18

3.9K 624 238
                                    

Kaget aku guys bercanda padahal soal 250+ komen 😂😂😂 but, really ... thank you very much guys❤️

Gak nyangka antusiasme kalian sebanyak ini :') /komen dibales belakangan ya/

Btw ini harusnya dipublish kemarin, tapi aku malah sakit jadi mendet :') I'm so sorry guys .... Sama sekali gak ada niat harkos. Tapi ini masih keitung sangat cepat dibanding biasanya harus nunggu berminggu-minggu kan :" /pembelaan/


Happy reading!^^



~°~°~



"Ada apa dengan wajahmu? Apa kau sakit?"

Vernon menghela napas. Langkahnya diperlambat agar wanita yang baru bergabung dengannya itu tidak tertinggal.

"Aku hanya ...," ucapnya menggantung, "tidak tahu."

Aurora menghela napas. Ia memandang sekitar sambil bertanya, "Bagaimana luka kemarin?"

"Tidak ada luka luar, malah Jun yang kena."

"Aku tidak menyangka (Y/n) akan berubah sejauh itu," ucap Aurora. Kepalanya tertunduk. Ingatannya mengenai sang Half Blood di masa lalu membuatnya bertanya-tanya. "Aku tidak mengerti kenapa dia bersikap biasa saja ketika melihatmu bertarung sesengit itu dengan Jun."

Vernon terdiam. Dipandanginya langit biru di atas sana. Berusaha membuat pikirannya melayang sejauh mata memandang.

"Aurora ...," panggilnya seraya menghentikan langkah. Sontak membuat wanita itu ikut berhenti dan menghadapkan tubuhnya pada Vernon.

"Iya?" sahut Aurora.

Vernon menatap Aurora lekat-lekat. Dengan ragu tubuhnya menarik wanita itu ke dalam pelukan. Membuat Aurora tersentak. Namun wanita itu terdiam ketika Vernon memberi penjelasan, "Maaf lancang. Aku ingin memeriksa sesuatu."

Keduanya sama-sama diam dalam suasana canggung. Namun Vernon kembali bicara, "Aku takut .... Bagaimana jika aku bukan ditakdirkan untuk (Y/n), melainkan dirimu? Lalu, siapa yang akan mengawasinya? Dia sangat ceroboh."

Aurora menghela napas. Ia membiarkan Vernon memeluk tanpa membalasnya. Namun tak berselang lama, matanya menangkap sang topik pembicaraan mendekat.

Dan sebelum ia berhasil memperingati Vernon, gadis itu sudah lebih dulu menarik kemudian menampar pipinya.

"Belum puas kau melukaiku sejauh ini, hah?! Apa kau pikir karena terlahir kembali aku takkan mencintaimu untuk yang kedua kalinya?!"



.
.
.
.
.



"(Y/n), ini tak seperti apa yang—"

"Diam!" jeritku pada Aurora. "Aku tidak bicara padamu! Aku bicara pada pria ini!"

Vernon masih diam, memandangiku sambil memegangi pipinya. Bisa kulihat bagaimana merahnya bagian yang kusentuh itu. Namun melihat bagaimana ia diam saja membuatku sama sekali tidak menyesal.

"Kenapa kau diam saja?" tantangku. Aku menarik kerah jas yang ia kenakan dan mengguncangnya. "Kenapa kau melakukan ini padaku?!"

"Kenapa kau juga melakukan ini padaku?!" balasnya berteriak, membuatku tersentak. Namun tanganku masih mencengkeram jasnya dengan kuat dan pandanganku masih lurus ke arahnya.

Vernon menatapku dengan tatapan marah untuk pertama kalinya setelah bertahun-tahun. Bisa kulihat bagaimana wajahnya yang putih tiba-tiba berubah merah.

Half Blood 3 (Secret Of Roseline) [Seventeen Imagine Series]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang