Akhir Kisah

681 20 0
                                    


Kedua tangan dan kakinya terikat, bhra Narapati cuma bisa tertunduk, jelas terlihat guratan guratan penyesalan yang menghiasi wajahnya.

Berulangkali gusti ratu stri Suhita mengajukan pertanyaan, dan bhra Narapati menjawab semuanya dengan lancar.

Pertanyaan yang terdengar seperti mengintrogasi, namun sebenarnya tidak memiliki arti apapun.

Bhra Narapati juga menyadari, sejujur apapun jawaban yang dia berikan, hal ini tidak akan mengubah keputusan gusti ratu stri Suhita terhadap dirinya.

Karena dia sadar, siapapun yang menentang penguasa
Majapahit, maka hukumannya adalah mati.

Sorot mata gusti ratu stri Suhita terlihat jelas jika dirinya menahan rasa dendam yang begitu bergemuruh dalam kepalanya.

" hukuman apa yang pantas buat orang seperti dirimu ? "

Bhra Narapati terdiam, otaknya sudah tidak sanggup lagi untuk berpikir, baginya pertanyaan itu sama sekali tidak berarti bagi dirinya.

" jasa apa yang pernah kau berikan kepada Majapahit ?"

Bhra Narapti terdiam sesaat, dan dia berharap dengan jawaban ini gusti ratu akan bersedia meringankan sedikit hukumannya.

" menumpas pemberontakan bhre Wirabhumi "

Mendengar jawaban tersebut gusti ratu stri Suhita langsung beranjak dari kursi singgasana kebesarannya.

" dengan memenggal kepala kakekku, kau anggap itu jasa besar terhadap Majapahit ? "

Menyesal rasanya hati bhra Narapati memberi jawaban itu, hal ini sama dengan mengipas tumpukan kayu bakar yang sudah terbakar.

" itu bukan jasa bagiku, itu pembunuhan "

Ucapan dari gusti ratu stri Suhita yang kian melemahkan hati bhra Narapati, sejenak dia berpikir bagaimana caranya agar hatinya kuat menghadapi hukuman yang akan di jatuhkan kepada dirinya.

" aku akan pasrah dengan segala bentuk hukuman yang akan gusti ratu jatuhkan "

Seluruh ruangan pendopo istana terdiam, mereka menanti hukuman apa yang akan gusti ratu jatuhkan kepada bhra Narapati.

Semua cuma bisa menundukkan kepala, dan pasang pendengaran yang baik, mereka ingin mendengar keputusan tentang bhra Narapati.

" Danang wirtana "

" sendiko gusti ratu "

" hukuman untukmu adalah,  tinggalkan kota raja berserta semua keluargamu, dan mulai saat ini kau bukan rakryan keprajuritan lagi, ini sebagai hukuman atas ketidakmampuan dirimu dalam mendidik anak "

" sendiko gusti ratu, hamba siap menjalankan hukuman"

Pada awalnya, semua yang hadir sangat yakin jika gusti ratu akan mengeluarkan putusannya pada bhra Narapati, tapi apa yang baru saja didengar, ternyata hukuman bagi Danang wirtana.

Sejenak gusti ratu stri Suhita kembali terdiam, namun sorot matanya tidak pernah lepas dari sosok bhra Narapati.

Bhra Narapati cuma menundukkan pandangan, dia sudah pasrah dengan segala hukuman yang akan dia terima, namun dia berharap agar tidak menjalani hukuman mati.

" paman bhra Narapati "

" sendiko gusti ratu '

" saat memenggal kepala kakekku, apa yang ada di benakmu ? "

" situasi perang gusti ratu, hamba tidak memikirkan apapun "

" baiklah, kalau begitu pada hari ini aku juga tidak memikirkan apapun tentang kedudukanmu, tentang jasamu pada Majapahit, maka hukuman yang aku jatuhkan kepadamu adalah "

Kembali gusti ratu stri Suhita terdiam, namun dari kedua matanya terlihat dendam.

" penggal kepala "

Ujarnya dengan lantang hingga suaranya terdengar keluar pendopo istana.

                    SELESAI






Ksatria Majapahit 3 Tahta SuhitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang