13

4.1K 249 5
                                    

Hari-hari telah seperti semula, yang lalu biarlah berlalu, kejadian kemarin jadikan pengalaman bukan ketakutan.

Hari ini gua sekolah seperti biasa, tidak ada yang berubah guru tetap menjadi guru murid tetap jadi murid, tidak berubah.

"Semoga ada free class aamiin." Siska berdoa sebelum memasukan sepotong roti ke dalam mulutnya.

"Dasar human, mau masuk kampus bagus, tapi setiap di sekolah doanya semoga ada free, minta baku hantam," ucap gua.

"Ya kan gak sering-sering."

"DIGIDING DIGIDING TUYUL
DIGIDING DIGIDING TUYUL
DISINI ADA TUYUL~" Tiba-tiba gua denger suara setan dari araj pintu. Ternyata itu suara Juna.

Dan ternyata dipintu ada para anak jahanam ada Galang, Jinu, sama Juna.
Mereka lagi pada nyanyi lagu yang lagi viral di sosmed.

"YA TUHANTU YA TUHANTU
BAPAKNYA MENINGGAL JADI HANTU,
YA TUHANTU YA TUHANTU BAPAKNYA MENINGGAL JADI HANTU~" Suara Galang mendominasi satu kelas, tangannya diangkat dan digoyangkan ke kanan dan ke kiri.

Jinu bagian joget aja, semua dia nariin, dari joget ondel-ondel, boneka mampang, goyang lagu tiktok.

Kringgggg

"WEY MASUK MASUK GURU GALAK DATANG." Haedar yang sedang asik menonton trio somplak langsung lari ke arah tempat duduknya.

"Pagi anak-anak."

"PAGI BUUUUUUU."

"Sekarang siapa yang." Sebelum Bu Dyas melanjutkan ucapannya, dengan kurang ajarnya Jinu malah memotong ucapannya.

"YANG TUHANTU YANG TUHANTU BAPA-" Jinu berdiri sambil menari heboh.

"HEH JINU, KAMU NGAPAIN NYANYI ITU LAGU?" Mata Bu Dyas melotot seperti kerasukan reog.

"Etd, Ibu saya masih pake kuping saya buat masa depan maen triak aja," ucap Galang yang sedang meniup kedua telinganya.

Puyeng gua ama nih kelas anaknya bar bar semua, kasian gua ama guru yang ngajar disini.

"Heh, sekarang kamu Galang malah kurang ajar," ucap Bu Dyas sambil menunjuk wajah Galang.

"Sekarang Galang sama Jinu keluar dari sini." Bu Dyas menunjuk pintu kelas.

"ALHAMDULILLAH." Sianjing kan malah bahagia

"WOI JUNA IKUT KAGAK." Nah malah ajak orang.

"WOI AYO LAH."

Dan si guru hanya memijat jidatnya yang tidak pegel.

.
.
.
.

Istirahat
(author pov)

Semua sekarang sedang ngumpul di kantin, lagi pada ngeghibah hal yang faedah dan unfaedah, 99% gak faedah 1% setengah faedah.

"Eh si Jessie berapa lama di tahan?" tanya Galang sebelum memasukkan 1 bulat bakso ke mulutnya.

"Gak tau dah, yang ngurusin begituan kan si Thoriq ama Bang Danu," jawab Ocha.

"Gila ya gara-gara suka ama cowo sampe begitu," ucap Adel sambil merinding.

"Namanya juga terobsesi," ucap Juna.

"Hmmm. Gua bingung. Jelek di bully, cakep jadi bahan obsesi, dua-dua nya sama-sama bahaya, trus gua harus jadi apa?" ucap Galang.

"Gak usah jadi apa-apa, jadi diri lu sendiri aja. Jangan pernah merasa diri lu kurang karena sesungguhnya manusia tidak ada yang sempurna. Kalo lu ngerasa terancam karena lu cakep, coba aja minta tolong orang terdekat, atau belajar bela diri. Mau bentukan lo kaya apapun, bahaya juga bakal tetep ada." Semua yang mendengar kalimat panjang Ocha langsung menatap dengan pandangan kagum.

•Dinihakin Kakel• (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang