Fourtythree-troublemaker-

2.8K 387 21
                                    

KOMENTAR DAN VOTE SANGAT DIBUTUHKAN UNTUK KELANJUTAN CERITA!

Disarankan untuk memfollow akun ini agar mengetahui pemberitahuan baru atau cerita baru. thx

Anggap aja ini THR dari aku yaa❤️
Selamat Hari Raya Idul Fitri❤️
—————————
FOLLOW INSTAGRAM KAMI : @.kimyooal.wp

S e l a m a t M e n i k m a t i

Beberapa hari terakhir Jennie dan Kai harus disibukan dengan urusan perusahaan masing-masing. Jadwal keduanya bisa di bilang sangat padat, bahkan untuk saling bertukar pesanpun rasanya sangat sulit. Dan hari ini, Jennie dan Kai memutuskan untuk makan siang bersama. Ella? akhir- akhir ini Kai memang sudah mulai melonggarkan Jimin jika pria itu ingin bertemu dengan Ella.

"Apa Kai ada di dalam?"Tanya Jennie melihat Yeri yang masih terfokus pada komputernya.

Yeri terbelalak kaget saat melihat Jennie berada di depan mejanya.
"Unnieeee"Sapa Yeri dengan cepat memeluk Jennie. Rindu tentu saja ntah sudah berapa lamanya mereka tidak berjumpa.

Namun ekspresi Yeri tiba-tiba berubah.
"Sajang-nim a-ada"Jawab Yeri menjawab pertanyaan Jennie.

Jennie mengerutkan keningnya melihat perubahan raut wajah Yeri.
"Aku langsung masuk saja kalau begitu"Kata Jennie lalu berjalan memasuki ruangan Kai.

Raut wajah ramah milik Jennie seketika berubah menjadi raut wajah dingin, tangannya terlipat di hadapan dadanya. Didepan sana ia melihat seorang gadis sedang berusaha mendekati prianya, mengenakan pakaian yang ketat dan berusaha mendekat dengan Kai dengan cara menjijikan. Nampak Kai menatap Jennie dengan tatapan memohon untuk segera mengusir gadis itu pergi.

"Ku pikir kau begitu lancang untuk mendekati tunanganku nona"

Gadis itu terkejut mendengar suara lantang Jennie. Bahkan Yeri yang berada di luar dengan jelas mendengar suara Jennie.

"Jadi kau asisten baru tunanganku?"Tanya Jennie dengan nada ketusnya. Menatap tajam ke arah wanita yang baru saja menggoda kekasihnya itu dari atas sampai bawah.

"Dengan perlilakumu yang seperti itu? Kau mengatakan dirimu mempunyai pendidikan tinggi?"Tanya Jennie lagi, seingatnya syarat menjadi asisten di perusahaan besar adalah pendidikan tinggi. Dan ia rasa perusahaan milik Kai sangat besar.

Jennie menghela nafas saat melihat gadis itu menundukkan kepala seperti seorang anak yang kedapatan mengambil barang orang oleh sang ibu.
"Keluarlah, aku masih berbaik hati tidak menyuruh tunanganku untuk memecatmu"Ujar Jennie lagi menunjuk pintu ruangan Kai.

Tanpa menunggu lama gadis yang ntah diketahui siapa namanya itu keluar dari ruangan Kai.

"Tunggu"Kata Jennie berhasil menghentikan langkah gadis itu.

"Ku harap kau memperbaiki sifat dan sikapmu"Kata Jennie melirik gadis itu melalui ujung matanya. Rasanya hanya akan membuang-buang waktu jika ia harus membalikan badannya untuk berbicara dengan gadis itu.

Gadis itu dengan cepat keluar sesaat setelah Jennie menyelesaikan perkataannya.

Kai menghela nafas, melihat asistennya itu sudah keluar ruangan.
"Aku bersyukur kau datang"Kata Kai menatap Jennie.

Jennie hanya menatap Kai dengan tatapan tidak percaya. Apa itu sebuah respon yang baik?!
"Aku hampir memakimu sekarang"Sahut Jennie langsung menjatuhkan tubuhnya pada sofa hitam ruangan Kai.

"Lagipula mengapa tidak menegurnya, atau kau juga mau di goda seperti itu?"Tanya Jennie yang nampak kesal.

"Lihatlah, apa sekarang kau cemburu? Aku tidak meresponnya karena jika aku meresponnya itu akan membuat dia merasa terrespon dan ia akan terus melakukan hal itu sampai aku memberikan respon yang lebih besar"Jelas Kai dengan santai. Ah, pria ini kelewat santai.

PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang