Yuhu~
Are you ready for first bonus chapter of Half Blood?! Make some noise!!! /berisik sendiri/
Ohh ya ini saling melengkapi sama salah satu Hidden Chapter, loh. Padahal gak janjian nulisnya 🤣 Mungkin ada beberapa detail yang berbeda dari Hidden Chapter itu tapi aku rasa gak jadi masalah. Aku harap kalian mau memaklumi ya❤️
Happy reading!^^
~°~°~
Langit sudah mulai berubah warna menjadi jingga bercampur ungu. Suara meriah samar terdengar di belakang dua orang yang tengah menikmati udara sejuk di tepi tebing pendek.
Aurora menatap pria di sampingnya dengan teliti. Matanya terus menyusuri tubuh pria itu, memastikan bahwa ia kembali dalam keadaan yang baik.
Wanita itu masih tak percaya bahwa sosok yang paling ia rindukan kini duduk di hadapannya. Bernaung di bawah langit yang sama ... bernapas dengan udara yang sama. Matanya masih sembab karena menangis begitu lama ketika meluapkan rindunya tadi. Namun, meski tangis sudah berhenti rasa rindunya tetap bertahan dalam hatinya.
Diperhatikan seperti itu, pria di depannya—Wonwoo—tak mampu menahan tawa. Pria itu meniup kening Aurora kemudian tertawa lebih keras sementara wanita itu mengerucutkan bibir. Cukup kesal dengan reaksi yang diberikan Wonwoo.
"Apa tidak ada yang ingin kau sampaikan padaku?" tanya Aurora harap-harap cemas.
Wonwoo menaruh tangannya di belakang guna menopang tubuhnya yang condong ke belakang. "Seperti apa? Aku, kan, sudah minta maaf karena membuatmu menunggu."
"Bukan itu," balas Aurora kemudian menatap lurus ke depan. Matanya menerawang jauh. Memikirkan masa lalu mereka yang indah. Wanita itu bertanya-tanya, apakah mulai saat ini hari-harinya akan menyenangkan seperti dahulu? Apakah diterima oleh Roseline adalah hal yang baik? Apakah kehadiran Wonwoo akan mendatangkan kebahagiaan untuknya?
Aurora bersyukur akan segala hal yang ia terima. Ia tak pernah barang sekali pun mengeluhkan masa-masa sulitnya. Ia selalu menjalani hidup dengan tenang dan penuh ketulusan. Ia selalu membiarkan takdir menuntunnya. Namun kali ini ia merasa takut.
Hari ini adalah hari paling membahagiakan yang pernah ia alami. Seluruh beban yang menimpa pundaknya selama beratus-ratus tahun lenyap sepenuhnya hari ini. Namun, akankah kebahagiaan ini berlangsung lama? Apakah kebahagiannya kali ini mendatangkan konsekuensi?
Wonwoo tersenyum tipis ketika memperhatikan wajah tenang Aurora yang sudah pasti menyembunyikan banyak kekhawatiran. Wonwoo tahu betul apa yang wanita itu pikirkan, juga rasakan. Ia adalah satu-satunya orang yang memahami wanita itu sepenuhnya.
"Usiaku dua puluh tahun sekarang," ucap Wonwoo seraya menggenggam tangan di sampingnya. Hal tersebut membuat sang pemilik tangan menoleh. Namun Wonwoo menatap lurus ke depan, menikmati warna langit yang berbeda dari yang ia lihat selama tinggal di dunia manusia. "Aku menjalani kehidupan yang baik sejauh ini. Seorang wanita mengadopsiku. Dia ditinggalkan suami dan anaknya dalam sebuah kecelakaan. Jadi, ia sangat menyayangiku dan menjagaku dengan baik. Aku bersekolah dan berteman dengan banyak orang. Kau tahu apa yang kupikirkan saat itu?"
Wonwoo akhirnya menoleh hingga kini keduanya bertatapan. Senyuman tipis menghiasi wajah pria itu. Tangannya perlahan menyingkirkan beberapa helai rambut yang menutupi wajah Aurora.
"Aku berhutang penjelasan pada Aurora .... Aku perlu memastikan bahwa (Y/n) baik-baik saja .... Aku ingin tahu kabar ayahku .... Tapi, aku senang tinggal di sini karena pada akhirnya aku menemukan tempat di mana aku dicintai tanpa melihat latar belakang. Aku bahagia karena pada akhirnya aku merasakan kasih sayang yang tulus dari seorang ibu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Half Blood 3 (Secret Of Roseline) [Seventeen Imagine Series]
FantasíaHighest rank - #161 on Fantasi 191127 "Half Blood kembali pada pelukan bumi. Rahasia besar akan terbongkar. Es akan melebur sedang ombak mengamuk karena hati yang bingung." Kerinduan memelukku tanpa belas kasih begitu aku membuka mata. Sangat menyik...