6. The Boy Changes

41.8K 7.7K 1.2K
                                    

GOKILLLLL!!! 400 VOTE CUMA 1 HARI? REKOR BANGET BUAT AKU!!

Untung aku masih sediain 1 chapter buat langsung UP. Chapter 7-nya ditunggu yaa. aku ngerjain tugas kuliah dulu. Janji ga bakalan lama kokk :D

THANKYOU SEMUUAAA~ \^.^/

.

.

.


 (------->> THE SASAENG! <<-------)
-CheonsAegi-


Sudah hampir satu minggu Jeno terus datang ke rumah Jaemin. Memberikan berbagai makanan atau barang yang masih bisa ia beli dengan uangnya. Semenjak mendapatkan pekerjaan, hidup Jeno jadi sedikit lebih baik. Setidaknya dia bisa makan 3x sehari dan mendapatkan kasih sayang penuh dari Nenek Song.

Namun walau begitu Jeno tidak merasa bahagia yang berarti. Hatinya terasa kosong karena tidak bisa bertemu dengan Jaemin. Jeno merindukan senyum cantik yang selalu melengkung setiap berbicara dengan orang. Dia rindu suara tawa bocah cantik yang selama ini sudah begitu banyak mengubah hidupnya. Kini Jeno hanya bisa berharap agar usianya cepat bertambah dan tubuhnya semakin besar supaya bisa menyusul Jaemin di Seoul.

Cahaya matahari sore yang hangat menyinari bocah tampan yang terus melangkah, memasuki daerah perumahan sederhana tempat dimana keluarga Jaemin tinggal. Tangannya menenteng plastik buah-buahan yang akan ia berikan ke Nyonya Na.

Selama Jaemin tidak ada, Jeno hanya bisa datang ke rumah itu dan menatap dari jauh wajah bibi cantik yang pernah menolongnya dulu. Dia sudah menganggap wanita itu dan suaminya adalah orang tua kedua. Tidak masalah mereka melupakan Jeno, asalkan Jeno diizinkan untuk terus memperhatikan mereka itu sudah lebih dari cukup. Anak itu hanya ingin membalas budi kebaikan Nyonya Na dan anak cantiknya yang kini entah sedang apa.

Lagi-lagi anak itu bersembunyi sesaat setelah bel rumah di bunyikan tiga kali. Sang tuan rumah pun keluar dan kepalanya menggeleng tanda ia tidak habis pikir jika masih ada yang mengirimkan mereka makanan.

Nyonya Na membuka surat yang ada di dalam plastik buah itu dan bibir wanita itu sedikit tersenyum setelah membacanya, Jeno pun ikut tersenyum.

'Na Jaemin, tadi di pasar aku melihat banyak buah-buahan segar. Aku pikir sekarang sudah waktunya musim panen hehe... Akhirnya aku belikan beberapa Apel dan Jeruk untuk ibu dan ayahmu. Aku tau kau pasti mencemaskan mereka di Seoul, jadi sekarang jangan khawatir lagi ya? Ada aku disini yang terus menjaga mereka. Nyonya dan Tuan Na, tolong makan buahnya ya, sehat selalu! Aku sayang kalian!'
-^^-

"Aigoo~~ Manis sekali." gumam Nyonya Na yang masih bisa Jeno dengar lalu beliau kembali ke dalam rumah. Setelah wanita itu menghilang, Jeno keluar dari persembunyiannya dan mulai melangkah pergi.

Namun... /Pluk/

"Hei." tegur seseorang yang tangannya kini berada di bahu Jeno. Anak itu pun menoleh takut-takut. Setelah tau siapa pria itu, matanya membola. Itu ayah Jaemin.

"Apa kau yang terus mengirim kami makanan?" ucap pria itu yang tak lain adalah Tuan Na. Dilihat dari pakaiannya pria ini baru saja pulang bekerja.

"Bu-Bukan... bukan Paman! Saya hanya orang lewat." jawab Jeno gugup. Pria dewasa itu nampak tak percaya.

THE SASAENG! √NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang