ThirtyNine-Back-

2.9K 427 44
                                    

KOMENTAR DAN VOTE SANGAT DIBUTUHKAN UNTUK KELANJUTAN CERITA!

Disarankan untuk memfollow akun ini agar mengetahui pemberitahuan baru atau cerita baru. thx

Ada yang komen katanya aku updatenya lama.. Gue bisa update tiap hari kalau idenya adaaaa, oleh karena itu kalian bisa memberikan ide untuk cerita selanjutnya lewat komentar atau langsung message:)
Sejujurnya gue ga suka dengan komentar "next" :) just say
—————————
FOLLOW INSTAGRAM KAMI : @.kimyooal.wp

S e l a m a t M e n i k m a t i

Hari ini sudah memasuki hari kedua Jennie belum sadarkan diri. Jangan tanyakan bagaimana keadaan Kai, ia bahkan tidak pernah absen dari ruang rawat Jennie. Ia hanya pulang untuk mandi dan berganti baju lalu kembali lagi, dan mungkin beberapa kali kembali ke kantor jika tanda tangannya sangat dibutuhkan. Untuk kegiatan kantor lainnya tentu saja ia serahkan sementara pada Suho.

Kai memasuki ruang rawat Jennie yang tentu saja menyita perhatian kedua orang tua Jennie.

"Membawa bunga lagi?"Tanya Omma Jennie saat melihat Kai memegang sebucket bunga mawar berwarna merah. Ya, Kai memang selalu mengganti bunga pada vas yang terletak di meja tidak jauh dari brankar Jennie. Meskipun ia hanya pergi sebentar ia pasti akan membeli bunga untuk mengganti bunga lama, meskipun bunga lama itu baru ia beli 10 menit yang lalu. Pria itu selalu membawa bunga baru disetiap kedatangannya.

Kai hanya tersenyum dan mengangguk.

"Sudah makan?"

Kai terdiam beberapa saat bahkan ia saja lupa kapan terakhir kali ia mengisi perutnya.

"Aku sudah makan tadi di kantor" Ucap Kai dengan anggukan. Ia tidak berbohong ia sempat menghabiskan sepotong roti sebelum memimpin rapat singkat tadi.

"Omma dan Appa ada acara pertemuan sebentar"

"Ah, ne"

Pandangannya kini kembali terfokus pada gadis yang berada di depannya, masih dengan posisi terlelap dengan sangat baik. Apakah gadis ini putri tidur? Bagaimana bisa ia masih terlihat cantik bahkan dengan wajah yang pucat.

"Apa kau tidak bosan tidur terus?"
"Apa mimpimu menarik? Hm?"
"Aku merindukanmu"

Kurang lebih seperti itulah kegiatan Kai selama Jennie berbaring di rumah sakit. Berbicara sendiri layaknya orang gila. Jangan lupakan jari mungil Jennie kini menjadi mainan Kai.

"Ella menanyakanmu berulang kali, aku terpaksa berbohong bahwa kau sedang sibuk. Tapi ternyata kau malah tidur disini"Sahut Kai lagi yang tentu saja tidak mendapat respon apa-apa dari sang gadis.

Kai menghela nafas, menatap setiap inci wajah model itu.
"Bangunlah Jen, kau mempunyai banyak pekerjaan"

Lamunan Kai harus tersadar saat, tangan yang sedari tadi ia genggam bergerak pelan. Dilihatnya wajah Jennie yang mulai membuka matanya perlahan.

"J-j-jen"

Dengan cepat Kai menekan tombol darurat di samping brankar Jennie, untuk memanggil dokter dan tim medis lainnya.

Kai hanya memandang para ahli medis yang sedang memeriksa Jennie. Dengan harapan tidak ada hal buruk yang menjadi kabar hari ini.

Dokter yang menangani Jennie tersenyum sembari memandang Kai.
"Nona Jennie sudah sadar, tolong jangan banyak gerakan dulu karena jahitan operasinya belum kering."Jelas sang dokter yang tentu saja di sambut anggukan mengerti Kai.

Setelah kepergian para ahli medis usai memeriksa Jennie. Kini netra Kai menatap Jennie dengan tatapan sendu, terbesit berjuta syukur dihatinya melihat gadis itu sudah sadar.

PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang