Mysterious Box

22 11 6
                                    

Cuaca Selasa sore sangat cerah, mataharinya masih bersinar terang menyinari setiap makhluk hidup yang terkena paparan sinarnya. Lemparan sinar yang mungkin sering dihindari setiap wanita karena takut kulitnya akan menghitam terkena paparan sinar UVA dan UVB itu. Termasuk juga dengan gadis yang kini menutup jendela kamarnya rapat-rapat dan memasang pendingin ruangan untuk mengembalikan suhu tubuhnya.

"Yuki~ buka jendelanya. Anak gadis kok dikamar terus dari tadi." Omel sang Mama dari arah luar rumah. Mama Yuki heran dengan anak gadisnya itu, takut matahari kok sampai segitunya.

"Nggak ah ma, panas diluar. Mama sih nempatin Yuki dikamar yang ini." Balas Yuki tak kalah nyaring. Ia yang hanya memakai kaos oblong dan celana pendek duduk tepat di bawah pendingin ruangan, menyandarkan punggungnya pada dinding kamarnya.

Ia mengibas-ngibaskan tangannya ke wajahnya. Yuki bangkit dari duduknya dan berlari kearah dapur mengambil gelas kemudian menuangkan air dingin ke gelas yang ia ambil tadi.

Glek glek glek

Ah..

"Seger bener minum ginian, jadi pengen beli es krim biar makin enak."

Yuki kembali lagi ke kamarnya berganti pakaian. Tak lupa ia mengambil dompet dan ponselnya diatas nakas.

"Pakeeetttt-"

Tidak ada yang mendengar.

"Permisi.... pakeettt."

Si Abang kurir celingak celinguk, tidak ada yang menyahut dari dalam rumah.

Mama Yuki yang sudah melipir ke dalam rumah tetangga sebelah tidak mendengar suara si Abang kurir.

"Assalamualaikum, bukkk.... ini ada paket..."

Yuki yang mendengar suara dari arah luar bergegas membuka pintu depan.
Ia hanya melihat motor pengantar paket di depan rumahnya. Yuki melihat ke samping rumahnya. Ada seseorang yang mengintip rumahnya lewat jendela samping.

"Bang," si Abang kurir kaget, tapi dengan cepat menyerahkan sebuah kotak berukuran sedang kepada Yuki.

"Tolong pegangin dulu mbak, saya mau ambil daftar penerima." Yuki mengambil kotak yang tadi di pegang abang kurir kemudian berjalan mengikuti abang kurir tersebut.

"Nah ini mbak, tanda tangan dulu disini." Tunjuk abang kurir pada kolom kedua.

"Ok, makasih ya mbak." Ucap Abang kurir sebelum pergi dengan motornya.

Yuki membawa masuk kotak kosong itu dan meletakkannya saja di dalam kamarnya dan lanjut pergi membeli es krim.

Yuki dengan hati-hati melajukan otoped nya di pinggir jalanan, jarak Indomaret dan rumahnya lumayan jauh, tepat di Simpang kedua dari rumah Melvin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yuki dengan hati-hati melajukan otoped nya di pinggir jalanan, jarak Indomaret dan rumahnya lumayan jauh, tepat di Simpang kedua dari rumah Melvin.

Yuki sekarang sedang memilih es krim mana yang mau ia beli."Yang ini apa yang ini ya?" Ia dilema karena sebuah es krim.

Malas berpikir lama, ia mengambil beberapa es krim dengan rasa coklat, mulai dari yang memakai stick hingga yang memiliki cup. Ia beralih ke bagian snack. Dan tanpa waktu lama, keranjang belanjanya sudah dipenuhi oleh banyak makanan ringan, minuman, dan es krim tentunya. Merasa sudah cukup banyak ia pergi menuju kasir.

"Totalnya Rp.98.755." ujar si penjaga kasir. Yuki menyerahkan selembar uang seratus ribu yang kebetulan hanya tersisa itu di dompetnya.

'Untung pas uang gue'

"Nggak seka-"

"Nggak mbak, pulsa saya masih ada, kuota internet saya ada, dan gak ada kartu member," potong Yuki sebelum si penjaga kasir melanjutkan kalimatnya, ia mengambil kresek belanjaannya dan pergi dari tempat tempat itu.

Setelah 10 menit akhirnya ia tiba dirumahnya dan langsung meletakkan es krimnya di bagian freezer kulkas, dan kembali menuju daerah kekuasaannya, kamar.

Menaruh kresek belanjaannya diatas sebelah kotak tadi. Membuka laptop, dan siap untuk menonton ulang semua film yang dibintangi Christ Hemsworth.

1

2

3

"Galgadot is comingggg~" teriak Pelangi heboh diambang pintu kamar Yuki. Dia datang membawa satu kresek besar makanan ringan. Yuki takjub.

"Woaahhhh.....lo abis nyolong di mana nih?" Kata Yuki sambil mengobrak abrik kresek yang dibawa Pelangi."gue cuma mau berbagi kepada yang kurang mampu aja," balas Pelangi dan langsung mendapat lemparan guling dari Yuki.

Mata Pelangi tertuju pada kotak diatas meja. Pelangi memutar kotak itu kanan kiri atas bawah tapi tak menemukan siapa pengirimnya.

"Lo buka deh nih kotak, gue curiga Lo mesan barang yang salah." Kata Pelangi pada Yuki. Yuki masih asik menonton film Infinity war terusik dengan Pelangi yang menarik-narik lengannya.

"Iya nanti gue cek deh," bukan Pelangi namanya kalau gak ngotot. Kotak itu berakhir di tangan Pelangi, kotak itu di goncangnya. "Ini kayak gak ada isinya," gumam Pelangi.

"Gue buka ya,"ucap Pelangi tanpa menunggu aba-aba setuju dari sang pemilik. Mulai dari dari lapisan pertama ia buka pelan-pelan. Hingga ia membuka kotak tersebut muncul kotak yang lainnya, begitu seterusnya hingga muncul belasan kotak di satu kotak yang sama.

"Anjirlah, banyak amat nih kotak," kesal Pelangi.

Hingga muncul kotak yang ia kira terakhir itu, dengan ukuran 10×10.
"Yakin nih gue kalo ini kotak terakhir. Yuki!! sini lo!" Yuki yang kesal karena harus menunda filmnya karena Pelangi.

"Ini cuma kertas doang isinya, alamat pengirimnya gak ada. Bukan barang yang lo pesan kayaknya." Pelangi kembali mengobrak abrik susunan kotak tadi.

"Eh gue Nemu nih kertas lain lagi," celetuk Yuki di tengah-tengah repotnya Pelangi mengobrak abrik kotak-kotak tadi.

"Ini teka teki bukan sih?" Tanya Yuki pada Pelangi.

Yuki menggaruk kepalanya,"Di kertas itu ada tulisan tapi gak tau tujuannya kemana dan ke siapa, di kertas satu lagi cuma ada kereta angka sama kalender bulan depan." Pelangi ikutan bingung. Berakhirlah mereka berdua membaca kertas itu berulang-ulang.





-tbc-





Next chapter bakal dikasih tau apa isi kertasnya. Harap bersabar.
Insyaallah chapter selanjutnya gak ngaret lagi, i'm swear✌😂

ReleaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang