Rene x Mingyu 😎
Happy reading!^^
~°~°~
"Aku khawatir ada masalah serius," ucap Aron setelah pintu kamar di belakangnya tertutup. Sambil berjalan menuju lantai bawah, ia menatap Vernon lekat-lekat. "Tolong jaga baik-baik. Perubahan sekecil apa pun laporkan padaku. Aku akan membicarakan ini dengan Roseline juga. Takutnya ada campur tangan dewa lain."
Vernon menatap kembali pintu kamar itu sebelum menuruni anak tangga. Mingyu yang cukup mengerti betapa kompleksnya pikiran sang sahabat saat itu langsung merangkul Vernon.
Anak pertama Aiden itu mengantarkan mereka sampai di depan pintu. Selepasnya Aron, René, dan Mingyu berjalan sendiri menuju pagar. Meski jarak antara pintu mansion dan pagar hanya beberapa langkah saja, namun rasanya sangat lama untuk sampai. Terlebih untuk Mingyu yang merasa tak nyaman. Ia ingin sekali kabur dengan kemampuan teleportasinya. Namun ia masih menghormati Aron yang derajatnya lebih tinggi.
"Kalian akan kembali ke sekolah setelah ini?" Pertanyaan itu dibuka oleh Aron.
René melirik Mingyu sekilas kemudian tersenyum pada Aron. "Kami akan langsung kembali ke mansion. Apa kau tidak keberatan?"
"Untuk apa keberatan? Dia seorang dewa, bisa melakukan apa pun yang ia inginkan."
René dan Aron tersentak mendengar balasan Mingyu. Namun Mingyu lebih terkejut lagi karena kalimat itu ia maksudkan untuk diri sendiri, bukan diucap keras-keras. Segera ia mendekati René kemudian menggenggam tangannya.
"Kami pamit," ucap Mingyu kemudian melangkah keluar dari pekarangan mansion Vernon. René melirik Mingyu khawatir. Terutama karena genggaman tangan itu semakin lama menguat.
"Mingyu."
Langkah keduanya terhenti sesaat setelah panggilan itu terdengar. Namun keduanya masih berada di posisi yang sama, membelakangi Aron yang memanggil.
"Kau tampak aneh belakangan ini."
Komentar itu berhasil membuat Mingyu berbalik. Ditatapnya pria yang masih berdiri di depan pagar itu lekat-lekat. Jantungnya berdebar. Semakin lama diperhatikan semakin Mingyu sadar betapa miripnya ia dengan sang penjaga dunia darah murni. Ia bertanya-tanya kenapa ia tak menyadarinya lebih awal, padahal semua tampak jelas.
Ia adalah satu-satunya pengendali angin di dunia itu dan dari sekian banyak dewa yang pernah ditemuinya hanya Aron yang mengendalikan angin. Meski sang dewa bisa melakukan banyak hal, tetapi kekuatan utamanya adalah angin. Ia kerap menghentikan pertarungan konyol darah murni dengan kekuatan itu—memisahkan mereka dengan dorongan angin.Ada beberapa gestur, cara berpikir, dan kepribadian yang memang mirip. Contohnya menautkan alis ketika berpikir keras. Meskipun hal sederhana tetap kentara.
Selain itu yang paling jelas adalah warna mata mereka yang persis, abu-abu. Dan jika dipikir-pikir lagi ... ia adalah darah murni yang paling sering dipanggil Aron, terlepas dari ada masalah serius ataupun tidak.
Sejenak rasa ingin marah karena Aron menyembunyikan fakta bahwa ia adalah anak kandung sang dewa muncul. Namun akal sehat segera menguasai Mingyu, membuat amarah itu ditelannya lagi. Ia tak bisa menyalahkan itu. Ia tahu bahwa beberapa dewa memiliki aturan untuk tidak memberitahukan identitasnya kepada anak mereka. Pasti ada alasan kenapa Aron bersembunyi. Terlebih ia merupakan salah satu dewa dengan tugas amat besar. Kehidupan keluarga tak boleh mengganggu tugasnya.
Namun, Mingyu tak bisa mengendalikan amarahnya untuk satu hal. Ia masih bertanya-tanya mengapa Aron membiarkan timnya hancur ketika bertarung dengan Jun ratusan tahun silam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Half Blood 3 (Secret Of Roseline) [Seventeen Imagine Series]
FantasiHighest rank - #161 on Fantasi 191127 "Half Blood kembali pada pelukan bumi. Rahasia besar akan terbongkar. Es akan melebur sedang ombak mengamuk karena hati yang bingung." Kerinduan memelukku tanpa belas kasih begitu aku membuka mata. Sangat menyik...