Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MIGUEL
Sandrina sebulan di rumah sakit, dan selama itu ia menolak kutemui. Secara fisik ia hanya butuh perawatan satu hari saja, lecet-lecet di punggungnya akibat cambukan ikat pinggangku, dan lebam-lebam karena cengkeramanku, bukan luka serius, tapi mentalnya yg parah. Pertama kali aku memaksa bertemu untuk meminta maaf, ia menjerit-jerit histeris, sampai aku keluarpun ia belum berhenti sehingga perlu disuntik penenang.
Luis datang bersama Carolus, begitu melihatku ia langsung memukul daguku membuatku terjengkang di selasar rumah sakit. Belum sempat aku bangkit ia jongkok dan mencengkeram krah kemejaku siap menghantam lagi bila tidak ditarik Carolus, diingatkan dimana kami berada, beberapa perawat dan pengunjung yg lewat menoleh.
"Ceraikan dia, Miguel, daripada kausiksa." Katanya getir, "Akan kuurus Sandrina dan anak-anakmu."
"Ini karena kau!" Aku mengusap kepalaku yg terbentur lantai, "Kau menyentuh yg bukan hakmu."
"Kalau saja kau tahu, berapa tahun aku mengejarnya," Ia tertawa, "Tanpa hasil, cintanya hanya untukmu Miguel. Tapi apa yg kaulakukan kepadanya? Ceraikan dia! Aku akan menikahinya."
"Bagaimana dengan Tiffany? Kau akan menikah dengannya."
"Akan kubatalkan," mata Luis berkilat.
"Ia mengandung anakmu!"
"Apa perdulimu dengan Tiffany? Ia berani meminta cerai sebelum terlalu jauh kausakiti, sebelum kau mengirimnya ke rumah sakit seperti Sandrina sekarang ini."
**
CAROLUS
"Pak Luis?" Seorang perawat keluar dari kamar Sandrina, "Bu Sandrina ingin bertemu."
Miguel duduk di kursi di sebelahku, menutup wajahnya dengan kedua tangan.
"Aku menyesal, Carolus," katanya, "Sandrina menceritakan apa yg dilakukan Luis kepadanya, seandainya tidak ada Tiffany, pasti sekarang Sandrina hamil anak bangsat itu."
Aku menepuk pundaknya tanpa kata, menguatirkan nasib Sandrina bila Miguel tahu Sandrina punya anak denganku.
**
LUIS
"Sandrina." Aku memeluknya, erat tak ingin kulepaskan, "Ceraikan Miguel, menikahlah denganku."
"Tidak Luis," Ia mendorongku, "Tetaplah menikah dengan Tiffany."
"Kau tahu, aku mencintaimu, bukan Tiffany."
"Aku tahu," katanya, "Tapi aku juga tahu kau tidak lebih baik dari Miguel."
Aku terkesiap.
"Kau memperkosaku di kantor, sebelum kita ke Shangri-La, kau sudah masuk saat itu, itu perkosaan." Katanya, "Apakah ada jaminan kau tak akan berlaku kasar kelak? Sama saja dengan Miguel. Setidaknya aku tahu apa yg akan kulakukan dengan Miguel, ada anakku sebagai senjata. Akan kubawa mereka pergi kalau ia mengulanginya lagi.
