Part 5|Maaf|

1.2K 116 16
                                    

Happy Reading•

Mina berjalan masuk ke rumah dengan perasaan hampa. Ia benar-benar tidak bersemangat hari ini. Ia pun memutuskan untuk duduk di sofa dan mengambil handphone didalam tas. Ia menekan tombol on dan terpampang lah wajah jimin di handphone itu.

"Mengapa kau tidak menghubungi ku, apa kau tidak rindu kepada ku." Mina berbicara pelan sambil mengelus foto jimin. Tanpa terasa ia meneteskan air mata sehingga membasahi layar handphone nya.

Karena cukup lelah dengan ini semua dan tubuhnya pun terasa lengket, Mina pun memutuskan untuk mandi dan akan merendam tubuhnya selama beberapa jam di kamar mandi. Mina berharap dengan ia berendam dapat menenangkan pikiran nya yang sedang kalut.

***

2 jam sudah mina merendam tubuhnya dan ia juga tidak berniat untuk menyudahi kegiatan nya itu. Kulit nya tampak sedikit pucat dan agak keriput karena terlalu lama diam didalam di air.

Matanya menatap lurus kedepan dan tidak berkedip sedikitpun. Sampai akhirnya Mina tersadar bahwa sudah terlalu lama dia merendam tubuh nya. Ia bisa saja sakit dan jika ia sakit maka itu akan memperburuk keadaan.

Mina pun menyudahi kegiatan nya. Ia berdiri mengenakan handuk dan berjalan keluar dari kamar mandi. Ia menuju ke lemari pakaian dan mengambil piyama bermotif bunga.

Setelah selesai Mina langsung meletakkan tubuhnya diatas tempat tidur. Ia berusaha memejamkan mata tetapi itu tidak berhasil. Matanya selalu saja terbuka, padahal saat ini ia sangat lelah dan ingin tidur.
"Oh ayolah, tidak bisa kah kau bekerja sama dengan ku kali ini saja." Mina menggerutu kesal terhadap matanya.
Jika saja ada jimin disini pasti jimin yang akan membantu nya untuk tidur. Biasanya jimin selalu memeluk Mina saat wanita itu tidak bisa tidur. Jimin juga biasa menyayikan lagu untuk Mina hingga wanita itu tertidur. Mina sangat merindukan moment itu. Tetapi sekarang itu semua hilang. Ia hanya memandang lurus kedepan sambil memeluk bantal penguin kesayangan nya. karena terlalu lelah, akhirnya mina tertidur. Mungkin dengan tidur akan mengurangi sedikit rasa sedih dihati nya.

Jam sudah menunjukkan pukul 2 dini hari, dan mina sudah terjaga dari tidurnya.

Ia merasa sangat lapar, ia sadar bahwa setelah pulang dari cafe bersama Jeongyeon kemarin perutnya belum ada diisi apapun. Mina pun berniat turun dari tempat tidur dan berjalan membuka pintu. Ia menelusuri rumah besar ini dengan pencahayaan yang minim.

Mina sangat malas untuk sekedar menekan saklar lampu agar bisa meneranginya di dapur. Ia tidak perduli akan sekitar. Yang mina perdulikan sekarang hanyalah perutnya.

Mina membuka kulkas dan melihat tidak ada apa-apa disana. "Bagaimana aku bisa lupa untuk membeli bahan makanan." Mina menggembungkan pipinya, ia bingung harus apa. Saat ini di kulkas nya tidak ada apapun yang bisa dimasak dan dimakan. Karena lelah untuk berpikir lagi ia pun memutuskan untuk membuat segelas susu vanila hangat mina berharap susu ini mampu mengganjal perut nya hingga besok pagi. Setelah menghabiskan susunya. Mina kembali berjalan ke kamar dan meletakkan tubuh nya diatas tempat tidur.

Mina memandang langit-langit kamar, menghembuskan nafas kuat dan melirik ke samping. Ia melihat cahaya yang dipancarkan oleh handphone nya. Dengan sigap wanita itu langsung menyambar handphone yang terletak diatas meja.

Ada panggilan masuk tetapi ia tidak tahu siapa yang menelpon. Nomor nya tidak dikenal dan mina hanya melihat nya malas. Mina tidak mengangkat telepon itu dan meletakkan kembali benda itu diatas meja. Ia berbaring dan memejamkan matanya.

Drt.. Drt.. Drt.. Drt.. Handphone nya terus saja berbunyi, mina merasa sangat terganggu dengan suara itu. Ia pun lantas memutuskan untuk menjawab siapa yang menelpon nya malam-malam begini.

"Yeoboseyo?"

"Yeoboseyo sayang." Mina melotot kan matanya, ia segera bangun dan duduk mendengar jawaban dari lawan bicara nya.
"Ya, ini siapa? Kau jimin?"

"Aku suami mu."

"Aaaaa benarkah kau jimin?"

"Adakah Laki-laki lain yang pantas memanggilmu sayang kecuali suamimu."
Ya mina sangat mengenal suara itu, itu jimin, ya itu suara jimin.
Mina tidak mampu bersuara lagi, ia hanya bisa menangis Sekuat-kuatnya. Ia tidak menyangka bahwa penantian nya selama ini berujung manis.

"Hei, kenapa kau menangis, apakah kau sakit selama aku meninggalkan mu sayang?" Tanya jimin dengan nada panik.

"Hiks..Ya, hatiku sakit. Kenapa kau tega memperlakukan ku seperti ini, mengapa kau tidak pernah memberi ku kabar, apa kau tahu selama 2 hari ini aku sangat menghawatirkan mu, apa kau sudah tidak mencintai ku, apa kau disana sedang bersenang-senang tanpa ku ha? " Mina menumpahkan segala keluh kesah nya selama beberapa hari ini kepada jimin. Ia tidak sanggup menanggung nya sendiri.

Mendengar perkataan mina, tiba-tiba saja rahang jimin mengetat,tangannya mengepal kuat. Ia sebenarnya tidak berniat memperlakukan istrinya seperti ini. Andaikan saja ia berada di Korea pasti saat ini juga ia akan segera memeluk dan menenangkan mina.

"Hei sayang. Ya aku salah selama ini tidak memberi mu kabar. Maafkan aku. Tapi bolehkah aku jujur? Aku juga merindukan mu, aku tidak sedang bersenang-senang disini. Selama 2 hari ini aku sangat sibuk hingga tidak sempat menelpon mu. Tapi kumohon pahami lah posisi ku, aku juga ingin cepat pulang agar bisa bertemu dengan mu. Bisakah kau bersabar untuk beberapa hari kedepan? Aku yakin kau wanita yang baik."

Mendengar penjelasan jimin membuat hati mina semakin sakit. Bagaimana tidak, selama ini ia berpikiran buruk terhadap suaminya itu. Tangisnya semakin pecah ia tidak sanggup untuk berbicara lagi. Jimin disebrang sana juga diam, ia lebih memilih mendengar kan tangis pilu istrinya.

"Jimin. Ternyata selama ini pikiran ku salah terhadap mu. Aku selalu berpikir yang tidak baik. Aku bukan istri yang baik untuk mu. Maaf kan aku."

"Kau tidak salah. Semua yang kau lakukan adalah benar. Kau menghawatirkan ku bukan? Kau merindukan ku? Baiklah aku sudah menyelesaikan semua nya, dan besok aku akan pulang."

Mina sedikit terkejut mendengar ucapan jimin "bukankah kau bilang akan berada di Jepang selama 2 minggu?"

"Dan aku tidak bisa menunggu selama itu cantik, aku sangat merindukan mu."

Mina mengusap air mata nya dan tersenyum tipis mendengar ucapan jimin.

"Benarkah kau merindukan ku?" Seolah-olah tidak percaya, Mina mengulang lagi pertanyaan yang sudah diajukan nya tadi kepada jimin.

"Ya, besok aku akan pulang. Siapkan dirimu karena aku sangat menginginkanmu."

Bipp... Tiba-tiba saja sambungan telepon dari jimin terputus. Mina bertanya-tanya maksud dari perkataan jimin tadi.

"Yeoboseyo.. Yeoboseyo.." Tidak ada jawaban dari jimin. Ya telepon nya terputus. Mina cukup bahagia telah mendengar suara jimin malam ini. Ia sangat bersyukur ternyata jimin memikirkan nya juga disana.

Dan ia ingat perkataan Jeongyeon kemarin saat mengantarnya pulang.

"Tenang saja jimin pasti menelpon mu hari ini." Apa kah dia seorang cenayang?

Mina tidak mau perduli akan hal itu yang terpenting sekarang ia telah mendengar suara jimin dan besok ia harus menyiapkan kepulangan jimin.

~Tbc

Fancy You (End)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang