Aku cuma mau ngingetin lagi mumpung masih di awal-awal cerita, semua hal buruk yang dilakukan sasaeng di ffku ini ga 100% benar. Yang tentang penjualan organ itu cuma penambah rasa aja, aslinya aku juga ga tau. Mungkin ga sampe se-ekstrim itu. Takutnya kalian salah paham dan pas di tanya tau dari mana, trus nunjuk ffku nanti aku yang bermasalah x'D
FF tema sasaeng ini ga sembarangan aku buat, karena aku mau sedikit mengingatkan kalau jadi fans yang terlalu fanatik itu ga bagus, semua hal harus ada batasannya. Semua hal berlebihan pasti punya kosekuensi yang setimpal. Semua orang jahat pasti punya alasan kenapa dia jahat. Dan pada intinya semua manusia itu baik, cuma gimana otak dan hati ngontrol diri mereka. Yang terakhir, pastinya aku buat cerita ini didedikasikan untuk semua nomin shipper Indonesia hehee~
.
.
.
(------->> THE SASAENG! <<-------)
-CheonsAegi-
Sore hari Jeno pulang ke rumah dengan perut yang kenyang. Baru kali ini ia merasakan kenyang setelah sekian lama hanya makan sesuatu yang tidak layak di rumahnya.
Baru saja ia melangkah masuk, sang ayah mendatanginya lalu menatap anak itu secara keseluruhan. Mata pria tua itu memicing ketika mendapati sebutir nasi menempel pada kerah baju yang Jeno pakai. Diambilnya sebutir nasi itu lalu menatap si anak dengan tatapan tajam.
"Kau dapat makanan darimana? Hm?" tanya si pria tua yang seperti menyudutkan. Jeno menundukkan kepala sambil meremas bajunya.
"I-Ituu... ta-tadii.. --arkhh!!" pekik Jeno saat sang ayah dengan keras memukul pipinya hingga terjatuh.
"Berani-beraninya kau makan saat aku kelaparan!! Anak sialan!" marahnya sambil melepas ikat pinggang.
/Slapss!/
/Slapss!/
Berkali-kali pria itu mengayunkan ikat pinggangnya pada si anak hingga membuat anak itu hanya bisa berteriak kesakitan dan meminta pengampunan. Tangis sudah tak terbendung lagi.
"Akhh! Ampun ayah a-ampun hikss.. Akhh! Arkhh!!"
Bunyi bahan kulit ikat pinggang berbenturan dengan kulit Jeno terdengar menyakitkan. Bahkan sekarang goresan-goresan bekas cambukan itu sangat kentara di kulit putihnya.
"Anak tidak tau diri!! Mati saja kau! Mati sajaa!!"
Mendengar itu, Jeno nampak marah dan tak suka. Ia merasa akan meledak sekarang. Di rebutnya ikat pinggang itu lalu membuangnya sembarangan. Matanya menatap sang ayah dengan begitu tajam dan penuh kebencian.
"Siapa yang kau bilang tidak tau diri?"
"Hei!! Kau berani melawanku, bocah!?"
"SIAPA YANG KAU BILANG TIDAK TAU DIRI!!?" teriak Jeno lalu melempari pria itu dengan benda-benda yang ada di sekitarnya. Karena melihat kekuatan sang anak yang tidak main-main ditambah tatapan yang begitu berbeda, pria tua itu pergi meninggalkan rumah. Kini sisalah Jeno yang hanya bisa menangis sambil menyesali nasibnya. Rasa marah begitu mendominasi daripada rasa sedihnya.
----------
Karena bekas luka yang parah, Jeno tidak bisa sekolah hingga 2 hari. Dia malu jika teman-teman serta gurunya bertanya. Harus ia jawab apa nanti? Kebetulan di tambah dengan libur Sabtu Minggu jadi ada waktu 4 hari Jeno memulihkan bekas luka di tubuhnya. Ayahnya tidak pulang, begitu juga ibunya. Dia hanya sendirian di rumah sehingga harus mengurus lukanya seorang diri. Bahkan untuk makan, Jeno hanya mengandalkan belas kasihan tetangganya. Beruntung ada beberapa tetangga yang baik. Jika tidak, mungkin dia sudah mati sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SASAENG! √Nomin
Fiksi PenggemarTELAH DIBUKUKAN! (Cek chp terakhir) TERSEDIA VERSI PDF + 7 SPECIAL CHAP 💸PDF Only 10k (jangan beli bajakan ya🤍) "Don't be afraid baby. I will not hurt you.." ------------------------------ WARNING! MATURE AREA 🔞 Harsh Words, Violence, Sexual Con...