Balik lagi yuhu~
Maaf gagal double update karena aku mendadak rapat Hima, pulangnya harus ke SMA buat ngecek adik-adik ekskul, besoknya sampe kemarin ada acara besar di sana dan aku harus bantuin mereka. So, sorry guys :(
Happy reading!^^
~°~°~
Aku melangkahkan kaki menyusuri koridor sekolah. Langkahku terasa ringan. Seolah tidak ada beban di pundakku. Ahh ... berkat Dino kemarin aku bisa selega ini.
"Ruangan Aron arahnya ke mana?" Pertanyaan itu membuatku menoleh ke arah Dino yang berjalan di sisiku. Hari ini aku berangkat bersamanya karena Vernon menghilang sejak pagi-pagi buta.
"Kau tidak tahu?" tanyaku. "Kukira ruangan Aron adalah tempat yang wajib untuk diketahui darah murni."
"Aku tinggal di dunia manusia sejak kecil dan hanya kemari sesekali. Itu juga hanya mampir, jadi tidak menemui Aron secara langsung."
"Ahh ... dari sini tinggal lurus, belok kanan sampai mentok, lalu belok kanan lagi," arahku.
Dino tersenyum dan mengangguk. "Terima kasih. Kalau begitu aku akan menemui Aron lebih dulu. Tidak papa, kan, kutinggal?"
"Tidak papa, Aurora mungkin berada di sekitar sini." Tepat setelah aku mengucapkan itu, aku bisa mencium aroma bunga yang kuat. Khas akan Aurora yang memang cantik.
"Wah, kenapa tiba-tiba wangi bunga?" tanya Dino heran.
Aku membalasnya dengan senyum kemudian memutar tubuh untuk menemukan Aurora. Ia rupanya datang dari arah depan, tersenyum dan melambaikan tangan ke arahku.
"Hallo (y/n)!" sapa Aurora kemudian melirik ke arah Dino. "Hallo, senang bisa bertemu denganmu, anak Aiden."
"Kau mengenalku?" tanya Dino bingung. Tentu menggali rasa penasaranku yang segera menoleh pada Aurora.
"Memangnya kalian belum pernah bertemu?"
Dino menggaruk tengkuknya, tampak bingung. "Belum, sih. Aku tidak ingat. Ohh! Baju kalian ...."
Dino tiba-tiba menunjuk pakaianku dan Aurora bergantian. Sontak aku memperhatikan pakaian Aurora. Rupanya kali ini kami sama-sama memakai gaun putih pendek dengan renda di bagian atas. Modelnya serupa, namun renda pakaian Aurora berwarna merah.
"Kalau aku tidak mengenali (y/n) mungkin aku akan menyangka kalian kembar," ucap Dino kemudian, "dengan warna dan gaya rambut, juga mata yang berbeda tentunya."
Semirip itukah aku dengan Aurora?
Aku memang sadar bahwa kami mirip, tapi kukira tak semirip itu.
"Pembawaan kalian mirip. Wajah kalian juga kalau dilihatnya hanya sekilas mirip," jelas Dino. "Ohh iya, aku sampai lupa harus menemui Aron. Senang bertemu denganmu juga. Aku permisi."
Dino mengulas senyuman lebar sebelum akhirnya berbalik pergi. Aku melirik Aurora. Menatapnya dengan tatapan bingung. "Bagaimana menurutmu? Apa kita semirip itu?"
"Aku tidak tahu," balas Aurora dengan senyuman lebar, "tapi aku setuju kalau kita terlihat mirip dan senang ketika orang lain menyadarinya. Mau ke perpustakaan? Kudengar Mingyu berada di sana dengan beberapa temannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Half Blood 3 (Secret Of Roseline) [Seventeen Imagine Series]
FantasyHighest rank - #161 on Fantasi 191127 "Half Blood kembali pada pelukan bumi. Rahasia besar akan terbongkar. Es akan melebur sedang ombak mengamuk karena hati yang bingung." Kerinduan memelukku tanpa belas kasih begitu aku membuka mata. Sangat menyik...