Tahta Suhita

620 26 0
                                    


Tidak ingin mengalami hal yang sama, gusti prabhu untuk sementara waktu tidak menunjuk putra mahkota.

Sudah tiga orang putranya yang telah dia tunjuk untuk menggantikan posisinya kelak, namun ketiga tiganya telah meninggal dunia.

Walau ada usulan dari beberapa pejabat kerajaan, agar gusti prabhu mengangkat bhre Paguhan sebagai putra mahkota.

Namun untuk nama yang satu ini gusti prabhu tidak menanggapinya sama sekali.

Bhre Paguhan adalah cucu gusti prabhu yang terlahir dari selir Rajasa Kusuma, namun ada pertimbangan lain yang membuat gusti prabhu tidak mengangkatnya menjadi putra mahkota.

" tinggal bhre Paguhan cucu anda gusti prabhu "

Gusti prabhu terdiam, saat bhra Narapati menyebut nama bhre Paguhan, justru pandangannya langsung tertuju kearah stri Suhita dan Karta Wijaya.

Namun dia tidak bisa mengharapkan kepada kedua putranya tersebut, karena usia mereka masih anak anak.

Sudah menjadi rahasia umum, kenapa gusti prabhu tidak mengangkat salah satu putra bhre Daha tersebut, karena pada diri mereka mengalir darah bhre Wirabhumi.

" sengaja aku tidak menunjuk lagi seorang pewaris tahta Majapahit, jika kelak aku tiada, maka kalianlah yang berhak menentukan siapa yang akan menggantikan diriku menjadi raja Majapahit "

Ucapan itu sudah keluar dari gusti prabhu, sehingga para pejabat sudah tidak perlu lagi berpolemik siapa yang akan menjadi penerusnya kelak.

Tapi masalah tidak sampai disini, muncul intrik intrik baru dari para pejabat kerajaan, mereka sudah saling berebut pengaruh dengan mendekati ketiga orang yang mungkin kelak menjadi raja Majapahit.

Bhra Narapati adalah orang yang paling khawatir jika anak anak bhre Daha yang akan naik tahta.

Walau semua terlihat baik baik saja, namun dia sangat takut jika cucu cucu bhre Wirabhumi itu masih menyimpan dendam terhadap dirinya.

Karena orang yang mampu melindungi dirinya cuma gusti prabhu Wikrama Wardhana, dan saat beliau nanti sudah tidak berkuasa, maka bisa dipastikan tidak akan ada lagi yang melindungi dirinya lagi.

Surawardhani atau bhre Kahuripan terdiam, untuk sesaat dia belum mengeluarkan kata kata.

Sementara bhra Narapati juga melakukan hal yang sama, dia diam, tapi menunggu apa yang akan Surawardhani ucapkan.

Merasa cukup lama menunggu, dan belum ada ucapan dari adik gusti prabhu Wikrama Wardhana ini, bhra Narapati kembali mengatakan sesuatu.

" masalahnya gusti prabhu Wikrama Wardhana belum menunjuk penggantinya "

" menurut paman Narapati, siapa yang pantas menjadi raja Majapahit ? "

Pertanyaan yang kelihatannya mudah untuk dijawab, namun terasa susah untuk diucapkan.

" siapa yang pantas menjadi raja Majapahit paman Narapati ? "

Karena Narapati cukup lama terdiam, terpaksa bhre Kahuripan mengulangi pertanyaannya kembali.

" hamba tidak tahu gusti putri, yang terpenting siapapun yang nantinya menjadi raja, hamba selalu setia, dan akan mengabdi kepada mereka "

Jawaban yang cukup diplomatis, namun tidak akan membuat Surawardhani percaya begitu saja.

Ksatria Majapahit 3 Tahta SuhitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang