Mawar

27 13 4
                                    

"Itu sepatu lo belom ke iket," seru Melvin.

"Eh, ya ampun makasih ya kak." Jawab gadis yang Melvin sendiri tak kenal.

"Iya, sama-sama." Balas Melvin sebelum melangkah meninggalkan koridor kelas 10.

Dari sisi samping tangga keluar seorang gadis lainnya dengan tatapan yang sulit diartikan. Raut wajahnya menampakkan rasa yang membuat orang sendiri tak tau apa artinya.

"Itu inceran lo?" Tanya gadis dari balik tangga.

"Iya, dan bakal segera jadi milik gue,"

"In your dream, But I wish you got it,"

Pagi ini tak seperti biasanya, Melvin menjadi sorotan setiap orang yang ia lewati, mulai dari gerbang sekolah hingga koridor kelas 11

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi ini tak seperti biasanya, Melvin menjadi sorotan setiap orang yang ia lewati, mulai dari gerbang sekolah hingga koridor kelas 11. Ia biasa dilihat seperti itu, namun rasanya ada suatu hal yang mengganjal. Hingga ia melihat setangkai mawar hitam diatas mejanya. Melvin yang diliputi rasa penasaran akhirnya mengobrak-abrik laci mejanya. Ia menemukan sebuah note berwarna hitam yang ditulis dengan tinta putih.

"Ih apaan tuh," selidik Jenno yang baru saja datang tiba-tiba.

"Ntah, gue juga gak tau." Melvin sendiri juga bingung, ia jarang mendapatkan mawar, terlebih ini berwarna hitam.

Jenno yang memiliki sifat kepo dengan gesit mengambil setangkai bunga yang tadi dipegang Melvin. Ia memperhatikan setangkai bunga mawar itu dengan teliti, pake senter hp. Terlalu berlebihan, tapi memang begitu kenyataannya.

"Ada apaan emangnya?" Tanya Melvin yang juga jadi ikut penasaran. Jenno hanya mengedikkan bahunya. "gak ada apa-apa," sahut Jenno sambil meletakkan kembali bunga itu diatas meja.

Pengen istighfar aja Melvin liat kelakuan Jenno.

Astagfirullah al adzim,

"Lo tadi diliatin orang-orang ya?"Melvin hanya mengangguk sambil meletakkan tasnya dan menjatuhkan bokongnya di kursi.

"Gue tau, pasti karena bunga ini makanya banyak orang yang liatin lo tadi." Kata Jenno merasa sok tau.

Ingatkan Jenno kalo senter hpnya belum dimatikan.

"Iya.mungkin, juga sih. Kayaknya gara-gara ini."

"Ih lo kok bisa dapet mawar item sih? Kan itu mahal," kata salah satu siswi kelas Melvin dengan suara cempreng.

"Lo mau?" Tanya Melvin yang langsung mendapat anggukan dari siswi itu, dengan cepat ia berjalan menuju meja Melvin dan mengambil mawar hitam tersebut.

"Gilaaa, thank's ya buat mawarnya," ia menghirup mawar hitam itu lekat-lekat."itu kertas apaan? Kok item?" Tunjuk siswi itu dengan mawar yang ia pegang.

"Note kayaknya, belum gue baca," sahut Melvin kemudian diangguki siswi itu.

"Lo kok gak bilang dapet note, tau gitu gak gue senter-senterin tuh bunga," sewot Jenno tak terima.

"Lo gak nanya malah langsung main senter-senter aja," balas Melvin tak kalah heboh.

"Bacot lo berdua ah, baca aja baca." kata siswi itu menengahi percekcokan antara Melvin dan Jenno.

"Awas lo berdua ngintipin gue," ujar Melvin dengan nada sedikit mengancam namun di tanggapi dengan biasa saja oleh keduanya.

"Wihhh ada apa nih di pagi yang cerah ini udah ngumpul disini aja,"ujar siswa yang baru saja datang.

"Ahh.. kepo lo Suherman." Sahut Jenno.

"Anjir, bapak gue itu Karyono."

"Itu nama bapak gue, anjir." Cerca Jenno tak terima.

"Inisial R nih," kata Melvin yang membuat dirinya sekarang menjadi titik pusat dari ketiga orang tadi.

"R banyak kali, emangnya isinya apaan?" Ujar siswa yang baru saja datang itu.

"Tulisannya cuma angka 1, di pojok kiri atas ada huruf R." Ujar Melvin yang membuat Jenno berpikir keras.

"Oiya, tadi gue juga liat di Mading koridor kelas 11 ada note putih ditulis pake tinta merah...., tapi malah kayak darah gitu ada bercak-bercak nya, tulisannya juga angka satu. Di pojok kiri atas ada nama lo disitu," ujar siswi dengan kaget namun pelafalannya masih terdengar jelas.

"Gue?" Tunjuk Melvin pada dirinya sendiri.

"Mawar item? Buat apaan coba?" Tanya Yuki penasaran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mawar item? Buat apaan coba?" Tanya Yuki penasaran.

"Iya, tadi pagi tuh mading di koridor kelas 11 ada note yang menyangkut pautkan Melvin, kayak ditulis pake darah gitu soalnya jelas banget ada bercak-bercak darah gitu." jelas Elga secara singkat yang membuat rasa penasaran Yuki memuncak.

"Trus trus?" Tanya Yuki yang masih belum puas mendengar cerita singkatnya.

"Melvin dipanggil ke ruang BK, gitu doang." Lanjut Jenno yang kemudian mendapat tatapan tak mengerti dari Yuki.

Yuki paham maksud dari cerita Elga dan Jenno, tapi sayangnya hanya ada clue 1, R dan nama Melvin. Jadi Yuki cukup bingung harus memberikan solusi apa pada masalah ini.

"Notenya masih ada?" Tanya Yuki yang mendapat gelengan dari dua manusia itu.

"Pas jam istirahat tuh note udah gak ada. Ilang." Kata Elga cukup membuat Yuki tambah ke penasaran.

Mereka bertiga, Yuki, Jenno, dan Elga. Sedang berada di sebuah warung tak jauh dari sekolah Yuki. Tanpa sepengetahuan Melvin. Awalnya hanya Yuki dan Elga yang janjian, namun Jenno selaku bf Elga memaksa untuk ikut.

"Lo ada janji sama dia hari ini?" Tanya Elga memastikan.

"Eung– gak ada sih kayaknya."

"Lo deket kan sama Pelangi Jen? Tolong bilang sama dia aktifin semua sosmed dia, atau gak suruh dia dateng ke rumah gue."

Jenno hanya mengangguk-angguk sambil tetap menatap ke layar ponselnya.

"Gue mau nanya deh," kata Yuki dengan nada serius memancing perhatian Elga, sedangkan Jenno hanya menjadi pendengar seperti sebelumnya.

"Melvin itu anak kandung Umma kan?"

Elga mengiyakan saja ucapan Yuki tadi, dia juga taunya Melvin anak kandung dari Ummanya. Lain halnya dengan Jenno yang jantungnya berdetak tidak karuan.

-tbc-

ReleaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang