah susu coklat di depan wajah nya.
"Untuk mu"
"Terima kasih, Taehyung"
"Sama-sama. Dan ya, kau bisa mendapat sebuah pelukan juga disini. Tidak perlu jauh ke Jepang"ujar Taehyung yang sudah ikut duduk di bangku taman halaman belakang sekolah mereka.Sekolah sudah bubar sejak tadi dan suasana juga sudah mulai sepi. Hanya ada Jimin dan Taehyung disana di temani tiupan angin saja.
"Ya, aku sudah dapat dari Seokjin eonnie dan Hoseok eonnie tadi. Mungkin aku hanya rindu pada kakak ku saja"balas Jimin.
"Bukan karna sedang ada masalah?"tanya Taehyung.
"Bisa jadi juga karna itu"
"Kita ini teman, kau bisa cerita apapun padaku"Jimin melirik pada namja seumuran nya yang duduk di sebelah kiri nya itu.
"Aku tidak ingat kita sedekat ini"ujar Jimin, bercanda.
"Memang tidak pernah, aku tau kau juga saat kau di jemput kakak mu malam-malam waktu itu"ujar Taehyung santai.
"Lalu kenapa tiba-tiba baik?"
"Bukan tiba-tiba, aku memang baik. Kalau aku kenal kau lama juga pasti kita berteman dekat"balas Taehyung.Jimin hanya mengangguk paham. Keduanya terlihat tenang menatap langit yang tidak begitu terik, berawan, berangin sejuk. Tenang.
"Taehyung"panggil Jimin memecah keheningan.
"Apa?"
"Kau pernah suka dengan seseorang sampai suka sekali?"
"Sampai tidak bisa tidur?"tanya Taehyung.
"Iya, sampai tidak bisa makan juga kalau kau merasa bersalah padanya"tambah Jimin.
"Belum. Aku suka Seokjin baru di tahap bahagia dan cemburu saja. Belum semenderita kau"Plak
Taehyung mengaduh kala sebuah pukulan mendarat di lengan nya yang kini memerah. Perih.
"Aku tidak menderita"elak Jimin.
"Wajah mu menceritakan segalanya Jimin, jangan bohong"
"Aku hanya tidak bisa menatap nya lagi. Takut. Malu"
"Kau melakukan sesuatu?"
"Ya. Dan mungkin tidak termaafkan"
"Kau mencuri uang nya? Kau menumpahkan makanan di wajah nya? Kau mengajak nya tidur di rumah mu? Yang mana?"Jimin tertawa, pemikiran Taehyung benar-benar unik dan di luar nalar nya.
"Aku melakukan sesuatu yang membuat nya tak sadar jika ia bersama ku, Taehyung"jelas Jimin setelah tawa nya reda.
"Sihir?"Keduanya berpandangan sejenak sebelum Jimin menunduk.
"Mungkin begitu, tapi cupid bukan nenek sihir"lirih Jimin.
"Mana ada hal seperti itu di jaman sekarang ini"
"Tidak percaya?"
"Bukan nya begitu, tapi ini terdengar sangat aneh untuk ku"ujar Taehyung.
"Awal nya aku juga tidak percaya, tapi nyata nya memang bekerja"
"Lalu kau mau bagaimana sekarang? Menghindari nya?"
"Dia tidak ingat aku, jadi menghindari pun tidak ada guna nya"jawab Jimin.
"Dekati dengan caramu saja, Ji. Kau memang sudah tidak suka?"
"Masih suka, suka sekali. Tapi setiap melihatnya aku ingat jika aku salah"Taehyung menepuk pundak Jimin beberapa kali untuk membuat si gadis yang mulai terisak lagi itu sedikit tenang.
"Pulang lah ke asrama, kau butuh istirahat. Jangan gegabah, coba jelaskan saja padanya. Jungkook pasti mengerti"
"Terima kas- bagaimana kau tau jika itu Jungkook?!"Senyum kotak khas seorang Kim Taehyung timbul.
"Hanya orang bodoh yang tidak tau jika kau menyukai nya, dan sayang nya orang bodoh itu Jungkook sendiri. Maaf ya, Jimin. Sahabat baik ku itu memang bodoh soal masalah begini jadi tolong di maklumi"
"Tae, tolong jangan bilang pada siapapun ya?"
"Tidak akan, kita teman kan?"
"Tapi Jungkook juga teman mu"
"Aku tidak akan bilang padanya, dia kan menyebalkan jadi aku malas memberi tau nya. Kemarin dia mengatai ku bodoh, aku masih kesal"
"Karna apa?"
"Dia lupa mau kemana, mungkin setelah pergi dengan mu? Aku tidak tau. Ah, gelang yang kau pakai sama seperti yang dia pakai!"
"Dia membelikan ini, tapi pasti sudah tidak ingat. Sudah lupakan, lalu kenapa kau marah?"
"Ah iya, lalu ku katakan jika mungkin dia anemia"
"Anemia?"
"Iya, hilang ingatan itu"Berkat Taehyung, Jimin kembali tertawa hari ini.
"Tae"
"Apa? Aku salah ya?"
"Amnesia"ralat Jimin.
"Iya, itu maksud ku dan dia malah mengatai ku bodoh. Kalau kau kan tidak. Iya kan?"
"Iya, kau tidak bodoh. Kau lucu"
"Lucu? Jimin, aku memang mau jadi teman mu tapi aku tetap hanya suka pada Seokjin"
"Huh?"
"Jangan suka aku"
"Ah Kim Taehyung, aku tidak akan suka kau"
"Kenapa?"
"Karna kita hanya teman, karna aku suka Jungkook dan karna aku takut anemia jika dekat dengan mu"canda Jimin.Taehyung mencubit pipi tembam Jimin gemas.
"Kau tidak ada beda nya dengan Jungkook. Aku memang bodoh, tapi aku tau jika anemia tidak menular, ah maksudku amnesia. Ah tidak tau, terserah apa nama nya itu!!"
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Cupid - Kookmin 💜
FanfictionJimin si gadis mungil yang diam-diam memuja salah seorang teman sekolah nya yang terkenal sangat dingin, Jeon Jungkook. Pemuda Jeon itu jarang berbicara dan Jimin yang pemalu pun membuat semua terasa semakin sulit. Hingga pada suatu hari Jimin menda...