Indira membuka matanya perlahan,bias-bias cahaya menembus tirai jendela kamarnya.Pagi yang cukup cerah,walau terasa dingin di penghujung musim gugur itu.Ia bangkit,bersiap-siap untuk memulai aktivitasnya pagi ini.
Stefano muncul dari balik pintu,ia terlihat rapi dan tampan seperti biasanya.Bibirnya menyunggingkan sebuah senyuman manis kepada Indira.
"Selamat pagi,cantik.Bagaimana tidurmu?"tanya lelaki itu,membantunya berdiri.
"Apa yang kau lakukan pagi-pagi disini Stefano,pagi-pagi kau sudah memasuki kamarku"kata Indira.Ia menerima uluran tangan sang lelaki.
"Hanya ingin melihat sahabatku,apakah ia sudah bangun atau tidak.Aku ingin kau berangkat bersama ku pagi ini,Indira"
"Baiklah,penguasa.Turunlah duluan.Aku akan bersiap-siap"pinta Indira.Stefano tesenyum senang,ia mengecup punggung tangan Indira sebelum keluar dari kamar.
Memakai gaun tebal selutut berwarna merah maroon,topi bundar hitam bertepi emas,dan mantel abu-abu membuat Indira terlihat begitu feminim.Ia menggerai rambut hitammya,dengan tatanan baru agar tidak terlihat membosankan.Stefano menyodorkan lengannya kepada gadis itu dan mereka berangkat bersama dengan mobil milik Stefano.
Mereka tak banyak bicara selama perlajalanan.Stefano hanya sesekali mencuri pandang pada Indira,memperhatikan gadis itu mengamati setiap jalan yang mereka lewati.
"Kita sampai"kata Stefano,memarkir mobilnya.
"Kau ikut turun?"tanya Indira memastikan.Ia pikir Stefano hanya akan mengantarnya sampai gerbang.
"Ya,nona.Ada keperluan yang belum terselesaikan kemarin"jelas Stefano.
"Baiklah,aku duluan"Indira hendak membuka pintu mobil,namun Stefano mencegahnya.
"Kita akan jalan bersama"kata Stefano tegas.
"Tapi aku bisa berjalan sendiri,Stefano.Lagipula ruangan yang kita tuju tidak sama"
"Tidak,kita tetap akan berjalan bersama.Aku akan mengantarmu sampai kelas"
"Terserahlah,Stefano"
Kini mereka berjalan berdampingan,seperti biasa Indira harus menggamit lengan Stefano.Beberapa orang yang berpapasan dengan mereka menyapa ramah kepada Stefano.Sebagai anak pemilik kampus,Stefano cukup terkenal di kalangan mahasiswa.
"Kau cukup terkenal karena kebaikanmu disini.Seandainya mereka tau,apa yang kau lakukan padaku di rumah"kata Indira pelan.
"Itu hanya akan menjadi rahasia kita berdua,nona.Biarlah mereka menganggapku begitu dingin di luar seperti ini"
"Dasar pria licik.Aku mengutuk wanita yang akan menjadi istrimu nanti"tukas Indira.
"Ya,Indira.Aku memang manusia licik.Tentunya wanita yang akan menjadi istriku begitu bangga memilikiku"
Indira tidak menggubris perkataan lelaki itu.Mereka sampai di depan kantor tempat para dosen berada.Stefano memaksanya ikut masuk.Semua orang yang ada di ruangan itu menyapa mereka,beberapa orang menanyakan soal Indira.
"Stefano,kemarilah.Carlo mengabarkanku kau yang akan datang kemari"seorang Doktor bertubuh gemuk memanggil Stefano,ia membawa beberapa berkas.
"Tentu,Sir.Mari,Indira aku ingin memperkenalkanmu pada orang yang paling berpengaruh disini"
"Ah,Stefano.Aku baru pertama kali melaihatmu membawa seorang gadis kesini.Apakah dia seorang pribumi?Biar kutebak,aku bisa menilai dari kulitnya bahwa ia berasal dari Asia"kata Doktor itu
"Aku perkenalkan Indira Sastrawijaya yang baru beberapa hari belajar disini,Sir.Tebakanmu selalu benar,dan lebih tepatnya ia berasal dari Indonesia"jelas Stefano.
Dr.Stannislaus Stanniford,pria berusia 63 tahun itu tersenyum ramah pada Indira.Indira beruntung,bisa mengenal Doktor itu.Stefano tampak serius berbincang-bincang dengan Sang Doktor.Karena kuliahnya akan segera dimulai,Stefano menyudahi perbincangannya,lalu memutuskan akan mengantar Indira.Indira sempat menolak,namun Stefano memaksanya.
Di tengah jalan,keduanya bertemu dengan Scotty Joe.Doktor muda itu heran melihat kedekatan Indira dengan Stefano.Stefano menatap Scotty Joe datar saat Doktor itu tersenyum kepada Indira.Indira membalas senyuman sang Doktor dengan ramah,sementara Stefano menatapnya tak senang.
"Selamat pagi,Indira.Kau cantik sekali seperti biasanya,kalau aku boleh memuji"ujar Scotty Joe.
"Pujianmu aneh sekali,Scotty Joe,mengingat kita baru bertemu kemarin"canda Indira."Tapi,terima kasih"sambung gadis itu.
"Maaf,tapi pelajaran akan segera dimulai,Indira kau harus masuk kelas tepat waktu"tiba-tiba Stefano menyela.
"Ah,Stefano!Aku pikir aku salah orang,mengingat kita sudah lama tidak bertemu.Dan rupanya,itu beneran kau!"kata Scotty Joe,seolah-oleh baru menyadari kehadiran Stefano.
"Kalian saling kenal?"tanya Indira takjub.Kedua lelaki itu menatapnya bersamaan.
"Ya,Indira.Siapa yang tidak mengenal Stefano di kampus ini"Scotty Joe kembali berbicara."Walau Stefano hanya datang sesekali bersama pasangannya"lanjut Scotty Joe.
"Pasangan?"gumam Indira pelan.Stefano menarik lembut tangan gadis itu,membuatnya tidak mendengarkan perkataan Scotty joe.
"Sepertinya kelasmu akan segera dimulai,Indira.Masuklah,aku juga harus kembali ke kantor"
Indira meninggalkan kedua pria itu dengan tatapan bertanya-tanya.
Setelah Indira masuk ke kelasnya,kedua lelaki itu berdiri berhadapan.
"Tampaknya kau tidak pernah berubah,Stefano.Apakah gadis itu termasuk salah satu calon koleksi barumu?"tanya Scotty Joe dengan tatapan melecehkan.
"Jaga mulutmu,Scotty Joe.Kau tidak tau yang sebenarnya tentang hidupku jadi jangan sembarang bicara"kata Stefano tetap tenang meskipun ia berniat memukul wajah Doktor muda itu tadi.
"Yaa,sungguh kejutan yang menyenangkan bisa bertemu denganmu kembali walau kau masih saja menyimpan sifat dinginmu itu.Kuharap gadis itu baik-baik saja selama bersamamu"
Scotty Joe berlalu meninggalkan Stefano yang masih tersulut api kebencian.Dengan menahan amarah,Stefano kembali ke mobilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Accident Of My Imagination Praised By Her(REVISI)
RomantizmBerawal dari pertemuan seorang gadis desa dengan majikannya.Semenjak tinggal bersama,keduanya saling mencintai dan berjanji tak akan saling melespaskan.Hingga ketika takdir berubah menjadi mimpi buruk bagi keduanya yang harus berpisah....