Siasat Surawardhani

625 24 0
                                    


Setelah stri Suhita naik tahta, tidak lantas membuat orang orang istana yang tidak menginginkan dirinya menjadi ratu berhenti memusuhi dirinya.

Mereka secara perlahan mencoba menggalang kekuatan untuk menggulingkan sri Suhita sebagai ratu Majapahit.

Bukannya tidak tahu, sebenarnya gusti ratu sri Suhita juga mengerti, jika dirinya saat ini di kelilingi oleh orang orang yang tidak senang terhadap dirinya.

Ayah dan ibu sudah tiada, satu satunya orang yang bisa membantu mengatasi ini semua adalah sang bibi, Surawardhani.

Gusti ratu terlihat gelisah saat menceritakan semua permasalahan yang dia hadapi, sesekali ratu belia ini tubuhnya gemetar karena takut.

" gusti ratu tidak perlu takut, masih banyak orang orang yang masih setia berdiri di balakang anda, termasuk juga saya "

" apa yang harus aku lakukan bibi ? "

Surawardhani membisikkan kata kata yang cuma mereka ketahui berdua.

" serahkan saja semuanya padaku, dan gusti ratu tinggal menunggu hasilnya "

" baiklah bibi Surawardhani, saya percaya dengan anda "

Gusti ratu percayakan sepenuhnya kepada sang bibi Surawardhani, tindakan apapun yang dilakukan oleh adik Wikrama Wardhana itu, dia akan selalu berada di belakangnya.

Beberapa orang yang dia percaya mulai dia kumpulkan, dan mulai diperintahkan untuk bergerak mengawasi orang orang tertentu.

Panji mendengarkan setiap perkataan Danang wirtana, dia tidak ingin melewatkan sebuah katapun yang keluar dari bibir orang yang dia anggap seperti orang tuanya sendiri tersebut.

" kamu bisa baca Panji ? "

" bisa tuan "

Danang wirtana menyerahkan sebuah gulungan dari kulit binatang yang berisi beberapa nama pejabat istana.

Panji tidak mengerti maksud dari nama nama yang tertera pada kulit binatang ini.

" tugasmu mengawasi segala tindak tanduk mereka "

" segala yang mereka lakukan ? "

" benar "

Karena tidak ingin dicap bodoh, Panji kemudian memilih untuk diam, dan tidak menanyakan lagi apa yang harus dikerjakan.

" bersikaplah hati hati, kamu sudah dewasa dan jangan seperti dulu Panji "

" baik tuan "

Panji kemudian memilih satu nama yang ingin di awasi, walau dia sendiri tidak mengerti, untuk apa mereka diawasi ?.

Joyo Tanu, nama itu Panji pilih karena secara kedudukan dia yang paling rendah, posisinya di istana cuma sebagai pembantu para rakryan, ini ringan, itu yang ada pada pikiran Panji.

Bukan hal sulit bagi Panji untuk memasuki istana, namun yang membuat dirinya sulit adalah,Joyo tanu selalu bergerak kesana kemari, dia bukan tipe orang yang diam dalam satu ruangan.

Merasa kesal karena tidak mendapatkan suatu apapun untuk dilaporkan pada Danang wirtana, Panji langsung menemui Joyo tanu.

" Joyo tanu"

Dalam gelap Joyo tanu sulit melihat wajah orang yang berdiri agak jauh dari dirinya, dalam keremangan malam dia mencoba menamatkan wajah orang itu, namun tetap saja samar.

" siapa kamu ?"

Balas Joyo tanu.

Panji langsung mencekik dan menyeret tubuh Joyo tanu, dia mencoba berontak, namun Panji lebih kuat darinya.

Dengan tangan terkepal erat, dan mengarah pada wajah Joyo tanu, Panji langsung mencecar pertanyaan.

" apa yang kau lakukan ? "

" aku melakukan apa ? "

Jawab Joyo tanu dengan kebingungan tidak mengerti dari maksud pertanyaan tersebut.

" apa hubunganmu dengan Lembu panuruh? "

Joyo tanu merasa bingung, karena hubungan dirinya dengan Lembu panuruh sekedar rakryan dan bawahan.

" aku tidak mengerti maksudmu ? "

Sebuah pukulan langsung melayang pada wajah Joyo tanu, dan seketika itu matanya menjadi gelap, dengan kepala terasa berputar.

" jawab goblok.."




Ksatria Majapahit 3 Tahta SuhitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang