Twenty Four-First Day2-

3.9K 559 21
                                    

KOMENTAR DAN VOTE SANGAT DIBUTUHKAN UNTUK KELANJUTAN CERITA!

Disarankan untuk memfollow akun ini agar mengetahui pemberitahuan baru atau cerita baru. thx

—————————
S e l a m a t M e n i k m a t i

"Apakah aku bisa duduk disini?"Tanya Jennie pada sosok yang sudah ia kenal dengan baik.

Rose nampak membelakkan matanya dan tersedak minumannya sendiri saat melihat Jennie.
"Uunieee, apa yang kau lakukan disini?"Tanya Rose menampakkan wajah terkejutnya.

"Aku bekerja disini asal kau tahu"Kata Jennie mengangkat id card yang ia pakai lalu duduk di kursi tepat di depan Rose.

"Mwo? Jangan bilang asisten wanita yang di perbincangkan adalah kau?"Kata Rose menatap Jennie dengan tatapan yang sulit di artikan. Sejak pagi tadi memang kantor ini sudah di hebohkan dengan seorang asisten wanita baru namun Rose tidak terlalu peduli dengan hal itu.

Jennie mengangguk.

"Heol, mengapa bisa? Kau mendapat gaji modelmu, uang jajan dari Omma dan Appa juga pasti cukup, dan kau bekerja disini lagi? Berapa banyak uang yg kau butuhkan eoh?"Tanya Rose sedikit kesal. Jennie memiliki banyak uang mengap harus bekerja lagi?

Jennie menghela nafas.
"Appa dan Kai bekerja sama dalam hal mempekerjakaanku disini"Jawab Jennie menyeruput ice americano miliknya.

Rose mengerutkan keningnya.
"Waeyo?"

"Appa ingin aku mengambil alih perusahaan, karena aku tidak memiliki dasar jadi Kai menyarankan hal ini dan disetujui oleh Appa"Cerita Jennie secara singkat.

Rose mengangguk-angguk mengerti.
"Jadi Kai Sajangnim sudah bertemu dengan Appamu?"Tanya Rose menarik kesimpulan dari cerita singkat Jennie.

Jennie mengangguk membenarkan.

"Apa kalian benar-benar sedekat itu?"Tanya Rose kadang kadang tidak percaya bahwa atasannya akan menjalin kasih pada sahabatnya.

Jennie menaikkan kedua bahunya, ia tidak tahu harus menjawab apa.

"Mengapa tidak makan dengan Kai?"Tanya Rose sebelum memasukkan sepotong daging ke dalam mulutnya.

"Memangnya kenapa?"Jennie kembali mengeluarkan pertanyaan.

"Unniekan kekasihnya"Jawab Rose sesaat setelah memasukkan beberapa sayuran kedalam mulutnya.

"Memangnya di sini ada peraturan bahwa sepasang kekasih harus makan bersama?"Tanya Jennie sedikit sewot.

Rose menggeleng.
"Tapi biasanya wanita akan makan bersama kekasihnya"Jawab Rose apa adanya.

"Kalau di luar kantor aku bisa melakukan itu. Tapi ini kantor"Jawab Jennie menunjukkan sisi profesionalnya.

Rose memutar bola matanya malas.
"Kau bisa melakukan apapun disini tanpa takut di pecat sama Kai Sajangnim"Kata Rose memelankan suaranya. Bahkan jika Jennie mungkin membuat kesalahan besar, Kai tidak mungkin memecatnya.

"Tapi aku tidak seperti itu"Kata Jennie sambil menggeleng. Selalu hidup dengan profesionalitas dan juga kemandirian membuat Jennie selalu menyikapi setiap situasi dengan baik.

"Kau diet?"Tanya Rose memandang Jennie yang sedari tadi hanya meminut segelas americano dingin.

Jennie mengangguk.
"Sebenarnya tidak bisa di bilang diet aku sedang tidak dalam mood yang baik untuk makan"

Rose hanya mengngguk mengerti, sudah ciri khs Jennie memang malas makan. Tidak diragukan lagi mengapa ia menjadi model, sangat berbanding terbalik dengan Rose.

PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang