24. Deal or Not

34.3K 4.3K 829
                                    

(------->> THE SASAENG! <<-------)
-CheonsAegi-


#Normal POV

Sambil memakan camilan, Jaemin menatap Jeno yang sedang merapihkan pakaiannya. Nampak sekali pria itu akan keluar rumah siang ini. Ingin ia bertanya, namun suaranya hanya sampai pada tenggorokan. Jaemin masih berusaha memahami sifat Jeno yang sangat mudah berubah, terutama pada emosinya. Merasa di perhatikan, Jeno pun menoleh.

"Ada apa?" tanyanya yang hanya dijawab gelengan oleh Jaemin. Setelah memakai Coat, Jeno pun menghampiri sang pujaan hati yang berada di sofa. Ia hanya memakai kemeja hitam milik Jeno dan underware, tubuhnya masih tak nyaman jika memakai pakaian yang terlalu pas.

"Aku ada urusan sebentar. Kau senang bukan jika sendirian di rumah?"

"Tidak juga. Aku lebih senang pergi ke luar sendiri." jawab Jaemin lalu kembali menatap layar TV.

"Non chérie. Itu tidak di izinkan." sambil membelai pipi Jaemin. Lalu ia pun berdiri untuk pergi.

"Ada yang ingin kau titipkan?"

"Tolong jangan berbuat hal gila." mendengar jawaban Jaemin, bibirnya terangkat membuat seringaian. Ia angkat dagu si manis lalu berbisik.

"Itu sulit untukku." dan mencium bibir Jaemin sebelum melangkah pergi meninggalkan pemuda manis itu.


----------


Suara bel apartemennya berbunyi ketika wanita itu sedang membereskan kamar anaknya. Dengan segera ia membuka intercom untuk melihat siapa yang datang.

"Ya? Siapa?"

"Kau lupa denganku? Baru kita bertemu kemarin." seketika raut wajahnya berubah memucat saat tau Jeno-lah orang itu.

"M-Mau apa kau datang?"

"Aku ingin bertemu 'anakku'." ucap Jeno sambil menekankan kata tersebut dan tersenyum.

"Dia sedang sekolah. Tidak ada di sini."

"Oh baiklah, kalau begitu aku ingin bertemu ibunya." wanita itu terdiam beberapa saat sebelum menolak permintaan Jeno.

"Tidak! Aku sibuk."

"Oh ayolah Yeji. Apa kau tidak rindu denganku? Bukankah dulu kau begitu mencintaiku? Hm?"

Dalam hati wanita itu merutuki dirinya yang masih begitu mencintai Jeno walaupun pria itu menyiksa batinnya sedemikian rupa. Mendengar Jeno berbicara selembut itu tiba-tiba pertahanan dirinya runtuh hingga ia membukakan pintu untuk pemuda Lee.

"Boleh aku masuk?" tanya Jeno masih dengan senyum di bibirnya. Yeji terlihat was-was walaupun kepalanya mengangguk.

"Um.. i-ingin minum apa?"

"Apapun yang kau punya." jawab Jeno sambil menyandarkan tubuhnya di sofa. Namun hal itu tak berlangsung lama karena ia begitu penasaran dengan foto-foto yang terpajang di sana.

"Berapa usianya?" tanya Jeno membuka percakapan ringan, padahal ia sudah tau usia anak itu di pertemuan pertamanya saat di China.

"7 tahun."

"Kenapa kau menjaganya? Bukankah itu menyusahkanmu?" mendengar hal itu Yeji tersenyum tulus. Hati seorang ibu memang tak bisa di racuni.

"Karena aku menyayanginya."

THE SASAENG! √NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang