Spam yang aku janjikan❤️
Maaf ya ini jadi kloter 2 dan ngaret parah karena gak sempet. Akunya lagi padet banget jadwal hima, pameran, sama ngurusin anak-anakku di PMR, udah mulai kuliah pula :(
Jangan lupa cek lapak lain yang update sebelumnya ya. Aku juga update cerita baru dengan genre action+romance berjudul "Under The Light", cast: Joshua, Scoups, 96 line-Hoshi, dan 3Racha Stray Kids.
Happy reading!^^
~°~°~
Aku melepaskan tautan itu kemudian menatap Vernon tepat pada matanya. Napasku terasa berat. Kepalaku juga seolah ditekan kuat-kuat usai segala memori mengerikan di masa laluku kembali.
Rasa-rasanya aku ingin membiarkan tubuhku jatuh lemas. Tak berdaya dan kehilangan kesadaran seiring dengan mataku yang terpejam. Namun, sebisa mungkin aku menahan diri. Kutatap matanya lekat-lekat. Berusaha mengungkap apa yang kurasakan melalui mata.
Hatiku sakit bukan main. Rasanya seperti dicabik-cabik oleh ingatan yang muncul sekaligus. Seperti film, satu per satu adegan tak menyenangkan terputar. Membuatku merasa seperti mengalami kengerian itu dua kali.
Aku ingin menangis menyadari betapa menyedihkannya kehidupanku di masa lalu. Mendapat masalah, tertawan, terancam mati, bebas. Siklus itu terus terulang sampai akhirnya aku sungguhan mati.
Dan betapa kejamnya konsekuensi yang harus kuterima setelah memutuskan untuk bunuh diri di hari itu. Kehilangan memori itu bukanlah sebuah anugerah, melainkan kutukan yang menjadi mimpi buruk ketika kembali.
Aku tak menyalahkan takdir. Aku tak menyalahkan Sang Pencipta. Karena inilah yang harus kujalani karena melakukan dosa terbesar—memutus rantai hidup.
Aku menyalahkan diri. Karena keputusan spontan yang kubuat aku harus menderita di kehidupan kedua, melukai orang yang paling kucintai karena melupakannya, membuatnya menunggu dengan rasa sakit, juga meragukan kata-kata orang lain tentangnya.
Harusnya begitu datang aku berlari ke arahnya. Menghujaninya dengan pelukan dan ciuman hangat. Kisahku seharusnya tidak berlanjut seperti ini. Harusnya ini menjadi langkah untuk memperbaiki masa lalu, bukan memori yang dimulai dari nol.
"Vernon ...." Air mataku menumpuk. Tangisku hampir pecah ketika suara tersungkur tiba-tiba membelah keheningan. Sontak kutolehkan kepala. Kulihat Aurora jatuh terduduk di tanah, kepalanya menunduk.
Mingyu berlari ke arahnya tanpa bicara. Ia hendak membantu Aurora untuk berdiri. Namun wanita itu tak bergerak dari tempatnya. Ia bahkan enggan mendongakkan kepalanya untuk melihat Mingyu.
"Aurora, ada apa?!" tanya Mingyu panik. "Kau kenapa? Beri tahu aku sesuatu. Kau membuatku khawatir!"
Aku meremas keras jas yang Vernon kenakan ketika ingatan mengenai Aurora terputar kembali. Dia tak melakukan kesalahan. Tapi, bagaimana ia menebak seluruh masa depanku dengan benar membuatku takut. Karena ia tahu segala hal tapi tak mencoba menyelamatkanku.
Tiba-tiba tangis Aurora pecah. Untuk pertama kalinya aku mendengar Aurora menangis terisak. Seolah luka telah lama ditampungnya seorang diri dan sekarang meluap begitu saja.
"Aurora ...." Mingyu telah kehilangan kata untuk membujuk wanita itu bicara. Ia hendak menarik Aurora ke dalam pelukannya, namun wanita itu menahannya untuk mendekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Half Blood 3 (Secret Of Roseline) [Seventeen Imagine Series]
FantasiaHighest rank - #161 on Fantasi 191127 "Half Blood kembali pada pelukan bumi. Rahasia besar akan terbongkar. Es akan melebur sedang ombak mengamuk karena hati yang bingung." Kerinduan memelukku tanpa belas kasih begitu aku membuka mata. Sangat menyik...