Bhre Daha, atau Retno pangasih, akhirnya resmi menjadi istri ketiga gusti prabhu Wikrama Wardhana.Pada hari ini, untuk kali pertama bhre Daha diminta hadir mendampingi gusti prabhu Wikrama Wardhana untuk menyambut tamu dari negeri China.
Duduk agak rendah di sebelah kiri raja, dia mengamati semua orang yang hadir di pendopo istana saat ini.
Semua pejabat penting kerajaan ada disitu, termasuk sang putra mahkota bhre Tumapel, dan juga seseorang yang membuat darah bhre Daha langsung bergejolak.
Bhra Gajah Narapati, dia tidak ingin melihat wajah orang ini lama, karena amarahnya sudah terasa di ubun ubun kepala.
Ingin rasanya bhre Daha mencakar wajah bhra Narapati, namun sebagai seorang selir raja, dia bersikap seolah olah semuanya baik baik saja, padahal dalam hatinya saat ini, penuh dengan gejolak amarah.
Semua yang hadir di pendopo saling berpandangan satu sama yang lain, mereka sedang mencari siapa yang tidak hadir.
" yang mulia gusti prabhu semuanya sudah hadir "
Tidak ada suara yang keluar dari gusti prabhu Wikrama Wardhana, namun terlihat jelas jika pandangannya kosong menatap ke luar pendopo istana.
Tidak lama berselang, seorang prajurit datang memasuki pendopo istana.
" hormat hamba yang mulia gusti prabhu Wikrama Wardhana "
" apa utusan kaisar Yongli itu sudah datang ? "
" sudah yang mulia gusti prabhu, mereka ada di gerbang istana "
" persilahkan masuk "
" sendiko gusti prabhu "
Tidak lama kemudian masuk belasan orang ke pendopo istana dengan pakaian kebesaran pejabat kerajaan China, dan dia memperkenalkan diri sebagai pimpinan para armada China dengan nama laksamana Cheng ho.
Sebuah gulungan surat diserahkan kepada gusti prabhu Wikrama Wardhana.
Secara perlahan dia membuka gulungan berisi surat tersebut, dan langsung membacanya.
Keheningan langsung melanda pendopo istana, tidak ada satupun orang yang bersuara.
Gusti prabhu Wikrama Wardhana meletakkan surat tersebut di pangkuannya.
" laksamana Cheng ho dan pengiring, ijinkan kami berunding dulu membahas surat dari kaisar Yongli ini, silakan anda menikmati jamuan yang telah kami siapkan "
" baiklah gusti prabhu "
Gusti prabhu Wikrama Wardhana terdiam sesaat, dia sedang berpikir menghadapi polemik yang kini melanda Majapahit.
Setelah dia mampu menenangkan dirinya, isi surat itu dia sampaikan kepada semua yang hadir di pendopo istana saat ini.
" sebaiknya kita perang, sepuluh ribu tael emas, itu jumlah yang besar "
usul bhra Narapati.
" tapi kita tidak mungkin harus berperang lagi, karena segala persediaan kita dari makanan sampai persenjataan dan jumlah prajurit sudah banyak berkurang "
Sanggah yang lain.
" kematian seratus tujuh puluh prajurit China itu karena mereka datang di waktu yang salah dan posisi yang salah pula "
ucap Naracaka.
Setelah menerima berbagai masukan dari para pejabat kerajaan Majapahit, dan mempertimbangkan keadaan Majapahit saat ini, akhirnya gusti prabhu Wikrama Wardhana memutuskan untuk membayar ganti rugi atas meninggalnya para prajurit China tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ksatria Majapahit 3 Tahta Suhita
Historical FictionStri Suhita naik tahta Majapahit menggantikan ayahnya Wikrama Wardhana, sebagai ratu di Majapahit. Sebelumnya dia bukanlah calon pengganti raja di Majapahit, namun setelah satu persatu para putra mahkota meninggal dunia karena wabah, maka stri Suhit...