Bab 17

1.1K 48 0
                                    

Milan,beberapa tahun setelah malam pengusiran Maddalena...

Lelaki tua itu duduk dengan tenang di depan perapian yang hangat.Ia membolak-balikkan halaman sebuah buku tebal,membacanya dengan begitu serius.Sesekali,kacamatanya melorot turun,membuat tulisan yang ia baca menjadi kabur.

Carlo menutup buku itu.Ia sudah duduk disana begitu lama.Ia meraih cangkir yang ada di sebelahnya,menyesap teh hangat yang membuatnya nyaman.

"Selamat malam,ayah"

Seorang pria tampan tersenyum ramah padanya,berjalan mendekat,lalu duduk santai di sebelahnya.

"Apa yang kau lakukan disini,Stefano?Kau harus tidur lebih awal mulai malam ini.Kau tentu ingat tentang pernikahanmu,bukan?"tanya Carlo.

"Tentu,ayah.Aku sendiri tidak bisa tidur karena terlalu senang"jawab Stefano.Carlo terkekeh.

"Aku tak percaya,putra bungsuku kini sudah dewasa"ujarnya.

"Ya,ayah"

Stefano Gianluccio,berusia tepat 25 tahun.Ia semakin tampan,sukses,dan berhasil mempersunting gadis pilihannya sendiri,Indira Sastrawijaya.

Dua hari lagi,pernikahan keduanya akan di langsungkan di  Italia,Milan.Keduanya memutuskan akan tinggal di London,mengingat pekerjaan Stefano lebih menuntut disana.

Sementara Indira,ia berhasil menyelesaikan kuliahnya dan meraih gelar sarjananya dengan singkat.Keluarganya sangan bangga,dan memutuskan menyusulnya ke London.Dan setelah semuanya tersusun rapi,mereka merencanakan pernikahan.

Indira berada di kamar Stefano,di rumah Carlo,sang ayah mertua.Beberapa ini ia sangat lelah,menyiapkan pesta pernikahan mereka.

"Kau belum tidur?"tanya Stefano lembut.Lelaki itu menelusup di balik selimut,lalu memeluknya dari belakang.

"Aku terlalu lelah,sekaligus bahagia"jawab Indira sambil meraih leher Stefano untuk mendekatkan wajahnya.

Keduanya diam dan saling menatap lama.

"Izinkan aku menunjukkan kado pernikahan kita"kata Indira sambil melepaskan pelukannya.

"Tunjukkan padaku,amore"

Indira merogoh saku piamanya,menyerahkan sebuah benda panjang seukuran pena.Seperti termometer,namun ia segera tak asing dengan benda itu.

"Aku akan melahirkan malaikat kecilmu beberapa bulan kedepan"kata Indira sambil meletakkan tangan Stefano di atas perutnya.

Stefano menatap istrinya dengan berbinar.Ia mengelus lembut perut Indira,mencoba merasakan bayi yang ada di dalamnya,anaknya.

"Kau hamil,sayang?Demi tuhan,aku tidak percaya ini!"Stefano memeluk calon istrinya,mengecup wajah Indira berkali-kali.

"Ya,bersiaplah untuk menjadi seorang ayah,sayang"jawab Indira.

Tanpa sadar,air mata keduanya meleleh,Indira memeluk calon suaminya dengan erat.

"Aku bahagia,Indira.Setelah bertahun-tahun lamanya"kata Stefano sambil mengelus rambut Indira.

"Katakan padaku,bagaimana caramu menunjukkan rasa bahagia itu"tantang Indira sambil mencium Stefano.

"Ti voglio bene, la mia futura moglie."Stefano mengatakannya sambil tersenyum.

"Suatu saat aku pasti akan mengerti apa yang kau katakan itu,sayang"Kata Indira.

"Si,bella regazza"

Stefano menatap Indira sebentar,lalu mencium bibirnya dengan penuh perasaan.

Accident Of My Imagination Praised By Her(REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang