Twenty Six -The Past-

4.1K 528 25
                                    

KOMENTAR DAN VOTE SANGAT DIBUTUHKAN UNTUK KELANJUTAN CERITA!

Disarankan untuk memfollow akun ini agar mengetahui pemberitahuan baru atau cerita baru. thx

—————————

Jennie sesekali meregangkan otot-ototnya saat berjalan pintu apartmentnya yang terus-terusan berbunyi.
"Siap-"
"K-k-kauu"Mata Jennie melebar saat melihat seseorang yang tidak asing baginya berdiri tepat didepan pintu Jennie. Jennie merutuki dirinya yang langsung membuka pintu tanpa melihat siapa tamunya dari monitor.

"Halo Kim Jennie"Sapa Pria itu dengan senyuman manis. Tapi menurut Jennie senyum itu mengerikan untuk dikatakan manis.

"Apa yang kau lakukan didepan apartmentku?"Tanya Jennie dingin. Ia masih enggan membuka pintu apartmentnya dengan lebar.

Pria itu terkekeh tipis.
"Bukalah, kita harus masuk dulu"Kata pria itu sedikit mendorong pintu apartment Jennie.

"Pergilah, aku tidak menerima tamu dimalam hari"Kata Jennie lalu bersiap untuk menutup kembali pintunya.

Namun dengan satu dorongan pintu apartment Jennie terbuka lebar, bahkan tubuh Jennie terhempas beberapa langkah kebeleakang.,

"Yaa!"Tegur Jennie, saat melihat pria itu lancang masuk kedalam apartmentnya.

Pria itu tersenyum sambil melihat lihat isi apartment Jennie. Dengan cepat Jennie lari kedalam kamarnya, dan menguncinya. Persetan jika laki-laki itu akan mengambil barang-barang berharganya dalam apartmentnya.

"Buka pintu sayang"Ucap pria berpakian serba hitam itu dengan halus, sambil mengetuk pelan pintu kamar Jennie.

Tangan Jennie bergetar hebat, namun Jennie berusaha menutupinya.

"K-kaii, tolong aku"Kata Jennie begitu deringan telfon pertamanya sudah Kai angkat. Pikirannya kalah kabut yang ia pikirkan sekarang hanya Kai yang bisa menyelamatkannya dari situasi ini.

"Wae? Apa yang terjadi? Kau menangis?"Tanya Kai bertubi-tubi, tersirat kekhawatiran dalam suaranya.

"Aku diapartmentku tolong aku"Kata Jennie lagi, tubuhnya sudah bergetar mendengar pria yang menemuinya tadi sedang berusaha mendobrak pintunya.

"Katakan ada apa?"Tanya Kai juga ikut panik.

"Ku mohon"Pinta Jennie bahkan suaranya sudah benar-benar bergetar sekarang.

"Tunggu disitu"Jawab Kai tegas, lalu sambungan terhenti.

Jennie meremas ponselnya begitu panggil terhenti.

Jennie menghirup udara lama untuk menangkan dirinya menghadapi pria gila itu. Dan tepat setelah Jennie menghem,buskan nafas, pintu kamar Jennie terbuka dengan kasar.

Jennie meneguk salivanya kasar, pria dengan mata yang Jennie benci itu berjalan secara perlahan mendekatinya.

"Kau selalu terlihat cantik"Ujar pria itu tanpa ekspresi.

"Berhenti disitu"Kata Jennie menunjuk lantai tempat pria itu berpijak.

"Apa yang kau ingin katakan?"Tanya Jennie lagi begitu pria itu tidak berhenti seperti arahan Jennie.

Mendengar pertanyaan Jennie, pria dengan tinggi 176 itu berhenti.
"Ella"Jawabnya dengan singkat.

"Seulgi tidak main main dengan ancamannya"Lanjutnya lagi. "Aku mengetahui semua Traumamu. Bukankah aku bagian dari traumamu?"

Jennie ikut terdiam saat setiap kata yang dikeluarkan oleh pria itu mulai terngiang-ngiang dalam pikiran Jennie. Lamunanya mengenai masa lalunya harus terhenti saat melihat pria itu kembali maju mendekati Jennie.

PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang