Dari chapter ini sampai beberapa chapter kedepan bakalan bahas masa lalunya Jeno Jaemin yaa~
.
.
.
(------->> THE SASAENG! <<-------)
-CheonsAegi-
Suasana begitu ramai dipenuhi pekikan tawa murid-murid dari salah satu Sekolah Menengah Pertama yang ada di sebuah desa di negeri Gingseng, Korea Selatan. Wajah-wajah muda penuh kesenangan menghiasi sekolah ini. Tak terkecuali seorang anak berparas menawan dengan senyuman secerah mentari yang kini berkumpul dengan teman-temannya di depan koridor kelas.
"Jaemin, maaf aku lupa mengembalikan bukumu kemarin." ucap teman perempuan dari anak bernama Jaemin itu. Sambil menerima, Jaemin tersenyum tak keberatan.
"Tidak apa-apa, kemarin juga bukan mata pelajaran guru Kim."
"Uhm... kalau begitu nanti mau ke kantin bersama?"
"Tentu saja. Kau bisa bergabung dengan teman-temanku." gadis itu tersenyum lalu mengangguk.
"Baiklah. Aku ke kelas dulu. Pai-pai Jaeminiee~~"
"Pai-paii~~" balasnya dengan ceria.
Kemudian anak itu kembali berbincang dan bercanda dengan teman-teman sekelasnya. Di antara yang lain, Jaemin-lah yang paling mencolok. Bukan karena pakaiannya yang mahal, namun wajahnyalah yang begitu bersinar hingga membuat banyak orang tertarik untuk menatapnya lebih lama.
Di tempat lain namun masih di dalam gedung yang sama, anak lain terlihat sangat murung dengan lebam yang sudah memudar pada sudut bibirnya. Tak hanya itu, pelipisnya pun terluka namun tidak terlalu terlihat karena ditutupi oleh poni. Anak itu diam termenung menatap anak-anak seusianya bermain di lapangan lantai 1. Tatapannya kosong tanpa minat seakan tidak memiliki gairah hidup lagi.
Brukh!
"Akhhh!" rintih anak itu sambil memegang bahu.
"O-Oh maaf maaf, aku tidak sengaja. Kau sih! Aku jadi nabrak orang 'kan!" ucap murid lain pada temannya lalu pergi begitu saja tanpa mengindahkan wajah anak ber-nametag Lee Jeno yang nampak kesakitan. Mungkin kalian akan bilang anak ini terlalu berlebihan, toh hanya tertabrak pelan. Namun beda cerita jika bahu yang mereka tabrak habis terkena pukulan bertubi-tubi oleh sebilah kayu. Ya, dibalik seragam putihnya, Jeno menyembunyikan banyak sekali bekas luka.
Anak itu kembali ke kelasnya yang ternyata sudah sepi. Berapa lama ia berdiri di balkon koridor lantai 3? Bahkan ia tidak mendengar bel pulang sama sekali.
Dengan hati-hati ia meletakkan tasnya di bahu agar rasa nyeri itu tidak terlalu kuat. Setelah itu ia melangkah menuju rumahnya yang seperti neraka. Sesampainya di rumah, lagi-lagi Jeno mendengar pertengkaran hebat yang di lakukan kedua orangtuanya. Seakan hal biasa, Jeno hanya diam lalu pergi ke kamarnya.
Satu jam terlewat, setelah berganti baju dan mengompres memar parah di bagian bahu, Jeno keluar kamar untuk melihat situasi rumahnya. Dalam diam ia menghela nafas. Pecahan piring dan bingkai foto berceceran di lantai, tumpahan nasi pun ada disana. Akhirnya dengan telaten anak itu membersihkan kekacauan yang di buat oleh kedua orangtuanya.
"Tidak lelahkah hidup mereka selalu berteriak?" gumam Jeno tanpa sadar. Setelah bersih, ia pergi ke dapur untuk memeriksa makanan apa yang ada. Lagi-lagi tidak sesuai harapan. Kosong, persis seperti perutnya yang perih sekarang. Senyum getir muncul di bibir.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SASAENG! √Nomin
FanfictionTELAH DIBUKUKAN! (Cek chp terakhir) TERSEDIA VERSI PDF + 7 SPECIAL CHAP 💸PDF Only 10k (jangan beli bajakan ya🤍) "Don't be afraid baby. I will not hurt you.." ------------------------------ WARNING! MATURE AREA 🔞 Harsh Words, Violence, Sexual Con...