21. Birthday Present

39.9K 5.2K 1.8K
                                    

Sesuai janji yaa tanggal 12 aku UP ^^ Aku UP lagi minggu depan, soalnya masih UAS :( *dosenku emang nyusahin -_-

WARNING! NI NU NI NU NI NU~~~!!

PLAY MUSIK PAS DI SURUHH!!


(------->> THE SASAENG! <<-------)
-CheonsAegi


#Normal POV

Sesampainya di rumah, Jeno meletakkan kantung belanjaannya begitu saja di meja lalu...

"Jaemin." panggilnya pelan kemudian mengukung dan mencium Jaemin dengan kasar. Pria manis yang sedang menyiapkan makan malam itu sangat terkejut dan berusaha untuk mendorong Jeno. Di cium sedemikian rupa mengingatkannya saat di cumbui pria asing ketika di kapal. Hal itu membuat traumanya muncul.

"Jaemin... kau menangis?"

"hiks...jangan paksa aku hikss... jangan paksa aku.." lirihnya berulang-ulang. Jeno baru sadar dia melampiaskan emosi dan kegundahan hatinya pada Jaemin. Ia pun memeluknya erat.

"Maafkan aku Jaemin."

Di rasa sudah tenang, keduanya duduk di meja makan dalam diam, hingga Jaemin membuka percakapan lebih dulu.

"Ada apa? Kau ada masalah?" tanyanya mencoba bersahabat dengan situasi.

"Tidak ada." balas Jeno datar tanpa menatapnya.

"Aku mungkin bodoh dan tidak bisa memberikanmu saran, tapi aku bisa menjadi pendengarmu jika kau ingin." ucap Jaemin masih dengan nada yang lembut. Itu membuat Jeno menatapnya begitu dalam.

"Aku ingin menciummu." seketika Jaemin terdiam lalu memalingkan wajah.

"Aku tau kau pasti tidak mau. Well.. apa kau yang memasak ini?"

"Ung, ya aku yang memasak."

"Untukku?"

"Iya."

"Kenapa?"

"Hanya ingin saja." jawab Jaemin yang mendapat anggukan dari Jeno. Mereka pun makan dengan tenang dan Jeno mengakui masakan Jaemin sangatlah lezat. Walau tidak lebih lezat dari masakan Nenek Song.

"Masakanmu luar biasa."

"Um.. terima kasih."

"Sudah sangat lama aku tidak makan makanan rumah seperti ini. Terakhir ketika Nenekku masih hidup."

"Oh Nenekmu." sambil mengangguk.

"Ya, Nenekku. Dia malaikatku. Dia seperti utusan Tuhan yang di kirim untuk memberikan kasih sayang padaku. Walau tidak ada ikatan darah, namun cintanya melebihi orangtua kandungku sendiri."

"Aku lega mendengarnya." balas Jaemin dengan senyum.

Jeno tersadar, lalu berdiri menuju meja lain untuk mengambil barang-barangnya. Jaemin terlihat bingung.

"Sh*t! Berantakan." gumam Jeno seperti untuk dirinya sendiri saat melihat krim coklat kuenya menempel di kardus dan sudah tidak enak dipandang.

"Tidak apa-apa." lalu mencolek krim itu dan memakannya. "Rasanya masih enak."

Melihat Jaemin yang tersenyum begitu lebar sungguh membuat Jeno senang bukan main. Ia menyalakan lilin di atas kue dan meminta Jaemin membuat permohonan.

THE SASAENG! √NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang