Twenty One-First Meet-

4.9K 626 30
                                    

KOMENTAR DAN VOTE SANGAT DIBUTUHKAN UNTUK KELANJUTAN CERITA!

Disarankan untuk memfollow akun ini agar mengetahui pemberitahuan baru atau cerita baru. thx

———————

Stay, modern restaurant menjadi Pilihan Kai, salah satu restaurent mewah di Seoul bertempat pada lantai 81 dari gedung SIGNIEL Seoul.

"Kau akan menghabiskan banyak uang disini"Kata Jennie melihat sekelilingnya. Ia tahu bahwa Kai tidak akan kehabisan uang sekalipun ia makan 3x dalam sehari di restorant ini.

"Tidak masalah jika itu untukmu"Kata Kai tersenyum.

"Mwoya, siapa yang mengajarimu mengeluarkan perkataan seperti itu?"Tanya Jennie menutupi salah tingkahnya. Bahkan pipinya sudah mulai memanas.

Kai tersenyum.
"Aku senang melihat pipimu merah merona"Bisik Kai pada Jennie.

Kai menduduki salah satu kursi yang dapat menyajikan pemandangan indah sekitarnya meskipun hanya gedung-gedung menjulang tinggi, motor dan mobil yang terlihat kecil dari atas sini.

"Kau menyukainya?"Tanya Kai melihat Jennie yang nampak takjub dengan pemandangan yang disajikan oleh restaurant ini.

Jennie mengangguk.
"Tapi lain kali aku tidak akan mau jika kau bawa di restaurant mewah"Bukannya tidak suka, ia hanya tidak ingin menghabiskan banyak uang hanya untuk makan.

Kai mengangguk mengerti.
"Anggap saja ini katena kencan pertama kita"

Pipi jennie kembali merona.
"Baiklah"

Perbinangan Kai dan Jennie terpaksa berhenti saat pesanan yang sudah Kai pesan kini sedang di sajikan diatas meja mereka.

"Aku akan berhenti menjadi model"Kata Jennie kembali membuka percakapan sebelum menyantap makan siangnya.

Kai mengerutkan keningnya.
"Wae? Apa Jimin menganggumu? Aku bisa membereskannya"Kata Kai dengan cepat.

Jennie menggeleng.

"Lalu?"Tanya Kai saat mendapat gelengan Jennie. Jika penyebabnya bukan Jimin lalu siapa?

Jennie menghela nafas panjang.
"Aku akan meneruskan Rubygroup"Kata Jennie.

Kai tersenyum kecil.
"Kau akan mempublikasikannya?"Tanya Kai lalu menyantap sesendok makanannya.

Jennie mengangguk mantap.
"Bukankah itu sudah menjadi rahasia besar?"

Kai mengangguk menyetujui. Jennie sudah cukup hebat menyembunyikan fakta bahwa ia adalah pewaris tunggal Rubygroup, bahkan ia membesarkan namanya sendiri dnegan kerja kerasnya sebagai model.

"Apa Appamu memintanya?"Tanya Kai lagi. Ia tahu Jennie sangat menyukai profesinya sebagai model.

Jennie mengangguk.

Keheningan kembali meliputi sepasang kekasih yang kini sedang menyantap makanan masing-masing.

"Kapan kau akan mengundurkan diri?"Tanya Kai begitu makanannya habis, tidak lupa ia menyilangkan garpu dan pisaunya.

Jennie yang juga telah selesai dengan makanannya ikut menyilangkan garpu dan pisaunya.
"Ntahlah. Aku harus belajar banyak dulu mengenai perusahaan"Jawab Jennie sambil melihat Kai.

PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang