Orang Kedua

487 20 0
                                    


Apa yang Lembu panuruh katakan kian membawa Panji pada orang orang istana.

Sebagai prajurit biasa, tentu tidak mudah untuk menangkap mereka, karena kekuasaan mereka yang bisa saja tidak tersentuh oleh hukum Majapahit.

Rakryan Madaraka, itu salah satu nama yang keluar dari mulut Lembu panuruh.

Rumah rakryan Madaraka dijaga oleh belasan prajurit, dan untuk menemui salah satu pejabat istana ini bukanlah perkara mudah.

" tuan rakryan Madaraka ada ? "

Tanya Panji kepada salah satu penjaga rumah rakryan Madaraka.

Tidak ada jawaban yang terlontar dari mulut mereka, namun tatapan penuh kecurigaan yang dia tunjukkan.

Dari kepala sampai ujung kaki Panji tidak terlepas dari pandangan penjaga ini.

" siapa kamu ? "

Sejenak Panji terdiam, namun tatapan tajam dia arahkan kepada penjaga tersebut yang seolah olah sudah menunjukkan sifat tidak senangnya.

" aku ingin ketemu tuanku rakryan Madaraka ? "

" atas perintah siapa ? "

" gusti ratu stri Suhita "

Tentu saja jawaban yang tidak serta merta membuat
penjaga itu percaya.

" mana bukti lencana kerajaan ?, kalau gusti ratu stri Suhita yang memerintah, pasti kamu membawanya ? "

" apa itu perlu ? "

" menyingkirlah dari sini, sebelum tombakku yang akan mengusirmu "

Melihat ada ketegangan, sejumlah prajurit yang lain mulai berdatangan.

Keadaan memang mulai tidak memungkinkan bagi Panji, namun dia bersikap tenang, dan menunjukkan kepada mereka, bahwa dirinya tidak takut.

" ada apa ? "

Tanya salah satu prajurit kepada temannya yang tadi menghalangi jalan Panji.

" dia mengatakan di perintah gusti ratu stri Suhita, namun tidak membawa bukti lencana kerajaan "

" berarti dia cari masalah "

Ujung tombak yang semula menghadap keatas, kini mereka arahkan menghadap ke Panji.

" ijinkan aku menemui tuanku rakryan Madaraka ?"

Pinta Panji.

Mereka tidak menjawab, namun tatapan mata mereka saling berpandangan, seolah olah mereka mengisyaratkan sedang berunding.

Namun hal tidak terduga mereka lakukan, tiba tiba dua orang penjaga langsung menusukkan tombaknya kepada Panji.

" kalian gila.., aku utusan gusti ratu "

Ucap Panji dengan nada keras dan membentak.

Ucapan Panji sudah tidak ada gunanya bagi mereka, dan dengan cepat para penjaga bersenjatakan tombak itu langsung mengepung Panji.

Tanpa basa basi ujung tombak mereka langsung mengarah pada Panji, dengan gesit dia bergerak menghindari tusukan tombak tersebut.

" atas perintah siapa kau datang kesini ? "

" tidak ada gunanya aku jelaskan "

" bangsat...,mati kau..."

Tusukan tombak mereka kian datang bertubi tubi kearah Panji, dan dia berusaha dengan cepat untuk menghindari dan juga balas menyerang.

Para penjaga penjaga itu bukanlah tandingan bagi dirinya, dalam satu atau dua gerakan, beberapa penjaga mulai terjungkal.

Beberapa pukulan dan tendangan yang Panji lepaskan selalu berhasil menjatuhkan mereka.

Dalam waktu yang tidak terlalu lama, tubuh tubuh para penjaga itu sudah tergeletak di tanah.

Ksatria Majapahit 3 Tahta SuhitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang