Lembu Panuruh

555 23 0
                                    


Dari keterangan yang dia peroleh dari Joyo tanu, ada beberapa orang istana yang ingin menjatuhkan gusti ratu sri Suhita dari tahta.

Namun itu baru sekelas usaha, bukan tindakan nyata yang terang terangan menentang atau sudah menggalang kekuatan.

Namun untuk kewibawaan gusti ratu, tentu hal ini tidak bisa lagi ditolerir, karena jika dibiarkan, bisa jadi suatu saat nanti menjadi penghalang bagi roda pemerintahan Majapahit.

Orang yang kini menjadi perburuan Panji selanjutnya adalah Lembu panuruh, walau terlihat diluar dia setia pada gusti ratu, namun dalamnya penuh ketidak senangan.

Jalan yang biasanya Lembu panuruh lewati memang sunyi dan sepi.
Cuma jalan itu yang paling cepat menuju rumahnya.

Lembu panuruh memperlambat langkah, matanya melihat seseorang yang berdiri tepat di tengah jalan.

" ada apa prajurit ? "

Tegur Lembu panuruh saat ada seseorang berpakaian prajurit yang menghadang jalannya.

" Lembu panuruh "

" bangsat..., aku pembesar Majapahit, kenapa kau tidak hormat kepadaku ? "

" untuk orang sepertimu tidak perlu dengan rasa hormat "

Merasa jiwanya terancam, Lembu panuruh langsung mencabut keris dari balik punggungnya.

" kamu ingin mati rupanya prajurit "

" hari ini aku akan menangkapmu "

Merasa geli dengan ucapan tersebut, Lembu panuruh sempat juga melempar tawa karena ingin ditangkap.

" tangkap aku kalau kau bisa prajurit ? "

Panji merasa harus berhati hati, karena keris Lembu panuruh terbuat dari besi hitam, dan dalam keremangan malam, pergerakan keris itu akan sulit terlihat.

Walau berbadan agak gemuk, bukan berarti Lembu panuruh tidak bisa bergerak dengan cepat.

Lompatannya cukup jauh, hingga mampu mencapai tempat Panji yang berjarak dua belas langkah darinya.

Tak kalah pula gerakan tangannya juga cepat, Panji terus bergerak kebelakang menghindari tiap tusukan dari Lembu panuruh.

" kalau kau bisa, tangkap aku sekarang prajurit..? "

Merasa terdesak, Panji langsung mencabut kerisnya, dan menangkis tiap tusukan keris Lembu panuruh.

" kau belum tahu siapa aku sebenarnya prajurit ? "

" aku tahu, kau adalah seorang rakryan mantri "

" siapa orang yang ada di belakangmu ? "

" itu tidak penting "

" aku akan paksa kau untuk mengatakannya "

Panji langsung bersiap, dia sangat yakin, jika Lembu panuruh akan kembali menyerang dengan menggunakan keris.

Ternyata Panji salah, tiba tiba Lembu panuruh menggerakkan kedua tangannya kebawah.

" apa yang akan dia lakukan ? "

Tangan Lembu panuruh memancarkan sinar berwarna kuning keemasan,  dengan cepat dia langsung menyerang Panji.

" mati kau prajurit..."

" ini tidak mungkin "

Panji seolah olah tidak percaya dengan kesaktian yang Lembu panuruh miliki.

Panji berusaha dengan cepat untuk bisa mengeluarkan tenaga dalam, dan menahan serangan Lembu panuruh.

" mampus kau..."

Tangan Panji langsung bergerak menahan telapak tangan Lembu panuruh, keduanya lalu terlibat saling dorong dengan tenaga dalam.

" sekarang kau merasakan ajian tapak geni "

" tapi aku tidak melihat api di tanganmu Lembu panuruh "

" tapi kau akan merasakan panasnya "

Ucapan Lembu panuruh benar, secara perlahan telapak tangan Panji mulai merasakan hawa panas yang menjalar di tubuhnya.

" ini tidak bisa aku biarkan "

Panji mencoba mengumpulkan seluruh tenaga, walau rasa panas yang dia rasakan terasa menyiksa.

" mati kau Lembu panuruh "

Dengan sekuat tenaga dia mendorong Lembu panuruh, dan tubuhnya langsung terdorong kebelakang.

" mungkin tidak hari ini "

Panji langsung berlari meniggalkan Lembu panuruh yang masih berdiri tegak.

" bangsat...., jangan lari kau pengecut "

Ksatria Majapahit 3 Tahta SuhitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang