Chapter 20: Iniesta D'Liicht

11 2 0
                                    

Mereka terus memandang tempat indah nan ajaib di dalam goa tersebut.

Negeri Kristal adalah negeri di mana semua bangunannya terbuat dari kristal yang berwarna-warni. Negeri yang di mana berdiri sebuah istana besar nan megah ditinggali seorang pemimpin yang sangat di hormati di negeri ini. Seorang pemimpin yang memiliki kekuatan besar yang mampu menandingi para dosa dan para kebajikan. Namun itu dulu sebelum akhirnya Ratu Kegelapan membunuhnya dalam sekali serang.

"Aku tidak percaya apa yang aku lihat sekarang ini..." Kata Al masih menatap pemandangan indah di depannya.

"Aku pikir negeri ini telah lama hilang semenjak kebangkitan Ratu Kegelapan beberapa tahun yang lalu. Negeri ini jatuh ke dalam kegelapan beserta semua para penduduknya namun tidak ku sangka bisa melihatnya lagi setelah sekian lamanya" Ramiel memandang tempat ini dengan penuh haru. "Andai Snow melihatnya juga..."

Beberapa lama mereka memandangi tempat ini seorang peri yang berusia sekitar  5 tahunan melihat mereka dari kejauhan.

Ramiel menyadari bahwa ada yang memperhatikan mereka. Ramiel menoleh ke arah anak itu dan tersenyum ramah.

"Hai! apa-" Ramiel belum menyelesaikan perkataannya anak itu menangis dan berlari ke arah istana.

"Eh-" Ramiel memandang anak itu yang sedang berlari dengan tatapan heran. Padahal dia hanya menyapa dan ingin menanyainya sesuatu namun anak itu langsung menangis.

Al melihat kejadian yang barusan dan dari wajahnya seperti ingin tertawa. Ramiel masih mamasang tatapan yang kebingungan.

Tak lama kemudian sebuah pasukan kerajaan mendatangi mereka dengan membawa beberapa senjata.

Al, Ramiel dan Flare terdiam tidak tau harus bagiamana ketika para pasukan itu mengepung mereka.

"Kalian para penyusup katakan apa tujuan kalian ke sini!" Kata salah salah satu pengawal sambil menodongkan senjata tepat di wajah mereka.

Mereka sontak terkejut karena di sangka seorang penyusup oleh mereka.

"Maaf saja tapi kami bukanlah penyusup lagi pula kami datang ke sini karena kebetulan kami terjatuh dari lubang yang berada di sana" Al menunjuk ke arah lubang dimana tempat awal mereka masuk. Namun Al di kejutkan karena lubang tempat mereka masuk telah menghilang.

"Jangan membuat alasan yang tidak masuk akal kau akan ikut dengan kami. Dan juga benda apa yang ada di dekatmu itu!?" Kata orang itu menodongkan senjata ke arah Flare.

Flare yang merasa terancam menggeram marah dan akan memberikan aba-aba menyerang ke pada pasukan itu.

"Apa yang kau maksud dengan benda Hah!!! Apa kau tidak lihat dia adalah seekor rubah yang manis dan dia ada- Akh..." Al tiba-tiba tersungkur di tanah begitu pula dengan Flare yang tiba-tiba terjatuh.

"Aldian! Flare!" Ramiel terkejut karena mendadak ke dua temannya itu roboh dan di punggung mereka tertancap sebuah anak panah.

Ramiel membuat sebuah bola-bola air yang melindungi mereka dari para pasukan itu.
Salah satu pengawal itu berjalan mendekat ke arah mereka. Salah satu bola air itu menyentuh tubuhnya dan pecah. Pecahan air itu membuat sebagian tubuh pengawal itu terbakar dengan luka yang sangat parah.

"Aku tidak akan membiarkan kalian menyentuh mere-kaaa..." Kali ini Ramiel yang roboh. Sebelum Ramiel kehilangan ke sadarannya Ramiel sempat melihat seorang pria berambut pirang yang membawa sebuah busur.

"Bawa mereka masuk ke dalam istana!" Kata pria itu tegas di jawab "iya" oleh mereka semua.

****

The Chosen OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang