Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Allegra." Desis Miguel.
Sandrina melihat seorang perempuan awal tiga puluhan mendekati Miguel, memeluknya dan cipika-cipiki, dan Miguel membalas pelukannya.
"Apa kabar?" tanyanya riang enggan melepaskan pelukannya, "Aku dengar kau kawin cerai beberapa kali, apakah masih belum bisa melupakan aku?"
"Aku sudah menganggapmu mati, Allegra." Miguel menatapnya tajam.
"Ouw pantas, wajahmu pucat seperti melihat hantu." Allegra tertawa membelai wajah Miguel, ia tidak menghindar sentuhannya.
"Allegra!" Seorang lelaki memanggil dari pintu masuk, dan Allegra mencuri ciuman di bibir Miguel sekilas sebelum melenggang mendekati lelaki itu.
Sandrina melihat semuanya, ia sudah mendengar dari mertuanya tentang Allegra, cinta pertama Miguel yg meninggalkannya karena mengejar karir sebagai model. Ia mengerti bagaimana perasaan Miguel bertemu kembali dengan Allegra setelah satu dekade, karena mungkin itu akan terjadi kepadanya bila ia bertemu dengan Carolus.
Ia tidak mendekat, dibiarkannya Allegra menggoda suaminya, ia baru bereaksi saat mendengar nama Allegra dipanggil, ia menoleh untuk melihat siapa yg memanggil, dan jantungnya berhenti berdetak, Carolus!
**
Sandrina sudah lama mempersiapkan hari bertemu lagi dengan Carolus, dunia tak selebar daun kelor, tapi terlalu sempit untuk menghindari pertemuan dengan orang yg tak diinginkan. Ia cepat menguasai diri. Berbeda dengan Miguel, tampaknya masa lalu masih menghantuinya, ia masih terpaku seperti baru melihat hantu.
Berpikir cepat, Sandrina menarik tangan Miguel ke mobil, mengambil kunci dari tangannya, membuka pintu kiri dan mendorong Miguel masuk, ia yg menyetir pulang. Dua hari berikutnya Miguel seperti zombie, tak menyadari keadaan di sekelilingnya, Sandrina dengan sabar mengurusinya seperti merawat bayi. Minggu malam itu, Sandrina mengambil inisiatif untuk bercinta, diharapkannya kegiatan itu bisa membuat Miguel relax dan mengembalikan kesadarannya.
Sandrina merasa seperti mencumbu guling, Miguel tidak bereaksi membalas, dan di detik yg seharusnya menjadi puncak kenikmatan berdua, ia malah memanggil nama Allegra.
**
Senin pagi, Sandrina menitipkan Miguel kepada Atmo dan istrinya, lalu ia berangkat ke kantor Miguel. Beruntung ia sudah pernah membantu Miguel, ia mengerti situasinya. Ia mengumpulkan informasi dari sekretaris Miguel, lalu mengumpulkan Koswara dan manager lainnya. Di akhir hari itu, ia sudah siap mengambil alih tugas Miguel.
Sebulan berlalu, tidak ada perubahan pada diri Miguel, ia hanya bangun, makan, tidur setiap hari. Benar-benar seperti mayat hidup. Setelah berunding dengan Calista dan Conchita (ibu dan kakak Miguel), Sandrina mengirim Miguel ke Wisma Pemulihan Doulos. Ia mengunjunginya seminggu sekali.
