Tidak berharap lebih akan apa yang dia lakukan, cuma yang dia harapkan adalah, dengan ini lawan mungkin bisa tertahan sejenak, walau tidak bisa langsung mengalahkan mereka.Tapi hal yang diluar perkiraan Panji terjadi, hempasan tangannya ke tanah, memang tidak mengeluarkan getaran pada bumi yang seperti biasanya, namun seberkas cahaya putih langsung memancar dari dalam tanah mengelilingi tubuhnya.
Panji sendiri tidak mengerti, ajian macam apa yang dia keluarkan ini ?, dia juga merasa aneh dengan durinya sendiri.
Namun yang pasti, saat sinar cahaya putih itu mengarah keatas, dan mengenai tubuh para penyerangnya yang terus berlompatan, tubuh mereka langsung terpental.
" jurus apa lagi yang dimiliki oleh prajurit ini ? "
Ada rasa heran dengan sedikit ketakutan yang menyelimuti perasaan Lembu panuruh.
Bukannya tanpa alasan para penyerangnya berlompatan di atas tubuh Panji, hal ini mereka lakukan demi menghindari jurus tapak bumi.
Tubuh mereka berjatuhan ke tanah, pedang yang tergenggam di tangan telah terlepas.
Walau mereka langsung untuk berusaha bangkit kembali, namun tulang belulang mereka rasanya sudah remuk.
" mampus kau Lembu panuruh...."
Sebelum lawannya bangkit, Panji memiliki kesempatan untuk menyerang Lembu panuruh, orang yang sedari tadi menjadi penonton pertarungan dirinya.
" tidak semudah itu prajurit.."
Telapak tangan lembu panuruh mengeluarkan sinar warna keemasan, dan ajian ini yang dia keluarkan saat kali pertama mereka bentrok beberapa waktu lalu.
" rasakan Lembu panuruh..."
Lembu panuruh memang terlihat duduk tenang di punggung kudanya, namun dia sebenarnya sudah siap menerima serangan Panji.
Lembu panuruh begitu yakin akan kemampuan ajian yang dia miliki, karena beberapa waktu yang lalu dia hampir saja bisa membunuh Panji.
Dalam waktu singkat, kedua telapak tangan kanan mereka beradu dengan disertai bunyi suara yang keras.
Namun hal yang diluar dugaan Lembu panuruh terjadi, tubuhnya seperti ada sesuatu yang menariknya dengan keras kebelakang, dan jatuh bergulingan di tanah.
Tanpa memperdulikan keadaan yang baru saja menimpa dirinya, Lembu panuruh langsung bangkit kembali.
Belum sempat kedua kakinya bergerak, tiba tiba dia merasakan sesuatu pada tubuhnya.
Tangan kanannya terasa sangat sakit saat akan dia angkat, sementara dadanya begitu sesak, dan napasnya juga terasa berat.
Tak lama kemudian perutnya terasa mual, rasanya dia ingin muntah.
Lembu panuruh mencoba menahan untuk tidak muntah, tapi tidak sanggup, dan dari mulutnya ternyata muntah darah.
Seketika itu juga kakinya terasa lemas seolah olah tidak kuat menopang tubuhnya, dan dia kembali ambruk ke tanah.
" siapa orang yang ada di belakangmu ? "
Lembu panuruh seolah olah tidak mendengar pertanyaan Panji tersebut.
Tangannya masih membekap mulutnya yang masih mengeluarkan darah.
" siapa orang yang ada di belakangmu ? "
Ulang Panji.
" aku tidak mengerti maksudmu prajurit ? "
Jari jemari Panji yang semula terbuka lebar, seketika itu juga langsung terkepal saat mendengar jawaban Lembu panuruh.
Dengan jari terkepal Panji telah siap menghantam kepala Lembu panuruh, namun seketika itu juga dia mengingat sesuatu, dan mengurungkan niatnya.
" kamu dan beberapa pejabat Majapahit mempersiapkan makar kepada gusti ratu stri Suhita"
" itu tidak benar "
" aku tanya sekali lagi, dan katakan dengan jujur, siapa orang di belakangmu ? "
Sejenak Lembu panuruh terdiam, tak lama kemudian dia mengatakan sesuatu kepada Panji.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ksatria Majapahit 3 Tahta Suhita
Historical FictionStri Suhita naik tahta Majapahit menggantikan ayahnya Wikrama Wardhana, sebagai ratu di Majapahit. Sebelumnya dia bukanlah calon pengganti raja di Majapahit, namun setelah satu persatu para putra mahkota meninggal dunia karena wabah, maka stri Suhit...