Talk to the star

29 16 2
                                    

Hujan sudah berhenti sejak pukul 4 sore. Tapi Melvin baru pulang ke rumah pukul 5 sore. Ia pikir ayah Yuki sangar, kejam, berkumis tebal.
Ternyata ayah Yuki lucu, dan tak kalah ramah dari ibunya. Ia juga tidak pernah mempertanyakan hal-hal aneh kecuali 'hubungannya dengan putrinya'. Proporsi badan ayah Yuki yang tegap membuat nyali Melvin nyaris menciut. Tapi ternyata ayahnya tidak seseram yang ia bayangkan.

Banyak cerita yang akan Melvin bagikan pada Umma nya. Dengan cepat ia memasuki rumah dan mencari Ummanya di seluruh penjuru rumah. Mencari keberadaan Umma. Melvin berlari kesana-kemari tapi tidak menemukan keberadaan wanita yang sudah memasuki kepala empat tersebut. Ia sudah mencari ke seluruh penjuru rumah.

"Kebun belakang?"

Ia berlari kearah kebun belakang tanpa memakai sandal atau sepatu.

Dari jauh ia melihat keberadaan Umma. Ia menghampiri Umma dan memeluknya dari belakang. Ummanya lantas kaget kemudian tersadar bahwa Melvin yang memeluknya.

"Kamu dari mana aja Vin, Umma khawatir sama kamu. Hp kamu gak aktif lagi," sewot Umma pada Melvin kemudian tersenyum mengusap punggung Melvin dengan lembut.

"Hp Melvin mati Umma, baterainya habis." Ujar Melvin sembari menyakini Umma.

"Ayok masuk kedalam. Tapi kamu bersihin dulu kaki kamu yang berlumpur ya." Perintah Ummanya dengan lembut.

"Kamu abis dari mana Vin? Itu baju siapa yang kamu pake?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu abis dari mana Vin? Itu baju siapa yang kamu pake?"

"Abis dari rumah Yuki Umma. Tadi pas pulang nganter Yuki kehujanan, jadi Melvin disuruh ganti baju sama Mamanya Yuki." Jelas Melvin pada Ummanya.

"Syukurlah kalo gitu. Kamu udah makan belum?"

"Udah kok Umma." Kemudian menyunggingkan senyum manisnya pada Umma.

Ummanya hanya mengangguk kemudian pergi membuatkan Melvin segelas susu hangat. Dengan cepat Melvin menghabiskan minumannya dan kembali berceloteh tentang Yuki, ayahnya Yuki dan juga keramahan keluarga tersebut. Umma Melvin hanya tersenyum sambil sesekali menanggapi cerita Melvin. Melvin bercerita dengan sangat semangat dan antusias. Ia senang ketika Melvin bercerita panjang lebar mengenai keseharian yang ia lalui.

"Kamu kapan mau ngajak Yuki main kerumah?" Tanya Ummanya yang membuat ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Kapan-kapan Melvin bakal ajak Yuki kesini. Melvin janji sama Umma." Melvin mengulurkan jari kelingkingnya pada Umma. Wanita tua itu tersenyum kemudian mengaitkan kelingkingnya.

"Yaudah sana mandi, bentar lagi Maghrib. Baju kotornya taruh di keranjang cucian aja ya vin." Perintah Ummanya.

Melvin yang baru saja selesai sholat isya duduk di ruang tengah bersama Umma dan kakaknya yang baru saja pulang kerja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Melvin yang baru saja selesai sholat isya duduk di ruang tengah bersama Umma dan kakaknya yang baru saja pulang kerja. Ayahnya sepertinya belum pulang kerumah.

"Tumben kak pulang lama?"

"Iya, hari ini lagi banyak kerjaan ma, yaudah aku mau istirahat dulu ya." Pamit kakak perempuan Melvin pada Umma.

"Vin,"

"Ada apa Umma?"

"Elga gimana kabarnya?"

"Eumm..." Melvin menimbang jawaban apa yang kira-kira cocok ia lontarkan.

"Baik-baik aja kok Umma,"

"Syukur Alhamdulillah kalo gitu."

Hp Melvin yang diletakkannya diatas meja bergetar.

"Umma, Melvin angkat telepon dulu ya," pamit Melvin dengan halus dan segera berjalan ke teras.

"Halo.."

"Eh, halo Vin."

"Iya, ada apa ya Yuki?"

"Gue mau minta maaf sama lo kalo ayah gue lancang ngomong sama lo."
Melvin hanya terkekeh mendengar kata demi kata yang dilontarkan Yuki.

"Gak papa kok, gue ngerti. Gue cuma sedikit kaget aja tadi." Sahut Melvin enteng sambil melihat kearah langit yang dihiasi banyak bintang malam itu.

"Harusnya tadi gue nelpon lo 30 menit setelah lo pulang, cuma mau mastiin aja lo sampe rumah."

"Gue terharu lo perhatian banget sama gue, cantik lagi."

Melvin tidak tau kalau kata-katanya mampu memunculkan semburat merah di kedua pipi Yuki.

"Lo senggang gak besok?"

"Gue lagi banyak tugas Vin, kenapa emang?"

"Gak papa, yaudah lo lanjut aja tugasnya." Tadinya Melvin mau mengajak Yuki kerumahnya. Tapi tampaknya perempuan itu memiliki banyak tugas jadi ia urungkan niatnya dahulu.

"Oh o-ok, yaudah gue tutup ya."

"Eh bentar,"

"Besok, lo mau gak berangkat bareng gue?" Tawarnya pada Yuki. Yuki diseberang sana kaget. Karena Yuki tau arah sekolah mereka berlawanan arah. Kenapa Melvin rela mengantar Yuki yang tentu saja berlawanan arah dengan sekolahnya??

"Boleh, tapi lo apa gak papa nih? Kan lain arah."

"Gue gak masalah sih, kan gak jauh-jauh amat."

"Ok, kalo lo emang gak masalah."

"Yuki..."

"Hm?"

"Can We get closer?"

Yuki bingung maksud dari perkataan Melvin. Jadi ia memberi jeda untuk menjawab pertanyaan yang terlihat seperti pernyataan.

"Yes, I thought so as well."

"O-ok, see you

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"O-ok, see you."

Yuki yang baru saja menutup telponnya langsung membuka jendela mencari udara segar. Kupingnya terasa panas, apalagi wajahnya.

Ia melihat ke langit malam yang dihiasi banyak bintang. Kemungkinan malam ini ia akan tidur larut karena ia terus-menerus bercerita kepada bintang-bintang di langit tentangnya, hatinya dan lingkup kehidupan. Oh iya, dan tentu saja tentang Melvin.






-tbc-

ReleaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang