Chapter 1: Pertemuan?

43 8 0
                                    

PRAAKK!!!

'Ah bagaimana ini?' Terlihat di depan seorang wanita sebuah piring pecah menjadi beberapa bagian.

"Snow!!!" Teriak seseorang dari jauh. Terlihat kalau orang itu adalah pemilik toko ini.

'Ah sepertinya aku akan kena marah lagi' Kata wanita yang bernama Snow.

"Snow! sudah berapa kali kau memecahkan piring di sini?"

"Maaf Bu" Kata Snow membungkuk minta maaf.

Wanita yang tadi berteriak memanggil, wajahnya berubah menjadi wajah iba
"Snow sebenarnya saya kasihan pada mu tapi jika kau terus-terusan seperti ini saya juga bisa bangkrut"

"Maafkan saya Bu" Snow kembali membungkuk minta maaf.

"Hem..."Wanita itu menggelengkan kepalanya. "Baiklah ini yang terakhir kalinya jika kau melakukannya sekali lagi kau harus membayar semua piring yang telah kau pecahkan!"

"Terima kasih Bu saya tidak akan mengulanginya lagi!" Snow membungkuk terima kasih kepada wanita di depannya.

"Baiklah kau bersihkan saja pecahan piring itu dan hati-hati dengan tanganmu" Wanita itu berjalan meninggalkan Snow.

Snow menggambil sapu yang berada tidak jauh dari tempat itu dan membersihkan pecahan-pecahan piring.

"Hem...lagi-lagi kamu dimarahin lagi ya?" Kata seseorang berdiri di pintu masuk toko.

"Kamu melihatnya ya?" Kata Snow sambil membersihkan pecahan piring.

"Akhir-akhir ini aku selalu mengalami kejadian yang sama kau memecahkan piring, dimarahi pemilik toko dan aku akan mendekatimu membicarakan tentang piring yang pecah" Kata wanita itu.

Snow hanya bisa tersenyum tanpa bisa membalas ucapan wanita itu.

"Snow kau harus melupakannya kalau kau begini terus kau bisa saja sakit"

"Rei aku tidak bisa dengan mudah melupakan seseorang dia adalah kakakku dia adalah orang yang merawatku sejak kecil dan aku yakin suatu hari pasti dia akan pulang" Kata Snow yakin.

"Snow sudah 11 tahun kakakmu tidak pernah kembali bisa jadi di sudah..." Ucapan Rei terpotong.

"Tidak!!! Kakakku belum mati aku yakin itu tidak ada bukti yang mengatakan bahwa dia sudah mati!" Kata Snow dengan nada marah.

"Tapi Snow..."

"Kenapa kau tidak mempercayaiku kenapa semua orang sama saja aku pikir kau adalah sahabatku!" Kata Snow berteriak marah meninggalkan Rei sendirian.

'Apa aku terlalu keras kepadanya? Apa aku membuatnya sakit hati? Semoga dia baik-baik saja'

Snow berlari menuju toilet yang ada di toko  menutup pintu toilet dan mengunci pintunya.

'Kenapa aku malah menuju toilet?' Kata Snow dalam hati dia mulai duduk di depan pintu toilet.

'Kenapa tidak ada yang mempercayaiku? Kenapa semua orang berpikir kakakku sudah mati? Aku yakin kakakku pasti tidak akan meninggalkanku sendiri tapi jika kakakku sudah....aku tidak tau apa yang harus aku lakukan,aku akan sendirian di dunia ini'

Snow mulai menangis di depan pintu toilet memegangi lututnya.

****

"Aku pulang" Teriak Snow membuka pintu rumahnya.

Snow masuk ke dalam rumahnya dan langsung membaringkan tubuhnya di kasur.

'Mungkin yang di katakan Rei benar aku harus bisa belajar melupakan kakakku. Ya...walau itu sangat sulit'

The Chosen OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang