25+ #NWR #DOMINATRIX #DANCER #FIKSI #ROMAN #DEWASA
"Siloam." Perintah Miguel kepada sopirnya, menyebutkan rumah sakit swasta terdekat dari jl. Pemuda, Sandrina berbaring berbantalkan pahanya, kedua tangan memegang perutnya, ia masih meringis kesakitan.
Melihat Miguel yg ringkih, Luis juga ikut, dia duduk di samping sopir. Begitu sampai di drop off IRD, ia mendahului turun, masuk, keluar lagi diiringi perawat yg mendorong brankart. Sekali lagi ia berinisiatif membopong Sandrina, memindahkan ke brankart.
Ricardo sedang ada urusan bisnis ke Surabaya, ia mampir ke Wisma Pemulihan Doulos mengunjungi Miguel. Ternyata Miguel sudah diperkenankan pulang, Ricardo mengurus pembayaran dan mengantarnya ke rumah, lalu menemui mitra bisnisnya. Tanpa Sandrina, Miguel merasa kesepian, ia menelpon kantor untuk mengecek istrinya.
"Ibu ada, pak, tapi tadi berpesan tidak mau diganggu," kata sekretarisnya, "Apakah bapak tetap mau saya sambungkan?"
"Tidak usah, makasih." Ia menelpon sopirnya, minta dijemput.
Di depan ruangannya, Luis berjalan mondar-mandir seperti setrikaan. Melihat Miguel, Luis menceritakan kekuatirannya, intuisinya mengatakan ia tak bisa mempercayai Carolus yg sedang menemui Sandrina. Mereka masuk pada saat yg tepat, Carolus akan membantu Sandrina berdiri, tapi Luis melihat Sandrina berdarah.
Di ruang tunggu, Miguel duduk mematung, perlahan ia mencerna hal yg terjadi kepadanya. Shock bertemu dengan Allegra tiga bulan sebelumnya, dan barusan ia shock lagi melihat Sandrina pendarahan. Sementara itu Luis wira-wiri lagi seperti setrikaan. Ia masih mencintai Sandrina, dan sangat menguatirkan keadaannya.
Waktu dokter memanggil keluarga Sandrina, Miguel telah mendapatkan kontrol dirinya kembali. Ia memberi tanda Luis menunggu di luar, ia masuk ke dalam ruang IRD.
Sandrina hamil dua belas minggu, beruntung bayinya bisa diselamatkan, tapi ia harus dirawat inap selama beberapa hari untuk memantau kondisinya.
Miguel menyuruh sopirnya mengantar Luis kembali ke kantor, lalu pulang mengambilkan pakaian ganti untuknya dan Sandrina, ia akan tidur di rumah sakit menemani istrinya. Miguel menyerahkan urusan kantor kepada Luis dan teamnya, ia akan fokus mengurus Sandrina seminggu ke depan.
Miguel minta kamar perawatan VIP untuk Sandrina, yg ada ranjang untuk yg menjaga pasien, sehingga ia juga bisa beristirahat. Usai jam kantor, gang Sandrina bezoek bersama beberapa manager. Diego datang agak malam dengan sangat kuatir, membuat Miguel cemburu.
Sandrina mendapatkan obat penenang sehingga ia lebih banyak tidur. Saat terjaga, Miguel akan mengajaknya mengobrol membicarakan segala hal, mulai urusan kantor, dan apa yg dirasakan Miguel selama tiga bulan terakhir.
"Aku beruntung kau menjadi istriku, Sandri," kata Miguel, "Istri-istriku yg lain tak ada yg sesabar dirimu, mereka pasti sudah meninggalkanku saat aku terpuruk."
"Aku mencintaimu, Miguel," kata Sandrina.
"Aku juga mencintaimu, Sandri," balas Miguel menggenggam tangan Sandrina, "Maaf, aku tidak siap bertemu lagi dengan Allegra sehingga aku terguncang seperti itu."
"Aku senang Miguel yg dulu sudah kembali." Sandrina meremas mesra tangan Miguel.
Perusahaan Miguel bergerak di bidang pengalengan ikan di Pandaan, mereka sudah membeli lahan di sebelahnya, dan akan membangun pabrik kedua. Sementara itu, ada investor yg mau bekerja sama membuat pabrik pengalengan khusus ikan bandeng di daerah Gresik, proyek ini sudah fix enam bulan yg lalu, dan mesin sudah dalam perjalanan.
Lahan di Mojokerto sudah siap bangun untuk pabrik pengalengan jamur, perijinan sudah beres, tapi modal Miguel sudah banyak terserap di dua proyek yg lain, ia membutuhkan investor, dalam hal ini Carolus. Sandrina menceritakan prasyarat yg diminta Carolus, dan ia juga menceritakan hubungan mereka di masa lalu.
"Batalkan perjanjian kerja dengan Carolus, ia mempersulit kita," Miguel langsung menelpon Luis, memberikan instruksi.
"Kita tidak butuh Carolus," Sandrina setuju, "Masih ada beberapa pilihan investor lain."
"Itu kita pikirkan setelah kau sehat kembali," kata Miguel, "Kau harus menjaga dirimu baik-baik, juga anak kita."
Calista – ibu Miguel – datang sehari setelah Sandrina keluar rumah sakit, ia ke Surabaya bersama Ignacio. Kantor akuntan tempat Ignacio bekerja punya beberapa klien besar di Surabaya, mereka memutuskan membuka kantor cabang, dan Ignacio dengan senang hati menerima penugasan itu.
Calista dengan lancang menawarkan Ignacio tinggal di rumah Miguel, Sandrina mengerti Miguel tidak akan suka, kebetulan kos-kosan di seberangnya ada kamar kosong, ia memberikan satu kamar untuk Ignacio, terpaksa free.
"Ada lagi?" tanya Miguel tidak senang waktu Sandrina menceritakan kamar kos free untuk Ignacio karena kos-kosan itu miliknya.
"Ada beberapa apartemen," Sandrina tersenyum, "Kupikir tidak ada masalah bagimu dengan hartaku."
"Memang tidak masalah," gerutu Miguel. Ia tidak suka Ignacio tinggal di rumahnya, tapi iapun tak rela Ignacio tinggal di kos tersebut dengan gratis.
Sandrina tahu mengapa Miguel gampang berubah moodnya, ia tidak ngidam apapun, tidak ada gejolak emosi, tampaknya sudah diwakili Miguel. Apalagi sebelum bertemu Allegra libio Miguel tinggi, sekarang ia tidak berani melampiaskan hasratnya kepada Sandrina, dokter sudah berpesan Sandrina tidak boleh berhubungan sex sampai melewati bulan keenam, mengingat sempat perdarahan.
Selain itu, Ignacio sering mampir, dan otomatis Sandrina akan menawari makan malam, yg tak pernah ditolaknya. Hal itu tidak menjadi masalah selama ada Calista, jadi Sandrina berusaha menahan mertuanya tetap di Surabaya sampai ia melahirkan.
**
Carolus tidak pernah muncul lagi, tapi memasuki bulan ke sembilan kehamilan Sandrina, Allegra yg muncul, tapi kali ini Miguel sudah siap menghadapinya.
bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
DOMINATRIX
Romancecerita tentang Sandrina seorang dancer yg mengejar cinta suaminya. 25+ WARNING!! Mature Contents!! Read at your own risk.