Orang Kedua 2

477 19 0
                                    


Ada sesuatu yang bergerak begitu cepat kearah Panji, dia sadar, bahwa seseorang yang memiliki kemampuan tinggi akan menyerang darinya dari dalam rumah.

Sekilas Panji melihat orang tersebut sudah siap untuk melepaskan pukulan, hal ini karena dia melihat jari jemari orang itu telah terkepal erat.

" aku harus melakukan dengan cara yang sama "

Jari jemarinya mulai terkepal, seluruh aliran tenaga telah terkumpul dalam kepalan tangan.

" mati kau prajurit....."

Panji melihat kepalan tangan itu bergerak lurus ke  wajahnya.

" kita adu kekuatan "

Ucap Panji dalam hati dengan penuh keyakinan.

Saat kedua kepalan tangan mereka beradu, Panji sempat memejamkan mata, dengan kepala tertunduk.

Ada sedikit rasa takut yang menyelimuti dirinya, walau dia dikenal sebagai seorang prajurit yang pemberani, namun sifat manusiawi ini akan selalu ada pada setiap orang.

Saat matanya terbuka, dia melihat tubuh orang tersebut telah jatuh ke tanah, dan dia berusaha bangkit kembali.

" ini kesempatan, aku harus segera menyerangnya "

Pikir Panji.

Namun keinginan itu tidak jadi dia laksanakan, karena lawannya tersebut sudah bangkit kembali.

Rupanya orang itu ingin mencoba sekali lagi beradu kekuatan dengan Panji, karena dengan cepat dia langsung berlari kearahnya.

" mungkin kekuatan dia kali ini lebih besar "

Hal yang sama seperti sebelumnya kembali dia lakukan dalam menyerang Panji.

" kali ini mati kau...."

Teriaknya begitu kencang dengan dibarengi sebuah kepalan tangan yang tergenggam erat.

" aku sudah siap "

Ujar Panji lirih didalam hati.

Kembali kedua kepalan tangan mereka beradu, Panji kali ini tidak memejamkan mata, karena dia sudah merasa yakin dengan kemampuan lawannya tersebut.

Tubuhnya sempat terdorong tiga langkah kebelakang, namun nasib yang seperti sebelumnya dialami oleh musuhnya tersebut.

Tubuhnya kembali terdorong kebelakang dan jatuh bergulingan di tanah.

" ini kesempatan "

Dengan cepat Panji melompat kearah lawan yang kini sedang berusaha untuk bangkit kembali.

Belum sempat tubuhnya kembali bangkit, Panji berhasil melepaskan sebuah pukulan yang telak menghantam wajah orang tersebut.

Pukulan itu sangat keras, sehingga tubuhnya untuk kesekian kalinya kembali menyentuh tanah.

Panji ingin kembali melepaskan pukulan, tapi melihat wajah lawannya yang sudah bersimbah darah, dan sudah dirasa tidak akan sanggup lagi memberikan perlawanan, Panji langsung mengurungkan niatnya.

" katakan siapa orang dibalik semua ini ? "

Dia terdiam, dan dari raut wajah terlihat jelas, jika dirinya mencoba untuk mencerna maksud pertanyaan Panji.

" jangan katakan aku tidak mengerti maksudmu "

Lanjut Panji.

Napasnya mulai melemah, Panji sedikit khawatir dengan keadaan ini, karena dia belum mendapatkan informasi dari orang tersebut.

" ayo...katakan "

" lepaskan tanganmu dari leherku "

Panji melepaskan cengkeraman jari jarinya pada leher orang tersebut.

Dengan tenang dia duduk bersilah didepan Panji, terlihat jika dia ingin mengatakan sesuatu.

" aku tidak ingin memberontak kepada Majapahit, tapi aku tidak ingin keturunan bhre Wirabhumi menjadi ratu "











Ksatria Majapahit 3 Tahta SuhitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang