Niat hati mau lanjutin cerita sebelah. Udah nulis sebagian-sebagian—ada 3 yang lagi proses mau update—tapi aku ter-distract karena KOMEN TEMBUS 350+ DALAM WAKTU SINGKAT 😭😭😭
Ajaib sekali ya kalian, setelah membuat hati aku baper ambyar karena komen 200+ dalam dua hari kalian malah membuat rekor baru hampir 300 komen dalam satu hari (?) Bagaimana caraku melepas cerita ini, kawan-kawan yang budiman 😭😭😭
Bahkan doi gak bisa bikin aku lebih baper dari kalian :( /HALAH/
Sekian sesi curhatnya, mari kita tengok kisah Vernon vs Dino :') /setelah ini beneran update sebelah kok, dua rius/
~°~°~
Vernon langsung membuka mata ketika merasa tangannya hampa. Tubuh hangat yang dipeluknya terasa hilang. Ia merasa ditinggalkan seorang diri.
Rupanya memang benar, ia berada di tempat familier ketika matanya meneliti sekitar ... seorang diri.
Bagaimana bisa?!
Kedua matanya terbuka lebar. Vernon langsung beringsut turun dari ranjang dan menyusuri kamar itu, kamar gadis yang tadi berada dalam pelukannya, dan menyentuh barang-barang yang ada di sana. Memastikan bahwa ia benar-benar ada di tempat itu, bukan mimpi atau ilusi semata.
Vernon berdiri di tengah-tengah ruangan itu. Sekali lagi ia memperhatikan sekitar. Otaknya berputar, berusaha memikirkan hal logis mengenai keberadaannya yang berpindah begitu saja.
Aku kembali ke tempat di mana aku menghabiskan waktu sebelum pergi ke perbatasan dewa.
Mata Vernon berhenti ketika matanya menangkap sesuatu tergeletak di atas ranjang. Tongkat perak berhias Kristal biru yang diambilnya ketika misi. Segera pria itu melangkah mendekati ranjang dan mengambil tongkat itu.
Mungkinkah tongkat itu memisahkannya dengan sang kasih dan membawa mereka ke tempat berbeda untuk menyelamatkan mereka dari reruntuhan?
Jika iya, maka (Y/n) pasti berada di mansion Jun.
Kakinya otomatis bergerak ke arah pintu. Namun belum sempat meraih kenop pintu, benda itu sudah lebih dulu terbuka. Menampakkan sosok yang saat ini sangat tidak ingin dilihat oleh Vernon.
"Mau apa kau ke sini? Ini bukan tempat yang bisa kau datangi sembarangan," ucap Vernon kesal.
Sang adik yang sudah biasa mendengar kata-kata seperti itu hanya bisa menghela napas. Jujur lelaki itu juga masih tidak ingin menemui sang kakak, apalagi kalau harus bicara panjang dengannya. Ia masih merasa kesal dan ingin sekali menghajar Vernon. Tapi, demi kedamaian bersama ia harus menahan diri.
"Aku perlu bicara," ucap Dino.
Vernon memutar bola matanya. "Tidak ada yang perlu dibicarakan."
Vernon hendak melewatinya, namun lelaki itu menahan bahkan mendorong Vernon untuk kembali masuk. Vernon mendecak kemudian menepis tangan Dino dan berjalan sendiri ke ranjang. Tahu bahwa dirinya tak kan lolos begitu saja. Toh, ia juga sudah terlalu lelah untuk berdebat. Jadi ada baiknya mengikuti apa mau Dino kemudian mencari keberadaan gadis itu.
Kalau diingat-ingat, Vernon sudah pernah mengatakan bahwa dirinya tak kan mencari gadis itu lagi.
Ingin rasanya Vernon mengutuk diri sendiri karena mengucapkan hal mustahil hanya untuk menggertak. Padahal ia sadar betul dirinya tak kan pernah mampu melakukan itu. Apa pun yang terjadi, ia tak kan bisa melepas gadis yang mengisi hatinya sejak puluhan tahun lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Half Blood 3 (Secret Of Roseline) [Seventeen Imagine Series]
FantasyHighest rank - #161 on Fantasi 191127 "Half Blood kembali pada pelukan bumi. Rahasia besar akan terbongkar. Es akan melebur sedang ombak mengamuk karena hati yang bingung." Kerinduan memelukku tanpa belas kasih begitu aku membuka mata. Sangat menyik...