19. Forgotten Man

37.8K 5.4K 948
                                    

Hai hai!!

Masih ada yang bangun?


 (------->> THE SASAENG! <<-------)
-CheonsAegi


#Jaemin POV

Pencuri, anak miskin dan ciuman. Ya, aku sudah mengingat tentang dia. Seorang anak yang aku temui bersama ibuku ketika di pasar. Dia mencuri makanan karena kelaparan dan tak punya uang. Lalu ciuman itu... aku benar-benar tidak tau jika si pencuri kecil dan si pencium itu adalah orang yang sama.

Aku kembali ingat bagaimana anak itu terus menatapku saat aku di kantin, di kelas ataupun di halte bus. Aku tidak menyapanya karena aku merasa tidak mengenalnya. Penampilan si pencuri kecil dan si pencium begitu berbeda membuatku tidak mudah mengenalinya.

Pada awalnya aku cukup tertarik, tapi setelah dengan sembarangan dia menciumku, ada rasa kesal padanya. Saat itu aku marah karena aku sangat terkejut dan gugup. Keesokan hari dan hari-hari selanjutnya aku tidak bertemu dengannya lagi. Hingga ketika aku di nyatakan lolos audisi dan harus melakukan pelatihan aku berusaha untuk melupakan memori-memori yang mengangguku karena aku hanya ingin fokus pada pelatihan.

Aku sama sekali tidak menyangka jika pertemuan di pasar itu membuatnya terobsesi padaku. Dia berubah sangat banyak. Dia tumbuh menjadi monster yang menyeramkan hingga menghalalkan semua cara untuk bisa mendapatkanku.

Lee Jeno, kenapa harus aku? Apa yang kau sukai dariku?


----------


Setelah membersihkan diri aku keluar kamar setidaknya untuk mengambil minum. Tenggorokanku begitu kering karena udara yang dingin. Tubuhku juga masih tidak begitu sehat, punggung tanganku nyeri karena semalam infusku sudah habis dan aku mencabutnya. Saat berjalan ke dapur, dia ada disana. Tentu saja aku tidak ingin menghampirinya dan berbicara dengannya. Aku memutuskan untuk kembali ke kamar.

"Nana." tubuhku menegang.

"Kemari dan ayo makan." aku masih enggan membalikkan badan untuk menghampirinya.

"Apa terkurung di peti mati membuatmu tuli?" tegasnya lagi membuatku mau tak mau menghampirinya.

"Kau... memasak?" tanyaku pelan karena takjub melihat pria sepertinya bisa memasak.

"Hanya masakan sederhana." aku menerima sepiring omelet, irisan bacon dan kentang goreng yang di masak dengan baik. Kami pun mulai memakan sarapan dalam hening.

"Sudah ingat sesuatu?" aku menatapnya lalu meletakkan sendok di meja.

"Maaf aku sempat melupakanmu, Lee Jeno."

"Hanya itu?" sambil menaikkan salah satu alisnya.

"Lee Jeno anak yang di tolong ibuku saat di pasar, anak yang kutolong di mesin minuman, anak yang terus memperhatikanku di sekolah dan..."

"Dan?" dia menatapku penuh rasa penasaran.

"Dan.. menciumku di ruang lab." dia pun tersenyum menggodaku yang kini memerah.

"Menciummu ya?" tanyanya sambil berdiri lalu berjalan dan duduk di samping kursiku. Aku meremat tanganku untuk menyalurkan rasa gugup dan takut.

"Masihkah kau mengingat ciuman polos dari bocah tulus yang amat mencintaimu?" sambil membelai pipiku dan turun ke bibir.

THE SASAENG! √NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang