Twenty Two-Bad idea-

4.5K 617 29
                                    

KOMENTAR DAN VOTE SANGAT DIBUTUHKAN UNTUK KELANJUTAN CERITA!

Disarankan untuk memfollow akun ini agar mengetahui pemberitahuan baru atau cerita baru. thx

—————————
S e l a m a t M e n i k m a t i

"Jennie-ah"Panggil Jungah membuat Jennie yang awalnya sedang sibuk memotong pie yang sudah ia buat bersama Omma Kai kini melihat kearah Jungah.

"Soal tadi, mianhae"Tambah Jungah merasa tidak enak.

Jennie tersenyum lalu menggeleng.
"Aniyo Jungah-Ssi. Gwenchana"

Jungah tersenyum canggung.
"Mengapa terlalu formal? Kau bisa memanggilku Unnie"Kata Jungah dengan ramah.

"Ne?"

Jungah mengangguk meyakinkan Jennia agar memanggilnya Unnie.

"Unnie"Panggil Jennie dengan pelan. Meskipun terasa sedikit aneh, namun sepertinya ia harus membiasakan diri dengan paggilan itu pada Kakak perempuan kekasihnya.

Jungah tersenyum senang mendengar Jennie yang baru saja memanggilnya Unnie.

"Duduklah, panggil adikmu"Kata Omma Kai kini melihat Jungah.

Jungah menoleh kearah ruang tengah tempat dimana Kai berada.
"Yaa! Kaii!"

Mendengar teriakkan Jungah, sontak Jennie dan Omma Kai melihat kearah wanita yang baru saja meneriaki adiknya itu.
"Omma juga bisa jika hanya berteriak"Tegur Omma Kai dengan datar.

Tambahan, sekarang Jennie tahu dari mana sifat dingin Kai.

"Omma membuatnya sangat baik"Kata Kai memberikan pujian saat ia baru saja memasukan sesendok pie kedalam mulutnya.

"Jennie yang membuatnya"Jawab Omma Kai melihat Jennie yang duduk tepat di hadapan Kai

Kai melirik Jennie sekilas.
"Oh, biasa saja"Kata Kai dengan santai.

Jennie melotokan matanya. Sedangkan Kai hanya terkekeh melihat ekspresi Jennie yang nampak kesal dengan dirinya.

Melihat itu Baik Jungah selaku noonanya dan juga Ommanya menatap heran dengan Kai. Rasanya sudah lama Kai tidak bersikap seperti ini didepan keduanya. Tentu saja sejak Seulgi menghianatinya.

"Jadi kenapa bisa kau mau sama Kai?"Tanya Jungah melihat Jennie.

Jennie nampak berfikir, dalam lubuk hatinya juga tidak tahu apa alasan dasarnya menerima Kai.
"Aku juga tidak tahu kenapa bisa mau sama dia, sepertinya aku sedang mabuk saat menerimanya"Jawab Jennie nampak serius namun tersirat candaan dalam perkataannya tentu saja dengan niat menjahili Kai.

"Berhentilah berbohong, kau mengatakan sangat mencintaiku sejak awal"Kata Kai ikut bermain dalam permainan Jennie.

"Mwoya, kaulah yang berbohong"Balas Jennie tak mau kalah.

"Sudah-sudah"Lerai Jungah yang merasa pertengkaran ini akan panjang jika di teruskan.

Sedang asik berbagi cerita satu sama lain, suasana terpaksa hening saat mendengar salah satu ponsel berdering dengan kerasnya.

"Ah, mianhaeyo. Aku harus mengangkat telfon"Pamit Jennie dengan sopan dan berjalan agak menjauh dari meja makan.

"Yeobseo"Sapa Jennie saat merasa ia sudah cukup jauh dari meja makan.

"Jennie-ah, Dimana kau?"Sapa seorang pria dari sebrang sana.

"Ah appa, aku sedang dirumah Kai"Jawab Jennie sambil memandang ke arah meja makan, yang menampakkan kekasihnya disana.

PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang