Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MARISSA
Sejak awal aku tidak mau menyusui Jovan. Aku menggendongnya, tapi menampung ASI di wadah khusus ASI dan menyusuinya dengan botol. Menyimpan ASI di kulkas sebagai cadangan, kuatir ASI Sandrina tidak cukup untuk dua bayi. Aku memang tak mau ada ikatan batin dengan anakku, kuatir aku menjadi tak rela menyerahkannya kepada Sandrina.
Setelah aku kembali ke rumah, aku masih kontak dengan Sandrina, ia mengabarkan perkembangan Jovan, mengirimkan foto-fotonya. Sebaliknya aku juga menceritakan kehidupanku. Aku beberapa kali putus dengan pacar karena menolak tidur dengan mereka. Aku sudah tidak perawan saat aku dibayar untuk hamil anak Carolus, tapi bukan penganut pergaulan bebas. Seumur hidup aku tidur dengan dua lelaki, pacar yg meninggalkanku dan Carolus.
Aku berhasil membayar lunas hutang-hutang ibu tiriku. Aku menjual rumah peninggalan papa dan membelikannya rumah yg lebih kecil untuk ia tinggal bersama anaknya. Adik tiriku sudah lulus kuliah dan mendapatkan pekerjaan. Aku mengalihkan tanggungjawabku kepadanya, dan aku mencari kerja ke Jakarta.
**
Aku ditempatkan di Makasar, dan ia di sana bertemu lagi dengan Carolus. Karena urusan pekerjaan, aku sering bertemu dengannya, lalu ia mulai mengajakku kencan. Tentu saja ia tak mengenaliku, karena ia tak pernah melihat wajah Marissa, aku membiusnya usai bercinta untuk bertukar tempat dengan Sandrina.
Sebulan terakhir masa kehamilan kami, aku serumah dengan Sandrina. Kami menjadi akrab dan ia banyak bercerita tentang Carolus dan mengapa ia perlu berpura-pura hamil anaknya. Ada yg tidak cocok dengan karakter yg diceritakannya, apakah Carolus telah berubah?
"Tak mungkin lelaki sepertimu tak menarik hati perempuan," kataku waktu ia menyatakan cintanya, "Jangan-jangan di kota lain sudah ada anak istri menanti."
"Aku memang punya anak di luar nikah," ia menunjukkan fotonya menggendong Jovan. "Ia tinggal bersama ibunya."
"Kau tidak menikahinya?"
"Aku memaksanya tidur denganku, padahal ia punya suami." Katanya.
"Suaminya tidak tahu ia anakmu?" Jovan berdekatan dengan Carolus, aku bisa melihat banyak persamaan di wajah mereka.
"Mmmm .... agak ruwet, bagaimana aku menjelaskannya?" Carolus mengacak-acak rambutnya, "Status Jovan adalah anak adopsi Miguel."
"Jovan kembar?" pancingku melihat foto Jovan bertiga dengan Jovita dan Garcia.
"Istri Miguel menukar identitas mereka, seharusnya Jovitalah anak adopsinya."
"Garcia juga anak adopsi?"
"Garcia anak pertama Miguel."
"Garcia sangat mirip dengan Jovita." Kataku, membuka sedikit tabir rahasia.
