Tips

40 15 10
                                    

Tadi pagi Melvin hampir saja telat karena mengantar Yuki ke sekolahnya, ditambah lagi macet di jalan yang biasa ia lewati karena kecelakaan. Terpaksa ia harus masuk ke gang-gang sempit supaya bisa dengan cepat sampai ke sekolahnya. Lewat 30 detik, kelar hidupnya.

Ia sampai kelas dengan deru nafas yang tak beraturan. Ia lari dari parkiran menuju kelasnya karena pada saat ia sampai di parkiran bel tanda masuk sudah berbunyi.

"Anjirlah, hampir aja gue telat." Ujarnya meletakkan tasnya secara asal diatas meja.

"Bisa gak kata anjirnya dibuang, anjir." Sindir Jenno.

"Lo juga pake anjir, anjir." Balas Melvin tak mau kalah.

"Lo duluan yang bilang anjir bangsat."

"Diem sat, gue capek." Melvin melipat kedua tangannya diatas meja dan menenggelamkan wajahnya.

"Tumben lo dateng pas jam mepet. Dari mana lo?" Tanya Jenno tanpa memalingkan wajahnya dari layar ponsel. Dia sedang bermain PUBG, jadi dia tidak mau membagi fokus matanya kepada sahabat dekatnya itu.

"Gue dari rumah lah, tapi kesini nya jauh."

"Lah anjerrrrr. Bangsat gue mati anjing!" Umpat Jenno kesal pada ponselnya.

"Brisik bangsat," teriak salah seorang siswi bertubuh gempal kepada Jenno yang duduk didepannya.

"Ya lo teriak bangsat, lo yang brisik." Sahut Jenno sedikit menaikkan nada suaranya.

"Brisik lo pada, buk Wati udah mau nyampe. Diem gak lo pada?!" Pekik Ketua kelas kepada Jenno dan siswi tadi.

"Mampus lo," bisik Melvin pada Jenno.

Jenno hanya melihat sahabatnya itu dengan tatapan mata tajam seperti mengucapkan 'anjir nih si bangsat'.

"Ok mari kita mulai pelajaran hari ini." Ujar buk Wati yang ternyata sudah berdiri di depan meja guru.

" Ujar buk Wati yang ternyata sudah berdiri di depan meja guru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Seriusan lo nggak ngeliat Pelangi?"

"Lah anjir. Kan gue dari pagi sama lo doang." Kata Jenno santai.

"Iya, kayak homoan." Sindir Melvin halus.

"Gue punya cemceman ya. Gue masih doyan cewe." Sahut Jenno tak terima dengan ucapan Melvin tadi.

"Abisnya lo kemana-mana sama gue. Kan gue jadi curiga lo suka sama gue."

"Kan kita emang sekelas begooo," sarkas Jenno pada Melvin.

"Lah iya, gue lupa." Ujar Melvin sedikit terkekeh.

"Ganteng-ganteng somplak tuh anak," gumam Jenno berjalan mendahului Melvin.

Jenno berpapasan dengan teman sekelas Pelangi di koridor kelas X.

"Eh,"

Siswi itu berhenti tidak jauh dari Jenno.

"Lo nyari Pelangi ya?"

"Iya, lo cenayang ya? Atau lo dibisikin temen tak kasat mata lu? Ngaku lo ngaku!" Ujar Jenno melayangkan berbagai pertanyaan dan tuduhan terhadap siswi itu. Siswi itu hanya menampilkan smirk nya dengan tatapan mata meremehkan.

"Mata lo mau gue colok?" Ancam Jenno terkesan lucu membuat siswi itu tak kuasa menahan tawanya.

"Pelangi di taman belakang." Ujar siswi itu singkat.

"Oh iya," jedanya. "Lo gak cocok masang muka galak." Kemudian pergi meninggalkan Jenno yang berdiri mematung di tengah tengah koridor.

"Jen," Melvin menepuk pundak Jenno menyadarkan.

"Gila tuh cewe, yakin gue temen tak kasat mata dia banyak." Setelah berkata begitu Jenno mulai berjalan ke taman belakang menemui Pelangi dengan Melvin yang mengekor dibelakangnya.

"Bisa banget gue punya temen ajaib kayak Jenno," ujar Melvin yang tertinggal jauh dibelakang Jenno.

"Bisa banget gue punya temen ajaib kayak Jenno," ujar Melvin yang tertinggal jauh dibelakang Jenno

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Demen banget lo di tempat beginian."

"Lo baru dateng tuh bawa minum kek, jajanan kek. Ini lo ngomel mulu. Kayak emak-emak lo Jen." Ujar Pelangi tak senang dengan kedatangan Jenno.

"Heran gue, kok ada ya yang mau sama cowok modelan kayak lo." Sambung Pelangi memandang Jenno dari atas sampai bawah. Jenno yang diliat seperti itu malah berlagak seperti model-model di catwalk.

"Lo gak liat gue gantengnya ngalahin Sehun exo." Ujar Jenno dengan bangga hati. Melvin yang baru saja sampai langsung geleng-geleng kepala melihat kelakuan Jenno.

Ia mengambil tempat duduk di sebelah pelangi.

"Vin, temen lo?" Bisik Pelangi pada Melvin.

"Gak, gak kenal gue." Balas Melvin acuh tak acuh.

"Bangsat lo berdua. Cabut ah gue ke kantin. Mau nitip gak?"

"Aqu*a dua."

"Uangnya mana nih?"

"Pake uang lo dulu lah, gak ada uang kecil gua," elak Pelangi.

"Gue juga," sambar Melvin cepat.

"Gue balik uangnya harus ada gak mau tau gue." Kemudian Jenno berlari kearah kantin yang letaknya tidak jauh dari taman belakang.

"Vin."

"Ya?"

"Lo..." Pelangi memberi jeda kalimatnya. "Masih Deket sama Yuki?"

"Masih, tadi pagi gue baru nganterin dia."

"Udah seberapa jauh?"

"Hah? Jauh gimana nih?" Sahut Melvin tak mengerti maksud dari ucapan Pelangi.

"Lo.udah.sedeket.apa.sama.dia." Pelangi menekan setiap kalimatnya agar Melvin paham.

"Ohhhhh."

"Lo cakep-cakep bego ya Vin,"

"Anjir lo," Melvin menepuk bahu pelangi pelan.

"Gue kasih tau nih ya.
1.Yuki itu orangnya receh.
2.dia tipe males bales chat. Jadi maklumin aja kalo dia lama balesnya. Dia lebih suka telponan.
3.Yuki suka makanan yang pedas sama manis. Terutama yang berkuah kalo pedes.
4.Yuki suka sama Chris Hemsworth. Apapun itu yang berbau Chris Hemsworth. Selebihnya lo cari tau sendiri. Soalnya dia gak pernah selama ini dekat sama orang yang baru dikenal."

Melvin hanya mengangguk paham. Perkatan dari Pelangi cukup membuatnya berpikir ia lebih ingin tau tentang Yuki. Dan ia ingin Yuki sendiri yang memberi tahunya.

"Lo suka sama dia, tapi lo sendiri gak tau gimana caranya dia bisa buat Lo jatuh hati secepat ini."

"Woi para bangsat." Pekik Jenno dari kejauhan sambil berlari kecil.

"Tolol" ujar Melvin dan Pelangi berbarengan.




-tbc-

ReleaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang