10. Bad Things Begin

37.6K 6.7K 3K
                                    

Kemarin di kasih kolom makian ke Jeno pada ga mau. memang bucin kaleyann semwah xD aowkaowkaowkaowk

Double up mau?

Janji vote nih yee?


   (------->> THE SASAENG! <<-------)
-CheonsAegi-


Sudah 3 hari setelah pemakaman Nenek Song, namun Jeno masih enggan keluar rumah. Ia terus berdiam diri di dalam kamar menyesali apa yang sudah ia perbuat. Diam dan terus memaki dirinya sebagai pembunuh.

'Penyakitnya kambuh saat ia tidak menemukan kotak itu.'

'Nenek tidak akan mati jika aku tidak mencurinya.'

'Aku yang sudah membunuh Nenek!'

'Aku pembunuh! Aku bajingan!'

'Aku terlahir dari rahim seorang iblis!'

'Aku tidak berbeda dari seorang iblis!'

'Aku menyakiti malaikat terbaikku.'

'Tuhan akan mengutukku!'

'Aku pembunuh!'

'Lee Jeno pembunuh!'

Semua kalimat-kalimat itu yang terus berputar di kepalanya. Dia tidak menangis, dia hanya diam dengan tatapan kosong. Bibi Park datang hanya untuk membawakannya makanan. Terkadang habis namun terkadang tidak di sentuh sedikit pun. Pipinya yang dulu berisi kini tirus, matanya cekung dengan pola hitam di bawah mata. Terlihat sangat depresi.

Paman Park sering berbicara padanya, namun tidak ada tanggapan yang Jeno berikan. Dia hanya diam dan enggan menatap lawan bicaranya. Hingga seseorang datang. Laki-laki muda yang asing bagi Jeno namun terlihat jika usia mereka tidak jauh berbeda.

"Jeno, ada temanmu yang ingin bicara." ucap Paman Park dan lagi-lagi tidak mendapat jawaban apapun dari empunya nama.

Anak muda itu meminta Paman Park untuk meninggalkan mereka. Remaja dengan kacamata yang bertengger di hidungnya mulai berjalan mendekati Jeno. Ia ikut duduk di samping Jeno seakan mereka teman dekat.

"Karpet beludru yang cukup nyaman." ucap anak muda itu seperti tidak memiliki masalah apapun. Keduanya kini terduduk di atas karpet beludru di kamar Jeno.

"Kupikir kau mencintai Jaemin begitu besar, tapi ternyata tidak. Cih! Untuk apa kau masuk grupku?" ucapnya sinis yang membuat Jeno melebarkan matanya. Jangan bilang...

"Ya, aku tau kita tak pernah bertemu, tapi kita pernah berbicara dengan ini." sambil menggoyangkan ponselnya.

"Kau..." ucap Jeno dengan suara serak.

"Yap, ini aku Huang Renjun. Senang bertemu denganmu dalam kondisi yang bagus ini." ucapnya dengan senyum manis. Jeno masih terdiam dengan ekspresi yang tak bisa di gambarkan.

"Darimana kau tau rumahku?" tanya Jeno lagi.

"Darimana?" tanya Renjun sambil menaikkan sebelah alisnya. "Kau lupa jika kau sudah menulis semua hal privasimu di form yang aku berikan sebelumnya? Lee Jeno, kau tidak akan bisa lari dariku setelah kau masuk grup itu."

"Sekarang apa maumu?" Jeno merasa cukup terancam dengan keberadaan orang ini di rumah Nenek Song.

"Aku hanya ingin memastikan kau ingin lanjut atau berhenti." Jeno terdiam menimbang keputusan.

THE SASAENG! √NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang