Chapter 4: Ramiel?

21 1 0
                                        

Beberapa besi es muncul di sekeliling Snow namun kali ini lebih besar dan lebih kuat.

'Kali pasti tidak akan meleset' Snow mengarahkan besi itu ke arah monster di depannya, salah satu besi itu mengenai kaki monster itu membuat monster itu kesulitan berdiri.

Monster itu terlihat sangat marah, monster itu mengeluarkan api besar dari mulutnya. Snow yang kaget tidak dapat membuat apa-apa namun ketika api itu tepat di depannya sebuah tembok es terbentuk di depan Snow menghalangi api itu mengenai Snow.

'Apa aku yang membuat tembok ini?' Snow masih bingung sebenarnya dia tidak berniat membuat tembok es namun secara tidak sadar tubuhnya yang membuat tembok ini.

'Ya aku pasti...aku bisa mengendalikan kekuatan ini dan aku yakin pasti bisa mengalahkan monster ini!'

AARRRGGGG!!!

Monster itu berteriak marah karena serangannya tidak mengenai Snow, kali ini Monster itu menyerang Snow secara langsung. Monster itu menggerakkan cakarnya yang besar ke arah Snow namun Snow berhasil menghindarinya.

Monster itu bertambah marah, monster itu menggerakkan ekornya dan keluar duri-duri tajam dari ekornya. Snow yang tidak melihat serangan ekor dari monster itu terkena serangan ekor tajam monster itu.

"Aahh..." Snow merasakan sakit di tubuhnya karena serangan monster itu. Tubuh Snow di penuhi dengan luka dan darah mengalir di tubuh Snow.

'Aku tidak bisa lagi...aku belum cukup kuat untuk mengalahkan monster ini' Dalam hati Snow mulai menyerah namun dia teringat dengan Al yang terbaring tidak berdaya.
'Tidak aku harus bisa mengalahkannya... demi Al'

Snow berusaha untuk berdiri walau tubuhnya terasa sangat sakit dia tetap memaksakan dirinya. Snow berkonsentrasi untuk membuat sebuah besi es itu beberapa menit sebuah tombak es yang sangat besar muncul di belakang Snow.

Tombak es itu melesat laju ke arah monster itu dan tombak itu mengenai tepat ke arah jantung monster itu. Monster itu berteriak kesakitan namun sebuah petir hitam yang sangat besar menyambar ke arah tombak yang ada di jantung monster itu.

Ledakan yang di timbulkan petir hitam itu sangat besar membuat hampir sebagian hutan ini hancur. Terlihat di depan Snow monster itu hancur berkeping-keping dan yang tersisa hanyalah tombak es yang menancap di tanah.

Snow berdiri mematung tidak bergerak kaget melihat serangan yang di timbulkan oleh tombak es miliknya.

'Apa benar aku yang melakukan itu?' Snow masih tidak percaya bahwa dia telah menghancurkan sebagian besar hutan ini.

"Snnow" Kata seorang pria yang sekarang tergeletak di tanah tidak berdaya. Pria itu adalah Al tubuhnya telah di banjiri oleh darah yang mengalir dari luka cakar yang ada di tubuhnya.

Snow segera berlari ke arah Al. "Al bertahanlah aku akan segera menolongmu"

Al terlihat tertawa sambil menahan rasa sakit. "Akan saya catat hari ini anda telah membunuh monster pertama anda"

"Jangan bercanda kau harus memperhatikan kondisimu saat ini! Aku akan mencari bantuan" Snow berusaha berdiri mencari bantuan namun di tahan oleh Al.

"Tidak usah. Percuma anda mencari bantuan tidak ada siapapun di hutan ini jadi percuma saja, biarkan saja saya mati disini" Kata Al pasrah.

"Tidak!!! Kita tidak akan tau jika tidak mencoba, aku akan mencari bantuan dan jangan mencoba untuk menghentikanku" Snow bangkit berdiri dia pun berlari ke arah dalam hutan.

"Snow!!! Jangan di sana sangat berbahaya!!!" Al berusaha mengejar Snow tapi percuma dia tidak bisa karena kondisi tubuhnya yang bisa di bilang sekarat.

The Chosen OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang