8

1.8K 187 1
                                    

"Begitu, Jeon. Aku kesal sekali! Dia tidak ingat ada aku dan laki-laki itu juga hanya memandang ku sekilas. Aku marah sekali"celoteh Taehyung panjang lebar.

Jungkook terus mengunyah sarapan nya sambil sesekali mengangguk menanggapi celotehan Taehyung yang seperti nya masih belum lelah bahkan haus sekalipun.

"Dan dia juga menyebut nama si manis Jimin itu, sebenarnya dia kekasih siapa, semua nya dia pedulikan. Sok gentleman sekali"
"Jimin?"tanya Jungkook.
"Bagus sekali, dari semua yang aku katakan kau hanya fokus pada satu nama yang baru ku sebut beberapa detik lalu. Kemana saja kau setengah jam tadi?!"seru Taehyung marah.
"Jangan berlebihan, aku dengar. Hanya heran saja kenapa nama Jimin baru kau sebut setelah 2 hari menceritakan ini terus"
"Dia menyebut nama Jimin malam itu tapi aku tak dengar yang lain. Dan hei! Kenapa fokus mu pada nama Jimin!"
"Oh"
"Mungkin saja dia kekasih Jimin"ucap Taehyung.
"Huh?"
"Tapi dia terlihat terlalu flirty pada Seokjin"lanjut Taehyung tak mempedulikan Jungkook.
"Tae-"
"Atau dia mencoba berselingkuh?"gumam Taehyung.
"Tunggu mak-"
"Ah! Siapa lelaki itu sebenarnya!"gerutu Taehyung kesal.
"Hei! Tenang. Maksudmu dia kekasih Jimin itu bagaimana?"tanya Jungkook.
"Tidak tau, Jeon. Aku juga tidak tau"
"Lalu kenapa kau menyimpulkan  begitu?"tanya Jungkook lagi.
"Karna dia membawa-bawa nama Jimin semalam. Sudah aku pergi saja, kau tidak fokus pada cerita ku. Kau suka Jimin yang manis itu ya? Perhatian sekali. Hati-hati dia sudah punya kekasih"celoteh Taehyung sebelum menggebrak meja kantin lalu pergi begitu saja meninggalkan Jungkook yang terdiam beberapa saat.
.
.
.
"Sudah siap?"

Jimin menatap cupid yang terduduk manis kali ini di atas laptop nya. Jika di lihat-lihat makhluk kecil itu benar-benar perhatian dan sangat manis, ia selalu bangun pagi hanya untuk menyambut dan menunggui Jimin bersiap untuk sekolah meskipun tidak ada pembicaraan karna takut Seokjin akan tau tentang cupid.

"Sudah"
"Dimana roommate mu? Ranjang nya sudah rapi saat aku membuka mata tadi"tanya si cupid.
"Jinnie eonnie pergi pagi sekali untuk les pagi di kelas"terang Jimin sembari memakai dasi nya.
"Apa kau juga akan begitu jika sudah kelas 3 nanti?"
"Tentu saja, aku pasti akan sangat sibuk bahkan untuk memperhatikan Jungkook pun pasti susah"keluh Jimin tiba-tiba menjadi lesu.
"Menguntit lebih tepat nya"sindir si makhluk kecil dengan seringai menjengkelkan nya.
"Aku tidak menguntit!"
"Stalker"
"Aku tidak!"
"Kau iya"
"Ihh, aku berangkat!"

Jimin menghentak-hentakkan langkah kaki nya keluar dari kamar nya dan Seokjin, meninggalkan cupid yang tengah tertawa melihat bagaimana lucu nya Jimin hanya dengan di goda seperti itu.

"Hati-hati, Jimin. Semoga hari mu menyenangkan!"seru cupid sebelum Jimin menutup pintu asrama nya.

Tawa si makhluk kecil masih belum reda hingga sesaat tawa itu terhenti dan wajah nya berubah sangat serius.

"Sial, aku lupa bilang jika efek serbuk nya sudah habis. Si bodoh itu pasti lupa"keluh cupid dengan wajah malas nya.

Dan yang di pikirkan makhluk kecil penghuni meja belajar Jimin memang benar. Jimin berlari kecil ke arah Jungkook saat lelaki itu tengah membeli minuman kaleng di dekat kantin.

"Selamat pagi, Jungkook"sapa Jimin dengan nada ceria nya.

Jungkook menatap si gadis dengan tatapan heran nya lalu mengangguk sembari membuka minuman nya.

"Apa nanti sore jadi?"tanya Jimin lagi.
"Nanti sore? Memang ada apa? Aku harus latihan basket"

Jimin diam sesaat sebelum melebarkan mata sipit nya yang bisa Jungkook lihat dengan sangat jelas.

"Ada apa?"tanya Jungkook lagi.
"Ah, anu itu eumm ya latihan. Maksudku apa nanti sore anak basket jadi latihan? Ku lihat awan sedikit mendung"terang Jimin setelah beberapa saat terbata.

Jungkook mendongak menatap langit dan memang benar jika matahari enggan menampakkan diri dan memilih bersembunyi di balik awan gelap. Sepertinya akan hujan.

"Mungkin kami akan latihan di lapangan indoor"jawab Jungkook.
"Oh begitu, eum kalau begitu sampai nanti, aku akan ke kelas"pamit Jimin yang merasa sudah tidak bisa berlama-lama lagi bersama Jungkook karna ia sudah kehabisan topik pembicaraan.

Kenapa aku bisa lupa! Efek bubuk serbuk itu pasti sudah hilang! Min Jimin, bodoh!!!!! - PJM.

"Tunggu"tahan Jungkook, tangan nya menarik tas sekolah si gadis agar kembali pada tempat nya berdiri tadi.
"A.. A... Ada apa, Jungkook?"
"Kau suka pada anggota club ku?"selidik Jungkook.
"Huh? Ti... Tidak!"sergah Jimin dengan suara tinggi.

Jungkook menatap curiga pada gadis Min yang tengah mencoba mengalihkan pandangannya ke segala arah.

"Lalu kenapa bertanya soal latihan club kami? Ada sesuatu?"tanya Jungkook lagi.
"Aku, aku hanya suka menonton kalian latihan. Hanya itu. Sungguh"
"Benarkah?"
"Ya, dan aku harus pergi ke kelas. Sebentar lagi bel"Jimin segera berlari menuju kelas nya, menyisakan Jungkook yang masih menatap punggung si mungil dengan tatapan penuh selidik.
"Taehyung bilang dia sudah punya kekasih kan?"gumam Jungkook.
.
.
.
"Jimin! Efek serbuknya sudah hilang! Kau jangan sampai bersika-"
"Aku sudah tau, cupid. Pagi tadi aku bertemu dengan nya"potong Jimin.

Bisa cupid lihat wajah manis Jimin terlihat lesu dan sedih, kasihan sekali. Tipikal orang patah hati namun beda nya Jimin belum pernah mengungkapkan perasaan nya. Jadi apa yang tepat? Di tolak sebelum bertindak? Oh, itu sedih sekali.

"Lalu?"tanya cupid hati-hati.
"Aku malu sekali!!!"rengek Jimin dengan suara melengking nya.
"Kau-"
"Aku menyapa nya sok akrab, menanyakan apa kami jadi pergi sore ini untungnya belum sempat bertanya aku sudah sadar. Bayangkan saja kalau aku bertanya dan dia tidak ingat, malu sekali~~~"

Makhluk mungil itu menghela nafas jengah, Jimin ini ceroboh. Menyedihkan sekali.

"Kau mau lagi?"tanya si cupid karna tak tega.
"Mau apa?"tanya Jimin dengan Jimin dengan wajah yang sudah basah dengan air mata nya.
"Usap air matamu, menyedihkan sekali"
"Huaaaaa, aku malu, cupid. Aku harus bagaimana kalau bertemu Jungkook lagi?~~~~ maluuu~~"
"Kuberi kau serbuk lagi tapi bersihkan dulu air mata dan ingus mu itu!"

Tangis dan rengekan Jimin terhenti seketika, mata sembab itu menatap pada makhluk kecil yang telah berbaring di atas buku sekolah nya.

"Memang tidak apa?"tanya Jimin polos.
"Tidak apa? Apanya?"
"Jungkook tidak akan terkena efek nya kan? Bagaimana jika dia kehilangan ingatan nya nanti?"
"Ck, kau harus berhenti menonton drama bodoh di laptop mu, Jimin. Jungkook mu itu akan baik-baik saja kecuali aku yang membuat nya kehilangan ingatan"
"Jangan, cupid! Jangan sakiti Jungkook!"seru Jimin.
"Dasar budak cinta, jadi mau tidak serbuk nya?"

Jimin menganggukkan kepala nya dengan semangat, jangan lupakan senyum lebar yang berhasil menenggelamkan mata sembab nya itu. Auh, menggemaskan sekali.

"Berhenti tersenyum seperti orang bodoh"olok cupid dengan wajah datar nya.
"Hehehe, terima kasih ya cupid. Ngomong-ngomong, makin kesini kau makin mirip Yoong oppa ku"
"Aku pasti lebih keren"
"Tidak, oppa ku lebih keren dari siapapun"
"Benarkah?"tanya cupid dengan wajah mengejek nya.
"Iya!"
"Keren siapa jika di banding Jungkook mu itu?"
"Huh?"

Cupid mendekat hingga ia berdiri di ujung meja, menatap remeh pada Jimin yang masih terdiam.

"Lihat kan? Kau bilang oppa mu keren tapi saat ku bandingkan dengan si Jungkook itu kau tidak bisa jawab. Dasar budak cinta, adik durhaka"olok cupid sebelum masuk ke dalam laci meja belajar Jimin lalu merebahkan diri, tidur.

"Se... Sepertinya, eum Jungkook lebih keren sedikit?"bisik Jimin lemah, menyebabkan kekehan lirih cupid yang bisa dengan jelas mendengar suara lirih Jimin.

Dasar budak cinta - cupid.

TBC

Cupid - Kookmin 💜Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang