Bhra Narapati 2

510 18 0
                                    


" apa kau kira dengan lencana itu aku akan takut ?, sekali kakimu melangkah, maka keris yang aku genggam ini akan bersarang di perutmu "

" apa arti lencana ini bagimu ? "

Bukannya takut, dengan menunjukkan lencana tersebut. Panji berharap tidak terjadi pertarungan.

" aku tahu lencana tersebut, tapi aku pahlawan Majapahit "

" itu cuma anggapan dirimu, dan kau tidak ubahnya pecundang di hadapanku "

" keparat.., aku bunuh kau "

Bhra Narapati melompat menerjang Panji dengan keris terarah lurus.

" aku tidak menginginkan pertarungan ini, namun jika itu yang kamu inginkan, aku siap "

Berulangkali keris bhra Narapati melakukan tusukan kepada Panji, namun selalu gagal.

Hal ini kian membuat bhra Narapati marah, dan serangannya lebih cepat dari sebelumnya.

" bangsat..., berulangkali prajurit bodoh ini bisa menangkis seranganku "

Semua prajurit yang sebelumnya bertarung, kini malah menyaksikan pertarungan kedua orang tersebut.

" aku akan merubah seranganku  "

Bhra Narapati bergerak dengan cepat, kini dia tidak cuma menusukkan kerisnya, tapi juga melepaskan tendangan dan pukulan.

" aku tidak menyangka, gerakan Narapati begitu cepat "

Berulangkali serangan bhra Narapati memang berhasil Panji hindari, namun serangan yang begitu cepat juga sempat membuat Panji kewalahan.

" ini tidak bisa aku biarkan "

Panji berusaha mengerahkan kemampuan terbaiknya untuk menandingi kecepatan bhra Narapati.

Namun hal tersebut belum terlaksana, sebuah serangan cepat dari bhra Narapati berhasil menghantam wajah Panji.

Seketika mata Panji terasa gelap, sementara kedua kakinya tidak sanggup untuk menyangga tubuhnya.

Dia merasakan tubuhnya sudah ambruk ke tanah, dan kepalanya terasa pusing.

Merasa bahaya mengancam jiwanya, Panji mencoba untuk kembali bangkit, walau kedua matanya masih belum jelas melihat.

Sekilas Panji melihat bhra Narapati sudah melompat kearahnya dengan keris terhunus.

Tanpa berpikir lagi, yang bisa Panji lakukan cuma menghindar dari serangan tersebut.

Dengan cepat dia langsung menggulingkan tubuhnya kearah belakang, dan memang berhasil, karena keris bhra Narapati menancap ke tanah.

" ini kesempatan "

Pikir Panji seketika itu juga, saat dia melihat keris bhra Narapati menancap ke tanah.

Melihat adanya kesempatan yang baik, tubuh Panji langsung bangkit dengan melepaskan pukulan naga.

Tidak ingin terkena pukulan Panik, bhra Narapati langsung mencabut kerisnya yang tertancap ditangan, dan dia gunakan untuk menangkis pukulan Panji.

" jurus tapak bumi.."

Panji menghempaskan telapak tangan kanannya ke tanah, namun kali ini lain dari biasanya, karena gerakannya tidak memukul tanah, tapi menekan keras ke tanah.

Merasakan ada dorongan yang kuat dari dalam tanah, bhra Narapati mencoba untuk menahannya dengan sekuat tenaga.

" oh....., aku sepertinya sudah tidak sanggup lagi "

Kedua kaki bhra Narapati terasa bergetar, dia berusaha mengerahkan semua tenaga, namun tubuhnya mulai goyah.

" ini tidak mungkin "

Dia merasakan tubuhnya mulai terangkat pelan, dan tiba tiba ada dorongan yang begitu kuat, sehingga melempar tubuhnya ke belakang.

Tubuhnya terhempas cukup keras di tanah, tulang punggungnya rasanya sakit tidak tertahankan.

Tidak ingin kalah begitu saja, bhra Narapati mencoba untuk bangkit, namun dia terlambat.

Ksatria Majapahit 3 Tahta SuhitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang